Rabu, 29 April 2015

Serba Serbi MPASI : Panduan MPASI

Aaak...

“MPASInya dikasih sayur dulu, biar anak gak picky eater” ujar seorang teman.

“Dikenalkan buah saja dulu, biar gak sembelit” teman yang lain lagi.

“Coba metode BLW (Baby Lead Weaning) biar anak terbiasa makan sendiri” komentar yang lain.

“Langsung saja diperkenalkan dengan daging, biar kebutuhan gizinya terpenuhi” saran teman di group.

“Jangan dikasih bayam sebelum 8 bulan” larang teman di sosmed.

“Tidak dikasih gula garam memang doyan?” tanya seorang teman

Dulu, menjelang MPASInya Fatih, kalimat di atas bersliweran di fesbuk. Ya, demi mempersiapkan MPASI, saya ‘bergentayangan’ di dumay dua bulan sebelum waktu MPASI. Masuk berbagai group yang membahas MPASI dan sempat juga chit chat sama teman soal MPASI.

Asli, semua informasi itu membuat saya bingung. Ini yang benar mana ya? Kok banyak banget versi nya. Banyak itu, artinya ada 3 versi panduan MPASI hasil keluar masuk di group yang saya rangkum hihihi..

WHO

Panduan WHO  memberikan MPASI tepat di usia bayi 6 bulan atau 180 hari, tidak kurang tidak lebih. Katanya biar tidak ada perdebatan lagi, itu yang saya baca dari group.

WHO juga membolehkan semua jenis makanan diberikan kepada bayi berusia 6 bulan sesuai dengan apa yang dimakan oleh keluarga. Catatan tanpa pemberian gula garam dibawah usia 1 tahun. Kenapa tidak boleh gula garam? Karena akan memperberat kerja ginjal. Percayalah, bayi belum mampu membedakan makanan enak dan tidak enak. Saya yang amatir saja bisa memberikan makanan tanpa gula garam.

Porsi makanan juga diperhatikan. Usia 6 bulan berikan porsi 1-2x. Usia 6 -9 bulan 2-3x dengan 1x camilan. Usia 9-12 bulan 3x dengan 2x camilan dan usia 12 bulan ke atas 3-4x dengan 2x camilan.

Tekstur makanan bertahap. Usia 6 bulan diberikan bubur saring, kental dan tidak mudah jatuh. Usia 9 bulan, tekstur cincang halus dan mudah dijumput dan usia 12 bulan sudah bisa makanan keluarga.

Food Combining (FC)

FC mengenalkan makanan kepada bayi sesuai dengan kesiapan organ pencernaan.

·         Usia 6-7 bulan diperkenalkan dulu dengan buah.

Buah dikenal memiliki sumber karbohidrat yang mudah dicerna. Pemberian buah dianjurkan ketika lambung dalam keadaan kosong, yaitu ketika bangun tidur, minimal 30 menit sebelum makan atau diantara waktu makan utama.

·         Usia 7-8 bulan perkenalan sumber karbohidrat dan sayuran.

Setelah buah, bayi kemudian diperkenalkan dengan umbi-umbian dan padi-padian sebagai karbohidrat kompleks. Bayi juga diperkenalkan dengan sayuran yang mengandung serat.

·         Usia 8 bulan ke atas perkenalan sumber protein

Organ pencernaan bayi sudah bisa dilatih mencerna makanan yang proses pencernaannya rumit. Bayi mulai bisa diperkenalkan sumber protein dimulai dari jenis kacang-kacangan misal tempe hingga ke ikan dan daging.

Baby Led Weaning 

Inti dari BLW adalah memberi kesempatan pada anak untuk makan sendiri sejak usia 6 bulan. Jadi tidak ada bubur atau pure. Makanan biasanya disajikan dengan ukuran yang pas dengan genggaman anak. Biasanya makanan disajikan segar atau dikukus.

Aturan di BLW, orang tua atau pengasuh hanya mengamati dan mengawasi, tidak mencoba untuk menyuapi makanan. Bayi atau anaklah yang memegang kekuasaan atas makanannya.

3 panduan itulah yang referensi saya buat MPASInya Fatih. Saya tidak condong ke salah satu panduan sih. Utamanya saya memegang panduan WHO untuk memberikan MPASI tepat usia 6 bulan sambil tetap disusui hingga 2 tahun atau lebih.

Nah, sebentar lagi Fattah akan mulai MPASI pada tanggal 6 Mei 2015. Belajar dari pengalaman MPASInya Fatih. MPASI perdana tetap akan saya perkenalkan buah selama seminggu. Setelah itu akan ditambah dengan karbohidrat, sayuran dan protein secepatnya.

Alasan saya mempercepat perkenalan bahan makanan lain karena Fatih pernah mengalami Anemia Defisiensi Besi (ADB). Saya memang tidak menghitung dengan cermat asupan gizi buat Fatih. Selain itu, bayi ASI memang rentan mengalami ADB ketika usianya memasuki 6 bulan. Makanya ada rekomendasi, usia 4 bulan bayi diberikan zat besi tanpa proses screening.

Untuk BLWnya, saya belum bisa memberikan kesempatan sepenuhnya kepada anak untuk makan sendiri. Saya kuatir dengan asupan gizinya. Beberapa kali saya membiarkan Fatih makan sendiri, namun sering juga saya suapi. Selain itu, siang hari saya menyerahkan kegiatan makan pada eyangnya. Merepotkan kalau meminta eyang menerima panduan BLW.


Mungkin ada teman-teman yang memakai panduan MPASI yang lain? Boleh donk share :D

Sabtu, 18 April 2015

Jalma Sehat : Kepedulian Terhadap Penderita Gangguan Jiwa dan Cacat Mental

Jalma Sehat

“Jarak antara sehat dan gila itu tipis” ujar pak Heru saat saya dan teman-teman mengunjungi Jalma Sehat.

Apa itu Jalma Sehat? Jalma Sehat adalah sebuah yayasan pusat rehabilitasi gangguan jiwa dan cacat mental yang didirikan oleh pak Heru.

Letaknya berada di pinggiran kota Kudus, tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Sekitar 10-15 menit dari rumah.

Pak Heru adalah seorang petugas satpol PP yang terketuk hatinya melihat nasib penderita gangguan jiwa dan cacat mental. Ia kenyang melihat dan ikut ambil bagian, mengangkut penderita yang biasa di sebut orang gila. Setelah diangkut, ternyata mereka tak semua bisa ditampung di pusat rehabilitasi. Kebanyakan malah ‘dibuang’ dipinggiran kota sebelah.

Melihat kenyataan tersebut, ia miris dan merasa kasihan. Mereka seakan tidak dianggap dan diperlakukan sebagai manusia.

Pak Heru kemudian menampung penderita gangguan jiwa di sebuah tempat yang berlokasi di selepan (penggilingan) padi miliknya. Tempat itu dinamakan Jalma Sehat. Jalma menurut bahasa Jawa artinya manusia. Tujuan pak Heru menampung mereka memang untuk membuat mereka sehat.

Mereka ditampung di satu ruangan yang cukup besar. Ruangan masih sederhana, berlantaikan semen. Dinding ruangan tidak sepenuhnya tertutup hingga keatap.  Bagian yang sedikit terbuka diberi pagar besi, agar mereka tak melarikan diri.

Ruangan tersebut juga memiliki kamar mandi sederhana tempat penderita buang hajat dan mandi. Ada beberapa terali besi untuk mengurung penderita yang mengamuk. Mulai dari tidur, makan, mandi dan semua aktifitas dilakukan di ruangan tersebut. Mereka boleh beraktifitas keluar, jika sudah mampu berkomunikasi dan beraktifitas seperti orang normal.

Meskipun masih sederhana, mereka mendapatkan pengobatan dari psikiater. Pak Heru memanggil dokter dari RSJ Semarang untuk meresepkan obat buat mereka. Beliau sadar betul, penderita gangguan jiwa memang membutuhkan dan bergantung pada obat.

Semua biaya tersebut ditanggung oleh pak Heru. Biaya tersebut, diambilkan dari usaha penggilingan padi, usaha laundry dan usaha lainnya. Setelah penderita mampu diajak berkomunikasi dan sudah mulai beraktifitas seperti orang pada umumnya, mereka dikembalikan ke keluarga.

Hingga saat ini Pak Heru belum berani mempromosikan Jalma Sehat. Ia merasa belum cukup mampu jika harus menanggung jumlah penderita yang lebih banyak. Hanya penderita laki-laki yang ia rawat karena keterbatasan tempat dan dana.

Harapannya Jalma Sehat berkembang lebih besar dengan fasilitas yang memadai, bahkan bisa menampung penderita perempuan. Ia juga berharap dan bersedia menerima donator dalam bentuk apapun untuk mencukupi kebutuhan penderita.

“Jarak antara sehat dan gila itu tipis Mbak. Beberapa diantara mereka awalnya hidup dengan normal, namun begitu mendapat masalah, tiba-tiba mereka gila. Jadi kita tak perlu takut dan menghindar dari mereka. Mari kita lebih peduli dengan kondisi mereka” pesan pak Heru diakhir kunjungan.

Ah, ucapannya terasa menyindir saya. Kepedulian saya hanya merasa prihatin dengan kondisi mereka. Belum ada tindakan nyata untuk mereka. Mudah-mudahan kepedulian saya bisa disalurkan lewat Jalma Sehat. 

Senin, 13 April 2015

Perempuan Harus Berani Lebih Pintar

“Setelah lulus, rencanamu apa Riz?” tanya dosen pembimbing skripsi usai menandatangani revisi skripsi.

“Kalau Bapak saya, inginnya saya melanjutkan kuliah. Saya sendiri sih ingin kerja dulu Pak” jawab saya sambil menata lembaran tanda tangan.

“O.  Bu X sampai sekarang belum menikah juga. Saya sih membantu menjodohkan dia dengan mengenalkan ke teman-teman laki-laki. Agak sulit juga. Selain faktor umur yang terbilang tidak muda, gelar S2 membuat beberapa teman ciut. Saran saya sih, sebaiknya sebelum lanjut S2 kamu menikah dulu” nasihat dosen tempat saya berkonsultasi segala hal.

Waktu itu, saya hanya mengangguk saja mendengar nasihatnya. Saya berkesimpulan bahwa perempuan pintar dengan tingkat pendidikan tinggi malah sulit menemukan jodoh.

Dua bulan kemudian, saya satu bis dengan saudara laki-laki. Kami sempat berbincang mengenai melanjutkan kuliah.

“Kalau aku sih, seandainya pasanganku juga ingin melanjutkan S2, dia yang aku dahulukan untuk melanjutkan kuliah” ujarnya.

“Tidak masalah buatmu kalau pendidikan isteri lebih tinggi?”tanya saya ingat ucapan dosen beberapa waktu yang lalu.

“Tidak, justru aku senang punya isteri yang pendidikannya tinggi. Artinya anak-anakku dididik oleh ibu yang pintar. Kalau ibunya pintar, mudah-mudahan anaknya jadi pintar juga” alasannya.

Alasan yang masuk di akal. Urusan mendidik anak, biasanya lebih banyak dipegang oleh ibu. Umumnya ibulah yang lebih dekat dengan anak-anak. Mengandung, melahirkan dan menyusui yang merupakan kodrat ibu, tidak bisa digantikan oleh orang lain termasuk oleh ayah. Hal inilah yang membuat ibu menjadi obyek lekat anak.

Saya sepakat bahwa perempuan itu harus #beranilebih pintar. Tugas yang melekat atau dilekatkan pada perempuan membuat ia harus mencari ilmu dan terus berkembang. Sebagai isteri, biasanya dialah yang mengelola rumah tangga. Mulai dari urusan menata rumah, santapan untuk keluarga hingga mengelola keuangan. Ketika amanat anak dititipkan melaluinya, ia harus menjaga kandungannya, mempersiapkan kelahiran, menyusui, merawat dan mengasuh anaknya.

Pintar tidak harus dan tidak selamanya diperoleh dari pendidikan formal. Banyak ilmu yang tidak diperoleh dari bangku sekolah. Banyak ilmu yang bisa diperoleh dengan murah bahkan gratis di luar sana.

Jadi ketika ada orang yang bertanya, "Tidak takut kuliah S2 belum menikah? Biasanya laki-laki akan ciut dengan perempuan yang berpendidikan lebih tinggi”.

Saya hanya mengernyitkan dahi, seraya menjawab,”Bukankah perempuan memang harus #beranilebih pintar? Karena dialah tiang negara, karena dialah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Kenapa laki-laki harus ciut nyalinya?”.

FB : Rizka Alyna
Twitter : @rizkaaalyna

Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Tulisan Pendek #BeraniLebih di Blog

Jumat, 10 April 2015

SHOPIOUS : CARA MUDAH BERBELANJA


“Yah, besok kan libur, Mama butuh tas dan belanja kosmetik. Besok ke Semarang yuk, sekalian jalan-jalan mengajak anak-anak” ujar saya kepada suami.

Besoknya, kami sekeluarga termasuk eyangnya anak-anak, berbelanja sekalian mengajak duo bocil jalan-jalan. Hasilnya?

“Ma, beli es krim” rengekan anak sulung sambil menarik tangan saya.

“Sebentar ya sayang, eyang sama mama mau beli tas” jelas saya.

“Ma, naik kereta. Ke sana Ma, naik tangga” seru anak saya lagi tidak memperdulikan ucapan saya.

Yah, namanya anak-anak, mana mau tahu kebutuhan orang tuanya. Pikir mereka, jalan-jalan ya menyenangkan mereka. Ke Mall ya membelikan baju dan mainan buat mereka. Akhirnya saya dan suami pulang hanya membawa kaos buat si sulung. Si kecil masih usia 5 bulan, masih menurut lah dibawa kemana-mana. Susahnya si kecil pas menyusui, tidak semua Mall menyediakan fasilitas ruang ASI buat ibu menyusui seperti saya.

Belajar dari pengalaman itu, terpikir juga, belanja itu ya sendirian tidak membawa duo bocil. Cuma kadang saya gak tega, sudah 6 hari ditinggal kerja, masak saya mau meninggalkan duo bocil hanya untuk berbelanja.

Untunglah sekarang teknologi semakin memudahkan aktifitas kita. Belanja menjadi lebih mudah. Tidak perlu lagi lah, keliling Mall mencari barang yang diinginkan. Duduk manis sambil mengawasi bocil juga bisa. Gak perlu dandan. Gak modal bensin dan uang parkir. Hanya butuh paket data internet dan listrik, kita bisa berbelanja atau sekedar windows shopping tanpa urut kaki *pegal seharian keliling Mall.

Ya, dengan berbelanja online, rasanya pas deh dengan ibu rempong seperti saya. Nah, salah satu media online yang asik ya di shopious. Apa sih shopious itu? Toko online kayak yang lain-lain itu? O..bukan. Shopious ini, media iklan toko online. Jadi, kalau kita membutuhkan barang misal tas, kita tidak perlu mencari satu persatu ke toko online. Kita tak perlu lagi membandingkan harga murah dan kualitas bagus di berbagai toko online.

Lebih jelasnya, yuk kita lihat video yang satu ini.



Shopious layaknya sebuah Mall tempat berkumpulnya toko online yang menyediakan kebutuhan fashion dan beauty. Apa sih yang ditawarkan di sini?

1.       Jumlah dan variasi barang yang ditawarkan

Saat ini, ada lebih dari 500 ribu toko fashion online instagram. Nah dari banyaknya jumlah itu, shopious menawarkan lebih dari 5000 barang yang bisa kita pilih *puas deh  windows shopping . Tentunya barang yang ditampilkan sudah diseleksi terlebih dahulu.

Eh, ternyata bukan hanya kebutuhan wanita saja yang disediakan di sini. Buat suami, anak dan kebutuhan rumah juga ada lho. Buat wanita saja barang yang disediakan mulai dari pakaian, tas, sepatu, aksesoris dan produk kecantikan. Pria dan anak-anak pun sama.

2.       Komunikasi langsung dengan penjual.

Pasti kita gak mau membeli kucing dalam karung. Sebelum membeli kita pasti ingin memastikan barang yang akan dibeli sesuai dengan keinginan. Shopious akan memberikan kontak langsung toko online. Kontak yang diberikan berupa pin BB, What’s App, Line, Kakao Talk atau app messaging lainnya.

3.       Memilih lokasi toko online

Kita juga bisa memilih lokasi toko online. Jadi bisa pilih lokasi yang dekat dengan tempat tinggal kita. Biar lebih hemat di ongkos kirim hihihi.

4.       Tips dan Trik

Tidak hanya berbelanja, shopious juga berbagi tips dan trik. Ada tren fashion, tips merawat barang, tips kecantikan, tips baju muslim dan hijab buat wanita seperti saya bahkan ada tips menghasilkan uang secara online buat blogger *langsung dicatat.

5.       Kemudahan bagi online shoppers

Seperti yang sudah dijelaskan melalui video. Shopious mempertemukan antara toko online dan pembeli yang tidak memiliki akun instagram. Memang tidak semua pengguna internet memiliki akun instagram, salah satunya teman-teman sekantor saya. Satu kantor, paling hanya 1 orang yang punya akun instagram. Saya? Bukan..hahaha. Saya akui, saya belum memiliki akun instagram, jadi melalui shopious saya bisa masuk ke toko online instagram.

Sebagai penyuka parfum, setelah jalan-jalan ke shopious, saya langsung melihat koleksi parfum yang ditawarkan. Eh tapi setiap membuka gambar parfum kok tidak bisa. Beberapa aitem yang lain juga seperti itu. Satu lagi, tawaran untuk mendaftar di shopious juga agak mengganggu. Alangkah baiknya kalau tawaran ini datang setelah 20-30 menit setelah kunjungan dan cukup 2x saja ditawarkan.
L’OREAL PARIS –  Collection Privee The Perfect Nudes Limited Editon (Available:  JLo’s Nude) 
HARGA:  140rb! READY STOCK @Forever29Makeup_Store ⠀ ⠀ 
Liat products LOREAL yang lain, please click 

PRODUCT DETAIL:

L'Oreal Paris Colour Riche Collection Exclusive Lip Color, JLO’s Nude 370 – Choosing a nude lipstick that complements your natural skin tone without standing out too much requires you to strike a delicate balance. The Color Riche Collection Exclusive from L'Oreal Paris models its color shades after several of the brand's celebrity ambassadors to prove that every type of skin can be uniquely beautiful. L'Oreal Paris Colour Riche Collection Exclusive Lip Color, JLO’s Nude 370, takes its inspiration from Jennifer Lopez, and it is formulated to help provide rich color while nurturing your lips with intense hydration. 
L'Oreal Paris Colour Riche Collection Exclusive Lip Color, JLO’s Nude 370 is custom-made to match the medium-olive skin tone of Jennifer Lopez. The goal of the Colour Riche Collection is to
lipstick yang diinginkan

Tidak dapat parfum, saya ingat cuma punya 1 liptick di rumah. Pas melihat koleksi lipstiknya, jadi tertarik dengan lipstick L’OREAL PARIS colour riche. Dulu, waktu masih gadis, saya pernah punya lipstick seperti ini dan cocok dengan kondisi bibir saya. Warnanya bisa menyatu dan tidak membuat bibir kering. Sekarang gak beli lagi, harganya cukup mahal buat anggaran lipstick. Ada kebutuhan yang lebih penting hihihi.

Duh, mudah-mudahan saya bisa memiliki lipstick itu lagi. Mudah-mudahan shopious mau kasih gratisan..amiin.

sumber ;
www.shopious.com
blog.shopious.com

Selasa, 07 April 2015

ASISTEN RUMAH TANGGA KOK GITU SIH

Menemukan asisten rumah tangga lebih sulit dari menemukan jodoh
Quote by me

Siapa yang setuju dengan quote di atas? *ngacung tinggi.  Betul, buat saya dan beberapa teman di sekitar saya, menemukan asisten rumah tangga (ART) lebih sulit dari menemukan jodoh.

Emang situ nikah umur berapa? Saya sih termasuk generasi telat nikah, untuk kalangan teman-teman saya. Hampir saja saya menikah di usia 30 tahun. Pilih-pilih kali? Ga, serius. Saya punya cita-cita nikah di usia 27 tahun. Usia yang sudah cukup matang menurut saya, dan sudah cukup puas menghabiskan masa muda. Tapi apa daya, belum ada yang melamar saya. Baru setelah saya gratiskan, alhamdulillah di usia menjelang 30 tahun, ada seorang pemuda gagah yang melamar saya *cie..

Ups, malah bahas nikah. Balik lagi soal ART dan jodoh, sebelum menikah dengan suami, saya sempat dekat 1x dengan seorang pria, 2x lah sama suami saya. Lah bandingkan saat saya mencari dan menemukan asisten rumah tangga. Hanya setahun, saya pernah berganti ART sebanyak 5x.

Mencari dan menemukan ART yang pas itu bukan lagi gampang-gampang susah, tapi benar-benar susah.  Saya paham bahwa tidak ada manusia sempurna di muka bumi ini, begitu pula dengan ART. Selama dia mampu membantu urusan rumah tangga dan berkelakuan baik, saya dan keluarga akan menerima apa adanya. Tapi seringnya meskipun kami sudah menerima segala kekurangan, eh mereka tetap saja pergi meninggalkan kami tanpa kata-kata hiks.

Saya pernah memiliki ART yang pekerjaan rapi, bersih meskipun dia agak lamban. Semua pekerjaan pun dia selesaikan tanpa harus diperintahkan. Melihat rumah kotor langsung dibersihkan. Menyapu dan mengepel kadang dia lakukan 2x dalam sehari, sampai kami bilang, “sudah Mbak, besok aja”.

Nah, kekurangannya dia suka meminjam uang. Bagi kam sih tidak masalah, hanya saja tanggungjawab dia dalam melunasi hutang itu yang merepotkan. Kalau dia merasa belum mampu membayar hutang, eh berhari-hari dia gak masuk kerja dengan berbagai alasan. Akhirnya ibu saya mengikhlaskan hutangnya, “Sudah kalau tidak mampu bayar gak apa-apa, besok masuk kerja saja, sudah saya ikhlaskan”. Sayangnya, dia mengulangi lagi, meminjam kepada saya bahkan meminjam kepada Mbah saya. Usai meminjam dia gak masuk kerja lagi. Mending kan dia bicara terus terang kalau gak mampu bayar dan minta dipotong dari gajinya. Sudah pernah disarankan seperti itu, tapi dia ulang lagi. Hadeh, akhirnya kami pun lelah mempertahankannya.

Pernah juga punya ART yang seenaknya, sering tidak masuk kerja tanpa konfirmasi. Parahnya lagi, sering pulang dalam keadaan pekerjaan belum beres, setrikaan masih menumpuk atau piring belum dicuci, alasannya pun berbagai macam. Lebih sering lagi dengan beberapa kekurangan itu mereka akhirnya tidak pernah kembali tanpa kami memecatnya.

Alhamduliilah sih sekarang kami punya ART yang cukup baik. Akhlaknya baik, rajin sholat bahkan sering ikut pengajian. Dia pun tak sungkan untuk meminta naik gaji, bila dirasa gajinya sudah saatnya naik. Selama setahun sudah 2x minta naik gaji. Tapi kami masih bisa mentolerir lah, wong kerjaannya beres, sikapnya dengan anak-anak saya pun saying dan bisa dipercaya.

Nah soal dipercaya, beberapa hari yang lalu teman saya baru memecat ART untuk kesekian kali. Apa pasal? Karena dia memasukkan suaminya ke rumah majikan. Kesannya kok sepele, wong suaminya sendiri. Lah, masalahnya tanpa ijin majikan dan sudah sangat kelewatan.

Ceritanya, teman saya sejak jum’at hingga minggu berencana berlibur keluar kota. Sebelumnya dia sudah berpesan jangan memasukkan orang lain ke rumah termasuk suaminya, makanya dia mempersilakan asisten rumah tangga untuk pulang saja. Pikir teman saya, pasti dia butuh bertemu suaminya. Eh, asisten rumah tangga memilih menjaga rumah.

Minggu sore, teman saya dan keluarganya tiba di rumah. Setelah magrib, mereka makan di luar. Saat menidurkan anak-anak, iseng teman saya membuka rekaman CCTV. Rumahnya memang dipasangi CCTV sebelum ART tersebut bekerja di tempatnya. Saat itu dia melihat ternyata ART memasukkan seorang pria yang tak lain adalah suaminya sejak hari Jum’at. Hebatnya lagi, setelah dicek secara diam-diam, dari hari jum’at hingga dia melihat rekaman CCTV itu, suaminya masih berada di kamar ART.

Jelas teman saya panik. Dia merasa tak aman. Jaman sekarang, sulit mempercayai orang lain. Apalagi sikap ART tidak bisa dipercaya. Teman saya meminta suaminya untuk segera memanggil hansip dan ketua RT untuk mengusir ART dan suaminya. Tapi suami teman menenangkan, “Ini sudah jam 10 malam, besok habis subuh saja, mereka kita suruh pulang. InsyaALLAH aman”. Sebagai jaga-jaga, anak-anak digotng ke kamar utama dan suami teman mengambil golok di dapur.

Pukul 05.00 WIB ART pun langsung didatangi, diberi gaji 1 bulan dan dipesani, “Mbak, ini gaji jenengan 1 bulan ini. Cukup sampai di sini saja jenengan kerja di sini. Tidak usah kembali lagi, jenengan tidak bisa dipercaya”. ART sempat berkilah suami baru datang malam itu, untunglah dia mau pulang bersama suaminya. Ngeri rasanya membayangkan kalau kejadiannya seperti di koran-koran.

Beberapa teman pastilah memilih tidak mempekerjakan ART, tapi sulit bagi saya dan teman-teman saya tanpa bantuan mereka. Rumah yang cukup besar membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih untuk membersihkan. Apalagi bagi saya yang memilih menitipkan Fatih yang belum genap 3 tahun dan Fattah yang berusia 5 bulan kepada eyangnya. Saya masih tinggal bersama orang tua, menitipkan anak ke TPA dengan mengendarai motor cukup riskan buat anak.

Usai pulang kerja, saya lebih memilih menghabiskan waktu dengan anak-anak. Beberes rumah biasanya menjelang subuh. Anak-anak bangun, saya dan suami mengurus anak-anak lagi. Waktu yang sempit sangat sulit untuk membereskan seluruh isi rumah. Saya dan suami hanya bisa mencuci peralatan makan, botol-botol penyimpan ASIP, mencuci pakaian dalam dan anak-anak, serta menyiapkan kebutuhan anak.

Eh, kira-kira ART ada curhatan yang sama juga gak ya?. Tipe majikan kan macam-macam. Mungkin quotenya berlaku juga buat ART, menemukan majikan yang pas lebih sulit dari menemukan jodoh hihihi.

Rabu, 01 April 2015

SELFIE BERSAMA SI KECIL PEMBAWA PERUBAHAN

selfie dengan si kecil serba gratis
Apa alat yang paling penting untuk melihat dunia di luar sana? Bagi saya alat itu adalah hand phone kecil berwarna putih. Hand phone atau disingkat HP kecil dan berwarna putih ini saya dapatkan GRATIS. Kok bisa? Iya, ini fasilitas kantor, semua karyawan dapat hehehe.

30 Maret 2012 lalu memang kantor tempat saya bekerja memberikan fasilitas HP seri E781A kepada sebagian besar karyawannya. Sebagian kecil yang lain alias pimpinannya dapat HP yang lebih bagus..ih sebel deh.

Asiknya lagi, tiap bulan kami juga dapat pulsa..hore..Setiap tanggal 20 seluruh karyawan saat itu dapat pulsa 65 ribu/bulan. Itu masih belum seberapa, masih ada tambahan lagi, telepon ke nomor sesama smartfren juga GRATIS..uye. Kemarin aja saya pakai telepon ke teman di Bandung meski pulsa sudah habis tetap GRATIS.

Lah, terus pulsanya buat apa? Banyak teman-teman kantor saya yang bingung. Ada yang pulsanya dipakai telepon ke nomor seluler yang berbeda, bahkan ada yang tidak terpakai sama sekali alias RUGI..hihihi. Kalau saya, ya buat berselancar di dunia maya lah. Pulsa 65 ribu dibelikan paket data,  cukup lah buat 1 bulan, masih ada kembaliannya lagi.

Hadirnya HP ini bertepatan dengan kehamilan pertama saya.  Sebagai calon ibu baru, saya haus akan informasi kehamilan dan kelahiran. Awalnya saya berselancar mencari informasi terkait kehamilan. Semakin lama, dunia maya menggiring saya ke sebuah komunitas asosiasi ibu menyusui Indonesia. Banyak hal yang saya dapat dari AIMI. Mulai dari mengalahkan bingung putting, siap menghadapi masa growth spurt, manajeman ASI perah hingga sukses menyusui 2 tahun lebih.

Si kecil ini juga membuat saya mampu menjadi koki bagi Fatih, anak pertama saya. Saya yang sebelum menikah, ogah menginjakkan dapur, setelah berselancar di dunia maya memutuskan untuk hanya memberikan MPASI rumahan buat Fatih hingga usianya 1 tahun. Saya bergabung dengan group Homemade Healthy Baby Food (HHBF). Banyak imu berikut resep masakan untuk anak bawah tiga tahun.

pizza homemade
Tak cukup itu, si kecil ini juga membantu saya memperoleh informasi tumbuh kembang, kesehatan dan pendidikan anak. Berkat informasi ini, saya tak cemas lagi menghadapi tumbuh kembang Fatih. Selama masih dalam batas normal, saya masih tenang. Cukup dengan menstimuli sesuai tahap perkembangannya.

Tahun 2014, si kecil juga membantu saya untuk aktif menulis di blog. Blog yang ada sejak tahun 2011, sudah sangat lama tidak saya sentuh. Passwordnya pun saya sudah lupa. Bukan karena faktor ‘U’. Ini karena suami yang membuatkan blog *ngeles. Saya kemudian berkomitmen untuk menghidupkan kembali blog yang mati suri.

Melalui blog, saya belajar mendengar, melihat, merasakan, membaui dan menyentuh kemudian menceritakan di blog hal di sekitar saya. Tak hanya itu, komunitas blogger yang saya ikuti juga membuka wawasan, menambah ilmu dan informasi yang tidak saya punyai sebelumnya.

Setengah tahun aktif ngeblog, saya memberanikan diri mengikuti berbagai kontes blog baik give away (GA) maupun lomba blog. Alhamdulillah, berkat sering blogwalking dan mencari materi dan informasi terkait tema lomba, 1 GA dan 2 lomba blog berhasil saya menangkan, meski hanya pemenang hiburan. Hadiahnya pun lumayan, ada buku sebagai bahan hiburan, bros dan gantungan kunci. Rumah yang masih dalam proses pembangunan pun kebagian voucher listrik 300 ribu. Asiknya, ada uang tunai yang cukup lah untuk uang membelikan buku dan kebutuhan anak.

Niat awal ngeblog adalah untuk belajar menulis. Niatan ini mendorong saya untuk mengirimkan tulisan ke media cetak. Sebenarnya keinginan ini sudah sejak lama ada. Saya pernah 2 kali mengirimkan tulisan yang hingga sekarang tak ada kabarnya. Baiklah karena sudah bertahun-tahun, saya sudah melupakan dan tak berharap lagi.

Melihat beberapa tulisan teman blogger dimuat di media cetak, keinginan itu kembali membara. Belajar dari pengalaman sebelumnya, saya menimba ilmu dulu dari tulisan teman yang dimuat di media cetak. Alhamdulillah 2 tulisan saya dimuat di gado-gado femina dan buah hati leisure republika.

Itulah alasan saya berselfie ria dengan E781A keluaran smartfren. 4 tahun kebersamaan dengan si kecil membawa banyak perubahan dalam hidup saya. Selain gratis luar dalam, si kecil ini bandel lho. Sudah pernah kecemplung di bak kamar mandi dan masih bisa bertahan hingga sekarang. Kok bisa kecemplung? Ini karena kebiasaan saya saat nongkrong *ups, membuka aib. Saat nongkrong saya pasti membawa buku atau membawa HP hihihi *tidak perlu dibayangkan.

Sampai sekarang saya belum berkeinginan mempensiunkan si kecil. Saya tipe setia dan irit hehehe. Pulsa dari kantor sudah berkurang sih, hanya 25 ribu. Begitu pun masih saya syukuri, kan tinggal nambah 25 ribu buat beli paket data. Telepon gratis ke sesama juga masih. Saya berniat memakai sak jebote hahaha.

Foto selfie ini juga punya cerita perjuangan lho. Alkisah, saya berselfie bersama si kecil dengan latar belakang netbook. Klik..klik..klik..saya kembali melihat tombol kamera di layar HP. Ternyata jari saya meleset. Klik lagi, saya melihat layar HP, eh hasil gambar kok cuma sampai mata. Klik..klik..klik lagi, ehm fotonya gelap.

Lalu teman kantor yang melintas, heran dengan aktivitas saya. “Weh selfie. Kok layarnya di belakang gitu? Pakai kamera depan donk” ujar teman yang langsung menghujam hati saya. Lha masalahnya HP saya gak punya kamera depan *hiks.

Untunglah teman saya berbaik hati, “Yo wes pakai HPku saja, ntar hasilnya ku BBM ya”. Jelas kebaikan hatinya ini membuat saya bersorak. Hore..gak perlu meraba-raba tombol kamera dan memperkirakan hasil foto. Iya, memang HP saya agak jadul. Pengennya sih punya HP dengan kamera yang oke, mudah-mudahan segera terwujud..amin.

Blog Design by Handdriati