Senin, 30 November 2015

Lenovo A6010 si Hitam yang Mumpuni

Lenovo A6010
“Riz, minta no pin donk” isi sms seorang teman.

“Pin ATM? Ih buat apa?” balas saya pura-pura bodoh.

Iya, HP saya memang masih jadul. Ada fitur kamera, tapi hasilnya jauh dari bagus. Bisa sih buat internetan, tapi lemot pake banget. Teman-teman sering protes, nanya pin BB atau WA, nanya kiriman gambar dan email yang tak kunjung dibalas.

Awalnya saya masih cuek, setelah saya mulai aktif ngeblog, kejadulan HP saya semakin terasa menghambat. Ketika ada email penting, yang menawarkan job review gak langsung saya balas. Ada pengumuman pemenang lomba blog yang butuh biodata pun hampir terlewat. Termasuk email dari klien biro tempat saya bekerja sering hampir terlewat.

Sebagai blogger, kebutuhan akan internet terasa banget. Posting artikel blog, share ke medsos dan blogwalking ke rumah maya teman-teman. Sebagai ibu dengan 2 anak, saya butuh update informasi tumbuh kembang anak dengan berselayar di dumay. Sebagai ibu bekerja, waktu libur saya manfaatkan dengan mengajak anak-anak piknik. Tentunya piknik tanpa mengabadikan kenangan terasa kurang lengkap.

Semua kebutuhan itu sekarang bisa didapat dengan memiliki smartphone yang mumpuni. Bagi saya sih, smartphone yang mumpuni itu ada 2 hal, lancar internetan dan kamera yang bagus. Eh, kemarin lihat di lazada Indonesia ada promo smartphone Lenovo A6010.

4G LTE dengan kamera 13 MP
Lenovo A6010 ini sudah memiliki jaringan 4G LTE, tentunya akses data menjadi lebih cepat. Jangankan buka email, streaming music, unduh video pun lancar jaya. Chipset Qualcomm yaitu Snapdragon 410 quadcore dengan dilengkapi RAM 2GB memudahkan membuka beberapa aplikasi sekaligus dengan mulus tanpa lagging. Saya kan sering tuh, buka email sambil browsing.

Kameranya juga oke punya. Kamera belakangnya 13 MP dan dilengkapi kamera depan 5 MP. Jadi mau selfi pun pede lah dengan hasil gambar yang semakin jelas. Ukuran ponselnya pun pas dan nyaman di tangan. Desainnya ergonomis dengan berat hanya 130 gram.

Asiknya lagi, memori internal 16 GB membuat saya bisa menyimpan banyak file, berupa dokumen, foto atau video. Ukuran layar HD 5” membuat acara mantengin layar cukup nyaman. Gak perlu menyipitkan mata, gegara tulisan dan gambar terlihat kecil. Tambahan baterai 2300mAh, membuat kinerja tahan berjam-jam.

Benar-benar mumpuni kan? Kebutuhan internetan dan mengabadikan kenangan, bisa saya dapatkan dari Lenovo A6010. Harganya pun hanya dibandrol sekitar Rp. 2.099.000,-. Malah www.lazada.co.id memberi diskon 5 % menjadi Rp. 1.999.000. Dan…di black Friday masih dikasih kode voucher lagi buat potongan 100 ribu. Yippie..

Diskon, bikin mupeng


Buat yang butuh smartphone baru, Lenovo A6010 bisa jadi pilihan. Mau cari diskonan? Ubek-ubek Lazada deh, mumpung banyak promo.

Minggu, 22 November 2015

Bingung Puting Itu Nyata

Enyahkan Dot
Bulan September kemarin, kecurigaan saya terhadap Fattah terbukti. Sudah 2 minggu, sore hari usai pulang kerja Fattah kerap menolak disusui. Awalnya saya masih berfikir positif. Oh, mungkin dia masih kenyang. Anehnya, kok dia sering mencari makanan. Bawaannya Fattah, lapar terus. Sudah menghabiskan 1 mangkuk bubur, dia masih sanggup makan biscuit. Ketika melihat kakaknya makan, pasti minta disuapi.

Malam hari menjelang tidur, Fattah masih mau disusui.  Tengah malam, saat resah, Fattah juga masih mau disusui.  Meski ketar-ketir, saat itu saya berdoa saja, semoga kekhawatiran saya tidak terjadi.

Bingung Puting

Pas bulan September, selama 10 hari, saya harus berangkat sebelum jam 7 pagi dan pulang jam 6 sore.  Mulai tanggal 11-20 September 2015, saya ikut tim pelatihan Mahasiswa Berkarakter atau disingkat MASTER. Seminggu menjalani rutinitas berangkat pagi-pulang menjelang maghrib, kekhawatiran saya terbukti. Di usianya 10 bulan Fattah terbukti BINGUNG PUTTING.

Mengapa saya mengatakan bingung putting? Karena malam harinya Fattah menolak disusui sama sekali. Tidurnya gelisah, seperti kehausan tapi gak mau saya susui. Matanya terpejam, namun suaranya merengek dan dia membolak-balikkan badannya. Saat itu, hati saya remuk redam. Campur aduk. Ingin menangis, khawatir dan tak rela. Saya kemudian mengalah memberikan air putih untuk melepaskan dahaga Fattah.

Resiko Penggunaan Dot

Bagaimana Fattah bisa bingung putting? Karena saya menggunakan DOT sebagai media pemberian ASIP. Sebagai ibu menyusui yang bekerja, saya sudah mempersiapkan berbagai hal mengenai ASIP. Tapi saya tidak bisa menghindar dari penggunaan dot. Saya menitipkan Fattah selama bekerja kepada Ibu. Sebenarnya ada pembantu juga di rumah, tapi merangkap bersih-bersih rumah.

Saya sudah menyampaikan kekhawatiran saya soal penggunaan dot. Namun ketika mencoba media lain, menyulitkan pemberian ASIP. ASIP banyak tumpah dan Fattah pun tak tenang. Akhirnya saya mengalah, sambil berdoa semoga Fattah menyapih sendiri dari dot, seperti kakaknya Fatih. Nyatanya, Fattah bingung putting.

Saya bisa mengerti. Sewaktu menyusui Fatih, tiap siang, saya sempatkan pulang ke rumah untuk menyusui. Saya juga sering sounding Fatih untuk melepaskan dotnya dan memilih menggunakan gelas atau sedotan. Sedangkan Fattah, saya gak bisa pulang menyusui, karena Fatih tidak mengijinkan saya berangkat kerja lagi.

Enyahkan Dot

Hanya ada satu cara untuk mengatasi bingung putting, MENGENYAHKAN DOT. Saya memilih untuk pulang ke rumah, menjelang jam makan siang. Hingga saat ini, kesempatan itu, saya gunakan untuk menyusui Fattah. Awalnya sih sempat juga addrama dengan Fatih. Namun lama-kelamaan, dengan ketegasan, Fatih akhirnya menerima kondisi itu.

Sebelumnya saat usia Fattah 6 bulan, saya sudah meminta Ibu untuk memberikan ASIP dengan sedotan.  Namun Fattah hanya mau menggunakan sedotan saat minum air putih.  Jadi balik lagi ke dot. Pikir saya usia Fattah sudah 10 bulan, tak mengapa lah minum ASIP berkurang di siang hari. Daripada saya tidak punya kesempatan menyusui hingga 2 tahun.

Tidak semua bayi menolak disusui, meski menggunakan dot. Tapi resiko lainnya, produksi ASI biasanya berkurang. Ini dialami oleh istri dari keponakan saya. Saat anaknya usia 7 bulan, ASIPnya tak mencukupi. Terpaksa dibantu dengan sufor.

Itulah mengapa saya tidak pernah menulis tentang merek dot atau persiapan pemberian ASIP. Ya, karena saya sudah tak mematuhi aturan dan resiko BINGUNG PUTING itu NYATA.

Senin, 09 November 2015

Mau Dapat Voucher? Ikutan Quiz Donk


Ada yang mau menyumbang peralatan rumah tangga?
Baru setengah tahun ini saya tahu profesi kuter atau quiz hunter. Awalnya dulu diceritakan adik saya, blogger irits,”Kong, ada profesi quiz hunter lho. Bahkan ada teman yang dapat motor dari kegigihannya ikut quiz”. Wow, asik ya.

Ternyata, beberapa teman juga ada yang ikutan quiz. Saya tahunya dari timeline medsos yang bersliweran. Gegara itu, saya jadi termotivasi ikutan quiz. Tidak segencar kuter sih. Pikir saya, siapa tahu hoki, lagi gak modal ini.

Nah, beberapa waktu yang lalu saya dapat email pemberitahuan quiz rumah impian dari Flipit Indonesia. Apa sih Flipit Indonesia? Flipit Indonesia adalah anak perusahaan Imbull, penyedia situs kupon online terbesar di Indonesia.  Salah satu voucher diskon yang disediakan adalah voucher Lazada. Lumayan kan, dapat diskonan berbelanja di Lazada.

Flipit.com

Quiznya gampang banget. Kita hanya diminta memilih segala hal yang berbau rumah. Hadiahnya juga lumayan buat ngisi rumah. Voucher belanja Lazada Rp. 500.000,- untuk berbelanja peralatan rumah tangga atau elektronik rumah tangga.

Tipe rumah
Seperti biasa, kita diminta untuk mengisi nama lengkap dan alamat email. Baru deh kita mengikuti quiznya. Pertanyaan pertama kita diminta memilih gambar rumah idaman yang paling menarik. Saya sih, suka tipe D, halamannya hijau dan lampunya cantik.

Berendam sambil mencari inspirasi
Pertanyaan kedua adalah kamar mandi favorit dengan bath up. Saya memilih tipe H. Rasanya pengen berendam di kamar mandi modern, kayak di hotel atau apartement..hahaha. Kata ibu saya, kamar mandi itu salah satu bagian terpenting dari rumah dan harus bikin betah.

Ruang berkumpul keluarga
Pertanyaan selanjutnya adalah ruang keluarga. Sebenarnya saya ada 2 pilihan, tipe D dan H, tapi akhirnya saya memilih H. Ada lagi pertanyaan tipe dapur yang membuat nyaman saat memasak. Saya memilih tipe F. Terlihat hangat dan tak terlalu besar.

Bakal nyenyak tidurnya

Pertanyaan terakhir adalah tipe kamar tidur.  Dari semua pilihan, saya memilih tipe A. Dipan tidak terlalu tinggi menjadi alasan utama. Ya, saya kan masih tidur dengan anak-anak. Selain itu desainnya simpel, terang dan ada balkonnya. 

Tahu banget kalau saya santai dan ramah
 Mudah kan? Kalau sudah baru deh disubmit. Nanti kita bisa tahu tipe rumah idaman kita dan dishare melalui fesbuk, Hasilnya, rumah idaman saya adalah Tropical Style. Katanya sih, saya tipe yang santai dan ramah. Rumah dengan  tipe tropis, bernuansa sentuhan alami, bisa memasukkan unsur tanaman, kayu dan air sebagai dekorasi.

Beuh, saya langsung berasa jodoh banget ma quiz ini. Iya, saya penyuka rumah. Paling suka lihat rumah. Kalau ada teman yang punya rumah, dengan sukacita saya pasti berkunjung. Ada yang tertarik mengikuti quiznya? Selengkapnya bisa dilihat di sini. Jangan kuatir, setelah ikut kuis kita akan menerima email pemberitahuan dari Flipit. Mudah-mudahan vouchernya hoki saya ..amin..amin.

Email Notification

Rabu, 04 November 2015

Tertampar di Seminar Psikologi : Bagian II

Tema Presentasi
Janji adalah utang. Utang dibawa mati. Jadi daripada saya ditagih sampai mati, saya bayar lunas deh sambungan Tertampar di SeminarPsikologi : Bagian I..hihihi..

Kemarin sampai mana ya? *langsung buka postingan. Jadi setelah menceritakan langkah awal Ibu Septi menjadi Ibu Profesional, Ibu Septi membuka Seminar dengan sebuah kabar baik.

Tahun 2020 GNP Indonesia diprediksikan 10.000 USD dan Tahun 2050, Indonesia diprediksikan akan menjadi negara maju lapis kedua. Karena itulah diperlukan akselerasi eunterpreuner dari 0, 2 menjadi 2% penduduk dan diperlukan 4 juta pemimpin bisnis 20-40 tahun ke depan.


Berangkat dari kabar itu, akan dimanakah posisi anak kita? Jadi leader atau follower? Padahal sesuai firman QS 2 : 30  “Dan ingatlah (wahai Muhammad) ketika TUHANmu berfirman kepada malaikat : Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini”. Artinya setiap dari kita adalah pemimpin.

Nah, untuk menjadi pemimpin, kemandirian mutlak diperlukan. Sebagai umat muslim, kemandirian Nabi Muhammad yang menjadi teladan. Mari disimak kemandirian Nabi Muhammad.

Tabel Kemandirian
Wow, di usia 12 tahun Nabi Muhammad sudah mulai magang. Kita masih memakai baju putih biru. Kalau di sini menjadi manajer paling cepat umur 30an, eh Nabi sudah menjadi manajer di usia 17 tahun. Kita mah masih galau aja. Di usia 25 tahun kita baru belajar mencari duit, eh Nabi mah sudah jadi owner aja.

Salah satu kemandirian yang diterapkan oleh Ibu Septi adalah memberikan kebebasan kepada anak untuk makan sendiri sejak usia 1 tahun *langsung tertampar lagi. Kenapa saya bilang kebebasan, karena berdasar pengalaman saya, menjelang usia 1 tahun, anak ingin makan sendiri. Pegang sendok sendiri, ubek-ubek makanan, memasukkan sendok dan makanan ke mulut bahkan menyuapi emaknya *duh, rasanya gak enak banget tuh dipaksa disuapi anak.

Terus berjalan lancar? Jelaslah, Ibu Septi. Jelas acak-acakan lah rumahnya. Anak 1 tahun gitu, gak mungkin diminta tertib dan bersih. Tapi anak kan menjadi belajar mandiri. Hal yang ditekankan oleh Ibu Septi adalah makan sebuah kebutuhan dan kalau kamu tidak bisa makan sendiri, bagaimana kalau Ibu tidak ada atau mati?

Demikian juga dengan belajar, belajar itu adalah fitrah anak. Hanya saja kita sebagai orang dewasa dengan sok tahu ingin memberikan semua yang belum tentu dibutuhkan anak.

Ada 4 patokan dalam belajar yaitu : Intelelctual Curiosity atau rasa ingin tahu yang luar biasa, Creative Imagination atau daya imajinasi yang sangat tinggi, Art of Discovery atau seni untuk menemukan dan yang terakhir Noble Attitude atau akhlak yang mulia. Nah, kalau keempat tidak ada dalam proses belajar, artinya ada yang salah.

Fitrah Anak
Selama 1 jam Ibu Septi bercerita, selama 1 jam saya terperangah. Semacam takjub gitulah. Apalagi kalau mendengar kisah keberhasilan ketiga anaknya. Enes yang di usia 18 tahun sudah lulus S1 dan pernah mendapatkan penghargaan Young Changemaker Ashoka Foundation 2009. Dilanjut oleh Ara yang masih menyelesaikan S1 dan meraih penghargaan ASHOKA Foundation USA serta Elan usia 11 tahun yang baru saja menjadi notespeaker di Kyoto.

Usai tertampar berkali-kali, saya kemudian membuat janji, seenggaknya saya harus melatih kemandirian Fatih mulai sekarang. Iya, Fatih mulai belajar makan sendiri, dan berganti pakaian. Trus hasilnya gimana? Hasilnya, tunggu postingan selanjutnya..hihihi.

Blog Design by Handdriati