Sabtu, 12 Maret 2016

Langkah 3 I Buat Nyicil Masa Depan

Investasi buat duo F *Thifa Nyempil

“Yah, pokoknya urusan rumah harus diselesaikan tahun ini. Tahun-tahun berikutnya sudah fokus ke pendidikan anak. Lagi tahun ini Fatih direncanakan masuk sekolah kan?” tegas saya kepada suami.

Tahun ini, saya memang sudah rencanakan untuk pindah ke rumah milik sendiri. Selama ini, saya masih numpang di rumah orang tua. Saya memang ingin memiliki rumah sebelum anak-anak sekolah. Tahu sendiri kan, biaya pendidikan tidak lah murah. Apalagi semua barang kebutuhan semakin tahun semakin naik, sementara kenaikan gaji saya tidak sejalan dengan kenaikan biaya hidup #halah.

Makanya semenjak punya anak, saya sudah mulai memikirkan pengelolaan keuangan. Awal mendapatkan ilmu mengelola keuangan, gara-gara ikut lomba bijak mengelola keuangan. Browsing sana sini cari materi lomba, membuka mata saya tentang mengelola keuangan.

Nah, hari Minggu tanggal 6 Maret 2016 dalam acara syukuran #1thGandjelRel, komunitas blogger perempuan, saya dapat ilmu baru soal sadar investasi.  Selain acara seru-seruan, ada bincang investasi oleh Mas Surya Hardinata dari Reksa Dana Manulife.

Kapan Bisa Investasi?

Bincang investasi dibuka oleh Mas Surya dengan pertanyaan itu dan saya pun tertampar. Kenapa? Ya, karena slide-slide berikutnya yang disajikan menggambarkan diri saya saat ini.  Saat mulai menerima gaji hingga sekarang, saya selalu memiliki alasan untuk tidak segera mulai investasi. Mulai dari gaji pas-pasan, ingin punya hp baru dan laptop, biaya hidup kuliah S2, biaya menikah, melahirkan hingga membangun rumah.

Insyaf

Selanjutnya, dijabarkan 3 langkah untuk nyicil masa depan. Langkah pertama adalah insyaf. Dalam langkah ini, Mas Surya menyadarkan kita dengan beberapa fakta. Fakta 1, harapan hidup orang Indonesia berkisar usia 80 tahun, sementara usia pensiun 55 tahun. Artinya ada 25 tahun masa pensiun. Untuk pekerja seperti saya yang gak punya pensiunan artinya tanpa penghasilan.

Fakta 2, anakku investasiku tidaklah tepat. Kalau saya sih, sebisa mungkin di usia pensiun tidak merepotkan anak. Belum tentu juga anak bisa menghidupi kita kelak. Saya saja belum bisa memberi uang bulanan yang cukup buat orang tua.

Fakta 3, harga barang makin mahal Sis. Sudah bukan rahasia lagi sih. Tidak ada harga yang turun semakin dengan bertambahnya tahun, termasuk harga diri juga kan? #malah gak nyambung.

Irit

Agar bisa melakukan langkah irit, kita harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ngopi di kafe, kebutuhan atau sekedar keinginan? HP baru, kebutuhan atau keinginan? Istri baru kebutuhan atau keinginan? #eh.

Satu tips irit yang paling penting adalah, pengeluaran lebih kecil daripada penghasilan. Menurut ilmu pengelolaan keuangan, besaran pengeluran sekitar 40-60 %. Banyak kok langkah irit yang bisa dilakukan. Misalnya, bawa bekal daripada makan di luar, belanja saat perut kenyang dan hemat listrik.

Investasi

Apa sih bedanya investasi dan menabung? Investasi tujuannya jangka panjang, sedang menabung untuk jangka pendek. Jika jumlah tabungan di bank kecil, biasanya uang kita digerogoti pajak dan biaya administrasi yang tidak sebanding dengan bunga atau bagi hasil dari bank. Mau disimpan dibawah bantal, digerogoti oleh inflasi.

Nah, untuk menjawab kekhawatiran itu, maka berinvestasilah. Waduh, dana saya terbatas, informasi dan pengetahuan pasar modal juga minim dan waktu untuk memantau investasi sempit, gimana donk?

Reksa Dana Manulife

Untuk menjawab kekhawatiran itu, Manulife menawarkan produk Reksa Dana. Modal investasi terjangkau, mulai dari 100 ribu. Investasinya dikelola oleh manajer investasi profesional dan berpengalaman dan diadministrasikan oleh Bank Kustodian, dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan. Informasi Nilai Aktiva Bersih dan kinerja reksa dana dengan mudah diperoleh melalui media massa,

Gak ada alasan lagi buat menunda kan? Pandangan menabung di akhir bulan, harus dirubah di awal bulan. Jalankan secara reguler dan disiplin, ada fasilitas auto debet ini.

Tertarik? Langsung aja call (021) 2555 2255


Blog Design by Handdriati