Bulan Ramadhan, seperti kaum muslim dan muslimah yang lain,
saya sukacita menyambutnya. Alasanya hampir sama dengan yang lain. Bulan yang
penuh berkah dan ampunan. Nilai pahala pun berkali lipat.
Bulan Ramadhan bagi saya wadah untuk membersihkan diri luar
dan dalam, jiwa dan raga. Selama 11 bulan jiwa saya sudah lepas kontrol. Ibadah
seadanya. Sekedar yang wajib. Sunnah pun tak seberapa.
Sholat tidak didirikan sehingga tak mampu menjaga tingkah
laku sebagai isteri dan ibu yang mendidik duo bocah. Kadang saya bersikap lebih
dominan terhadap suami. Dominan maksudnya sering memerintah suami untuk
mengerjakan urusan rumah tangga. Atau
terlalu kritis, maksudnya ngeyel..hihihi.
Saat menghadapi tingkah laku duo F yang tidak sesuai
keinginan, terkadang saya emosi. Hanya karena tidak menanggapi panggilan untuk
mandi, suara meninggi, omelan pun keluar tak terkontrol. Melerai duo F yang
sedang bertikai pun, tak lagi dengan suara lembut. Lebih sering mengancam pergi
keluar rumah, karena kehabisan akal untuk berkompromi dengan mereka.
Banyak juga kegiatan menyia-nyiakan waktu *buka-buka medsos.
Padahal waktulah yang paling berharga, tak dapat dikembalikan.
Raga juga sering tak dijaga. Olah raga sudah jelas jadi
barang langka. Makanan pun sering tidak terkontrol. Semua yang diinginkan,
langsung dilahap. Akibatnya, baju secara perlahan bertambah kecil, iya karena
badanya bertambah lebar *sedih.
Makanya ketika ditantang Mbak Wati dan Mbak Diyanika, makanan favorit waktu puasa
jelas makanan yang rendah lemak. Alami, tanpa diolah serta kaya vitamin. Apakah
itu?
Buah Sebagai Makanan Favorit dan Pilihan
Pilihan dan favorit saya selama puasa adalah buah.
Sebenarnya sejak lama saya ingin menjalani metode Food Combaining. Sayangnya
tekad saya kurang kuat. Godaan di luar terlalu kuat buat saya. Gorengan yang
tersedia di kantin belakang kantor. Jajanan kaya tepung, minyak, lemak dan
serpihan debu di depan kantor. Atau menu jajanan dan makan siang teman kantor.
Makanya momen Ramadhan, saya manfaatkan untuk menangkal
godaan itu. Pas bayar hutang puasa kemarin, saya rutin sahur dengan buah. Misal
pisang, papaya atau salak. Berbuka pun diawali dengan air putih, buah dan
dilanjut makan petis kangkung setelah maghrib. Lumayan lah ukuran perut agak
mengecil.
Ramadhan ini pun, saya mencoba konsisten untuk sahur dengan
buah.” Beneran Ma? Kamu sahur cuma buah saja. Gak makan nasi?” tanya suami saat
melihat saya hanya makan buah.
Iyalah, saya menghindari makan nasi di waktu sahur. Ya,
meskipun kadang saya masih nyomot gorengan 1 buah yang tersisa di piring. Atau
nyemil sedikit keripik kentang *hihihi mulai tergoda.
Alasan Memilih Buah
Buah juga saya pilih karena kandungan yang baik untuk tubuh.
Bahkan saat berbuka, kita disarankan untuk berbuka dengan yang manis. Maksudnya
buah manis bukan teh manis. Biasanya saya berbuka dengan buah kurma terlebih
dahulu. Kalaupun tergoda dengan teh untuk suami, biasanya saya minum selepas
maghrib.
Setelah menjadi ibu, keselamatan dan kesehatan adalah yang
utama bagi saya. Saya harus ada dan sehat untuk duo F. Di umur yang cantik,
saya sudah harus mengontrol asupan dalam tubuh saya. Kolak, gorengan, rendang
dan makanan lain sudah harus dikurangi.
Selain itu, alasan lain karena ribet mengolahnya hahaha. Kalau
dulu tinggal pesan sama Ibu, sekarang ya saya yang membuatnya. Apalagi saya
harus pintar mengatur waktu, bekerja dan mengurus rumah. Yang sudah-sudah
karena gak punya waktu dan tenaga buat masak, akhirnya bahan makanan terbuang.
Duh bulan Ramadhan buang-buang makanan.
Mudah-mudahan, Ramadhan tahun ini, jiwa dan raga saya bisa
bersih. Bonus berat badan bisa berkurang dan baju kembali longgar hahaha. Jadi,
menu favorit teman-teman selama bulan Ramadhan apa?