Senin, 25 Mei 2015

Berburu Kereta Kalijaga Semarang-Solo


Bukan Kalijaga
 Hore…akhirnya impian saya dan suami mengajak Fatih naik kereta terwujud, plusnya sekalian mengajak Fattah, minusnya saat itu duit kami lagi cekak, habis buat pesan kanopi dan membangun pagar rumah..hiks. Tapi kami memang nekat, terlebih saya hihihi.

Di awal bulan Mei, bulan yang sepanjang tahun selalu merupakan bulan terboros bagi saya. Tiba-tiba suami bilang,”Ma, besok pas tanggal 14 Mei 2014 kita naik kereta ke Semarang-Solo yuk. Murah ini, cuma 10ribu/kursi. Ntar kita pinjam mobil eyang ke Semarang. Sore balik ke Semarang lagi”.

Saya langsung setuju saja dan sepakat dengan suami pesan 3 kursi, biar Fatih bisa duduk sendiri. Pulang kerja, saya mampir Indomaret buat tanya jadwal dan pesan tiket kereta. Jadwal kereta Kalijaga dari Semarang- Solo, berangkat pukul 08.55 WIB sampai di Purwosari pukul 11.45 WIB. Nah, yang jadi masalah, jadwal kereta kalijaga Solo- Semarang, berangkat dari Purwosari pukul 05.15 WIB sampai Tawang pukul 08.05 WIB. Lah?Ga cucok dengan rencana kami.

Ada sih sore hari pukul 16.57 WIB, kereta Brantas, tapi naiknya dari Jebres, harganya tiketnya 9x lipat alias 90 ribu. Sampai Tawang malam pukul 19.12 WIB. Padahal informasi terbaru, mobil mau dipinjam Tante Lia dan Tante Lia hanya bisa mengantar keberangkatan sekalian dia mau jalan-jalan ke Semarang. Masak mau mengajak anak-anak naik bis di malam hari? Kasian, mereka pasti capek.

Saya kemudian nekat menawarkan menginap sekalian di Solo, biar Fattah bisa ‘gegeloran’ di tempat tidur. Eh, suami malah mencari informasi kereta Semarang-Pekalongan. Kereta termurah, ya Kamandaka, 45 ribu/kursi. Jadwal kereta yang memungkinkan berangkat dari Semarang pukul 11.00 WIB sampai  12.56 WIB. Sesampai di sana kereta terakhir pukul 20.41 WIB sampai 22.52 WIB, lah balik ke Kudusnya malam banget kan? Kalau mau agak sorean sampai stasiun Pekalongan ya langsung balik Semarang. Galau tingkat dewa hihihi.

Akhirnya suami menyetujui usulan saya menginap di Solo. Demi mewujudkan keinginan istrinya, nginap di hotel *ya ALLAH, ndesonya saya. Setelah sepakat, saya kemudian balik lagi ke Indomaret pesan tiket. Ini pertama kalinya saya memesan tiket kereta. Eh, ternyata harus pakai NIK semua anggota keluarga yang akan berangkat.

Ke-bete-an pun dimulai. Bete pertama, saya memang gak tahu kalau bukan hanya NIK saya saja yang dibutuhkan. Telepon suami berulang kali buat minta nomor NIKnya tidak diangkat-diangkat. Di sms gak dibalas, di inbox di fesbuk juga. Akhirnya telepon 108 minta no kantor suami. Ealah, rupanya suami baru rapat di bawah dan HPnya masih di ruangan atas. NIK saya, suami dan Fatih saya dapat dari kartu BPJS ternyata belum cukup buat pesan tiket, masih harus ditambah NIK Fattah. Lah, bayi gitu, masak pakai NIK segala? Yow is, gagal lah saya pesan tiket. Dengan bête, balik rumah lagi buat ambil KK.

Sore, sepulang dari kantor, suami berbekal sms NIK dari saya, menggantikan saya berburu tiket kereta. Hasilnya nihil, berulang kali mencoba pesan tiket kereta, kok gagal mulu. Menurut mbak dan masnya mungkin sistemnya lagi error.

Malam hari, suami melanjutkan lagi perburuannya sekalian membayar hotel pesanan saya. Hasilnya kembali NIHIL. Pulang ke rumah, mencoba pisen via online gak bisa juga. Akhirnya keesokan harinya, karena sudah emosi dan lelah, suami pesan 2 tiket saja, Fatih gak jadi dipesankan tiket. Viola, BERHASIL. Setelah dilogika, memang sistemnya gak bisa pesan tiket buat anak usia 3 tahun ke bawah. Oalah…

Meski kucel, foto dulu
Hari ‘H’ keberangkatan, usai sholat Subuh, saya sudah ‘umprek’ di dapur menyiapkan makanan Fattah dan menggoreng pisang buat bekal. Setelah acara mandi dan menyuapi anak-anak selesai. Saya dan suami langsung memasukkan tas berisi pakaian dan teman-temannya yang sudah kami persiapkan semalam. Saya sendiri belum sempat sarapan.

Sesampai di stasiun, kami masih punya waktu 1 jam sebelum keberangkatan. Suami kemudian mencetak tiket kereta. Indomaret kan hanya memberi cetakan nota pembayaran. Saya menggendong Fattah dan menunggui Fatih beserta barang-barang.

Saya, suami dan Fatih sempat mampir ke kamar mandi stasiun Tawang, lumayan bersih lah. Sayang, Fatih gak jadi pipis. Suami pun sempat mampir membeli roti dan minum, sementara Fatih minta donut. Bekal pisang goreng sudah ludes disantap di mobil J.

Fatih sudah tak sabar ingin naik kereta, berulang kali saya dan suami menjelaskan kalau kereta yang akan dinaiki belum datang. Untunglah kereta tiba tepat waktu. Kami dapat bangku untuk 2 orang, yang kami duduki untuk 3 orang. Alhamdulillah Fatih tidak protes, tempat duduknya nyempil di dekat jendela.
Wow, ini yang namanya stasiun
Syukur lagi Fatih dan Fattah tenang menikmati perjalanan. Fattah bahkan sempat tertidur di kereta, hanya Fatih yang ribut minta nasi. Sayangnya di kereta Kalijaga tidak menawarkan nasi, mungkin karena perjalanan singkat ya. Saya tawarkan Fatih donut atau roti. Beberapa kali dia mau makan donut, tapi ujung matanya menatap mbak dan mas di bangku sebelah membuka chitato. Eh, dasar rejekinya Fatih, kereta menawarkan camilan yang salah satunya chitato.

Sampai di Purwosari, Fatih langsung saya ajak ke kamar mandi. Tadi pas di kereta dia sudah bilang mau pipis. Sayang, beribu sayang, saya dan Fatih sempat menyaksikan pemandangan salah satu kamar mandi yang gak banget. Pindah ke kamar mandi sebelah agak mending lah. Saya lihat sih, pas keluar kamar mandi, petugas kereta api sempat berkunjung ke kamar mandi, sepertinya memang bukan salah petugas semata, tapi pengguna kereta yang kurang menjaga kebersihan. Semoga PT Kereta Api bisa mengambil kebijakan soal kebersihan kamar mandi yang memang menjadi PR besarnya Indonesia.

Fattah 'gegoleran'
Secara keseluruhan perjalanan berburu kereta Kalijaga cukup berjalan lancar. Bagi saya sih, perjalanan itu bukan soal lancar atau menyenangkan semata. Perjalanan bagi saya selain bisa menyenangkan anak-anak terlebih memberi pengalaman dan pelajaran bagi mereka dan seluruh anggota keluarga.

Keterangan tambahan :
Tiga minggu yang lalu, di akhir bulan April. Seorang teman dekat BBM, "ping, mbok kalau foto dandan dulu lah. Wong dilihat se-indonesia raya" pesannya sambil disertai upload artikel ini.

Huaahaha,,kontan saya tertawa dan tersipu. Antara malu dengan foto yang kucel dan senang, ternyata ada teman yang baca blog saya, "weh, baca blog punyaku juga" balas saya.

"Gak sengaja sih, cari jadwal kereta kalijaga, eh yang nongol artikelmu. Tapi kok aku

Rabu, 20 Mei 2015

Menyusui di Kala Hamil, Mendekatkan Kakak dan Adik

Hasil USG

“Fatih, bisa dibilangin Mama gak sih?”ujar saya dengan nada jengkel.

“Ma, kamu kok beberapa hari ini tidak sabar menghadapi Fatih? Apa, jangan-jangan Mama hamil ya?ujar suami usai mendengar saya memarahi Fatih.

Hamil? Ah, masak sih. Rencana saya mau kasih adik buat Fatih kalau dia sudah disapih. Paling cepat saat usia Fatih 2 tahun, saya baru siap hamil. Bukan saya mau menolak amanah. Saya ingin Fatih mendapatkan ASI hingga 2 tahun dan menyapih dengan cinta. Menyapih dengan cinta, bukan perkara mudah. Butuh waktu dan prosesnya tidak cepat.

Selain itu, di usianya 21 bulan, Fatih masih sangat ‘mbok-mbokan’. Semuanya serba Mama, bahkan Ayahnya pun jarang diberi kesempatan untuk menyentuhnya. Saya pikir, Fatih belum siap punya adik. Saya pun belum sanggup, berbadan 2 sambil mengurus semua keperluan Fatih.

Positif Hamil

Nyatanya, sebulan kemudian menstruasi tak kunjung datang. Kecurigaan semakin membesar, kok sudah telat seminggu? Jangan-jangan..ucapan, “hamil, ada suaminya saja kok bingung?” menjadi kenyataan.

Tak sabar, saya segera membeli test pack murah meriah, cukup 2 ribu rupiah. Keesokan paginya, dua tanda merah langsung muncul. Perasaan campur aduk langsung muncul. Perasaan yang sedikit berbeda saat mengetahui kehamilan pertama.

Ada rasa belum siap. Namun tak berapa lama saya berusaha menepisnya. Ini kan anugerah ALLAH, tak semua wanita mendapatkannya. Beberapa teman saya bertahun-tahun tak kunjung memiliki momongan. Lagi pula, saya takut kalau perasaan belum siap akan berpengaruh pada kehamilan saya.

Di dapur kantor
Ngebo dan Kuat

Saat itu saya langsung mensugesti diri, bahwa kehamilan kedua ini berbeda, harus ngebo dan kuat. Kenapa begitu? Pengalaman kehamilan pertama, 4 bulan pertama bawaannya mual dan sering muntah. Saya yang bisa dikatakan tidak pernah makan permen, mendadak stok permen berlusin-berlusin demi mengurangi rasa mual.

Badan saya juga dulu cepat capek, bawaanya pengen tidur. Habis sholat tidur lagi. Pulang kerja tidur, setelah isya langsung tidur. Seperti ada yang nyirep.

Nah di kehamilan yang kedua, rasanya gak mungkin kan saya bisa seenaknya tidur dan aleman gara-gara mual. Fatih belum paham dengan kondisi tubuh saya. Tiap saya merem saja, dia pasti berusaha membuka mata saya. Kalau gak mengangkat kepala saya untuk bangun. Saya bilang sakit, dia malah marah dan nangis. Intinya, mama harus sehat dan selalu menemaninya.

Menyusui di Kala Hamil

Selain itu, saya juga memutuskan untuk masih menyusui Fatih dan menyapihnya dengan cinta. Saya sudah berniat menyusui hingga 2 tahun dan berhenti menyusui ketika Fatih siap, Eh, tapi ada prasyaratnya lho.

  • Tidak pernah mengalami keguguran
  • Tidak pernah mengalami pendaharan, dikehamilan terdahulu, hingga memerlukan bedrest. Saya sih pernah pendarahan di awal kehamilan pertama. Itu karena kebodohan saya, yang tidak tahu kalau saya tengah berbadan dua. Untunglah kehamilan tidak mengalami kendala yang berarti.
  • Tidak pernah mengalami kelahiran premature
  • Tidak mengalami kontraksi saat menyusui
Saat memeriksakan Fatih, saya sempat curhat dengan dokter anak langganan. Eh, dokternya menyarankan Fatih untuk segera disapih secepatnya, kuatir dengan calon adiknya Fatih. Saya sih cuma ber’O saja.

Selanjutnya, saya konsultasi dengan dokter kandungan. Setelah menyampaikan prasayarat menyusui di kala hamil terpenuhi, dokter kandungan mendukung keputusan saya.

“Saya paham menyapih tidak semudah itu. Pelan-pelan saja memberi pengertian kepada si kakak” ujar dokter yang sering seiya sekata dengan pandangan saya.

Saat lebaran
Mendekatkan Kakak dan Adik

Alhamdulillah saat menyusui Fatih, kondisi calon adiknya Fatih sehat. Meski saya juga tetap berpuasa di bulan ramadhan dan menunggui Fatih operasi Hernia. Setiap bulan perkembangannya normal saat dipantau melalui USG. Fatih menyusunya juga sebentar, saat saya pulang kerja, menjelang tidur atau ditengah tidur malam. Saya juga tetap merasakan mual dan muntah 4 bulan pertama, namun sugesti di awal menguatkan saya.

Sebenarnya, sejak usia Fatih 1,5 tahun, proses menyapih sudah saya mulai. Bisa dibaca di sini. Saya mulai menyediakan air putih di malam hari. Saya juga sudah menyampaikan bahwa saat usianya genap 2 tahun, Fatih sudah tidak mimik dengan Mama, sudah minum dari gelas saja. Minum air putih, susu atau jus buah.

Mendekati usia Fatih 2 tahun, perut saya pun semakin membesar. Saya menyampaikan bahwa di dalam perut ada adik bayi, calon adiknya Fatih.

“Mas, lihat perut Mama besar kan. Ada adik bayi di dalam perut Mama. Nanti kalau sudah besar, adiknya keluar dari perut Mama. Ganti adik yang mimik sama Mama. Mas Fatih sudah gak mimik lagi ya, mimiknya buat adik saja. Mas Fatih kan sudah umur 2 tahun” ujar saya saat usia Fatih 2 tahun.

Tak lupa juga, saya mengajak Fatih berinteraksi dengan adiknya. Membelai adiknya dengan menyentuhkan tangan di perut saya. Mendengarkan suara adik dengan menempelkan telinga di perut saya. Mencium adik dengan menempelkan pipi atau bibir ke perut saya.

Bertepatan dengan idul fitri, 1 hari itu Fatih sama sekali tidak meminta mimik. Esok harinya saat saya berganti pakaian Fatih terjadilah dialog yang melegakan hati saya.

“Mimik” ujar Fatih menunjuk dada saya saat saya mengenakan baju.

“Iya, mimiknya buat siapa Mas?”, tanya saya sambil merapikan pakaian.

“Buat adik”, jawab Fatih melegakan hati saya.

“Kalau mas Fatih masih mimik?”, tanya saya ingin tahu tanggapannya.

“Nggak. Dadah mimik” jawab Fatih sambil melambaikan tangan.

Ah, akhirnya Fatih merelakan mimik buat adiknya. 4 bulan berikutnya, tepat tanggal 6 November 2014, Royyan Al Fattah lahir pukul 08.00 WIB. Fatih senang sekali dengan kehadiran Fattah. Di awal, Fatih memang masih sering diingatkan untuk bersikap lebih lembut saat menyentuh adiknya, Sekarang, Fatih sudah bisa dimintai tolong untuk membantu mengurus keperluan Fattah. Mengambilkan popok, pakaian, memegang sendok saat akan memberikan obat atau menjaga Fattah saat saya harus  ke kamar mandi atau ada keperluan sebentar. Mungkinkah ini buah menyusui di kala hamil?

Sayang dik Fattah

Selasa, 12 Mei 2015

Hunting Wall Stiker

Mudah-mudahan segera kelar
Sudah 2 tahunan ini, saya jarang menerima ajakan teman-teman kantor buat belanja atau sekedar windows shopping di Mall atau Pasar Kliwon Kudus. Saya rasanya gak bernafsu buat belanja di Mall.
 
Wuih, apa tanda-tanda depresi? BUKAAAN. Saya lagi senang belanja dengan suami. Romantis kan? Padahal anak sudah 2 dan badan saya belum ramping pasca melahirkan 6 bulan yang lalu *hubungannya apa.

Iya, saya lagi senang belanja bahan bangunan dengan suami hehehe.. Fokus kami memang membangun rumah. Setelah menikah, saya dan suami berkeliling mendatangi rumah yang akan dijual. Enam bulan berkeliling, belum jua menemukan yang pas. Pas modelnya dan pas lagi harganya. Wong duit aja masih belum terkumpul lagi..

Akhirnya, ada teman yang menawarkan tanah seluas 150 m2 dengan harga yang super duper murah. Nekat, yang penting punya tanah dulu, tawaran saya iyakan. Pertengahan tahun 2011 bermodalkan uang pinjaman Papa, tanah saya beli.

Pertengahan tahun 2013, modal buat membangun rumah sudah sedikit terkumpul. Saya kemudian meminta suami untuk segera memulai pembangunan rumah. Takut, harga bahan bangunan melambung. Niatnya membangun rumah dengan modal seadanya. Kalau modal habis dihentikan, ada modal, dilanjutkan lagi.

Alhamdulillah pembangunan rumah sudah 75 %. Masih ada beberapa yang perlu diperbaiki dan diselesaikan. Pintu kamar, pagar lantai atas, pegangan tangga dan cat dinding merupakan beberapa hal yang masih menunggu modal *ada yang mau modalin :D.

Meski modal belum terkumpul lagi, saya dan suami sering ngobrol di atas ranjang. Kami sering merencanakan kelanjutan rumah kami.

“Ma, sepertinya atap kaca rumah perlu direnovasi. Kalau hujan airnya rembes dan membasahi lantai”, ujar suami sambil menatap langit-langit rumah.

“Iya, nanti lah Yah, kalau uangnya sudah terkumpul lagi”, balas saya sambil memikirkan biaya yang harus dikeluarkan.

 “Dindingnya sebagian dicat warna yang berbeda Mah. Atau dipasangi wall paper” ujar suami lagi sambil menatap saya dengan senyum.

“Kalau itu Mama lebih setuju dipasang wall stiker aja Yah. Entar di kamar dikasih wall stiker. Mama sudah hunting desain wall stiker yang cantik-cantik” balas saya sambil menatap mata suami.

Saking terobsesinya dengan rumah, saya sering hunting desain luar dan interior rumah. Kebetulan ada teman yang dinding rumahnya dipasang wall paper. Sebutlah namanya Dhini, nama sebenarnya hihihi. Dhini biasanya setelah hunting wall paper selalu menanyakan pendapat saya, “menurutmu bagus yang mana mbak? Ini murah lho Mbak. Jauh lebih murah beli di toko online daripada beli di toko langsung”.

Gara-gara Dhini, suami langsung menyarankan sebagian dinding dipasang wall paper. Gara-gara Dhini juga, saya jadi ikutan hunting wall sticker *tanggung jawab Dhin.

Wallsticker-idr25-000-Grosir-3pcs-PM-Contact-Bbpin-7560f1c2-WA-081223601087-Line-littlebenscloset
www.shopious.com
WALLSTIKER-Ukuran-90x60-38-000
www.shopious.com
                                  
   

WALL-STICKER-TXL-60-90cm-beli-1pcs-38rb-pcs-beli-2-5-pcs-37rb-pcs-beli-6-8-pcs-36rb-pcs-beli-9-pcs-k
www.shopious.com
WALL-STICKER-TXL-60-90cm-beli-1pcs-38rb-pcs-beli-2-5-pcs-37rb-pcs-beli-6-8-pcs-36rb-pcs-beli-9-pcs-k
www.shopious.com
Cantik-cantik kan? Saya hunting wall stiker ini sih cukup di shopious. Malas mau keluar masuk toko online buat mencari desain dan membandingkan harga. Belum tentu juga toko onlinenya terpercaya. Tambahan lagi, sebagian besar toko online sekarang memakai media instagram, dan saya belum punya instagram *tutup muka.

Asiknya lagi, di shopious bisa memilih wilayah toko online, jadi bisa menghemat ongkos kirim kan. Ada, yang mau memberi saya kado wall stiker? Langsung aja ke shopious. Eh, tangan saya juga terbuka buat peralatan rumah tangga yang lain. Jangan kuatir di shopious juga ada hihihi.

Sabtu, 02 Mei 2015

Camilan Sehat Untuk Pemenuhan Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan si Kecil

Fatih di usia 8 bulan

“Apa perlu cek ADB dok?”, cetus saya memecah keheningan di ruang praktek dokter.

“Apa demam berdarah? Saya kira gak mungkin bu”, jawab dokter setengah terkejut dengan ide saya.

“Bukan demam berdarah dok, Anemia Defisiensi Besi”, jelas saya mengoreksi pendengaran dokter.

Itu sedikit percakapan saya dan dokter anak terkait dengan berat badan Fatih, anak sulung saya yang sejak usia 8 bulan semakin susah naiknya. Tidak hanya itu, hampir setiap bulan Fatih terserang influenza atau demam.

Anemia Defisiensi Besi

Anemia Defisiensi Besi (ADB) merupakan masalah defisiensi gizi tersering pada anak. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya kadar zat besi dalam tubuh anak. Dampak dari ADB adalah gangguan fungsi kognitif, konsentrasi, tingkah laku dan pertumbuhan anak.

Gejala dari ADB diantaranya anak terlihat pucat, lemas, tidak nafsu makan, rewel, mudah terserang infeksi dan gangguan pertumbuhan.   Kecurigaan ADB pada Fatih karena berat badannya tak beranjak naik disertai hampir setiap bulan terserang infeksi.

Hasil tes lab meski sesuai dugaan, tak urung membuat saya terhenyak. Hb Fatih berada di bawah batas normal. Jleb, saya merasa gagal untuk kesekian kali menjaga asupan makanan Fatih. Padahal kecukupan gizi 1000 hari pertama  kehidupan sangat penting.

Rekomendasi WHO Terkait Pemberian Makanan

Berdasarkan rekomendasi WHO, ada 3 cakupan pemberian makanan :

1.       Inisisasi Menyusui Dini (IMD)
Ini kegagalan pertama saya. Kondisi saat itu tak memungkinkan melakukan IMD. Padahal manfaat IMD diantaranya adalah bonding antara bayi dan ibu dan keberhasilan menyusui ekslusif lebih besar.

2.       ASI ekslusif selama 6 bulan
Kegagagalan IMD rupanya berlanjut dengan gagalnya pemberian ASI Ekslusif.  Pengalaman dan ilmu saya belum mencukupi untuk menunjang keberhasilan ASI ekslusif. ASI saya baru keluar di hari 3, akhirnya Fatih dengan terpaksa saya relakan diberi sufor. Ternyata itulah petaka, saya butuh 9 hari mengenyahkan botol dot.

3.       MPASI usia 6 bulan dibarengi ASI hingga 2 tahun
Memasuki usia 6 bulan kebutuhan zat gizi bayi meningkat pesat. Kalau tidak mencukupi, bayi akan mengalami defisiensi gizi. Salah satu akibatnya adalah perawakan tubuh pendek dan kurus. Aduh, padahal saya inginnya Fatih tinggi besar seperti Ayahnya. Cukup ibunya sajalah yang bertubuh mungil.

Meskipun gagal melaksanakan rekomendasi WHO, saya tetap memilih move on. Gagal IMD dan ASIX, tidak lantas menghentikan keinginan saya untuk menyusui Fatih hingga 2 tahun lebih dan diakhiri dengan menyapih dengan cinta. Pun masalah ADB ini, saya tetap berikhtiar dan berkonsultasi ke dokter anak untuk penanganan ADB.
“Sekali makan, ada berapa suap bu?.  Ada 8 suap?” tanya dokter saat konsultasi hasil tes lab Fatih.

“Lebih lah dok. Memang tidak setiap hari dia semangat makan besar. Beberapa kali menutup mulut juga” jawab saya tentang pola makan Fatih.

“Kalau begitu, ditambal dengan cemilan bu. Sering-sering ditawari makan dengan terjadwal. Anak usia 1,5 tahun asupan paling utama dari makanan, sudah bukan susu lagi. Diperhatikan juga kandungan gizinya” jelas dokter memberikan solusi.

Iya ya, memang anak usia 2 tahun ke bawah memang sinyal laparnya belum maksimal. Selain itu sebagian anak kerap menolak makan, terutama makan besar yang ‘itu lagi..itu lagi’. Makanya camilan untuk anak penting.

Saya biasanya juga menyiapkan cemilan buat Fatih. Namun saat sedang malas capek, inginnya membuat camilan yang mudah-mudah saja.

Camilan Sehat Milna

Akhirnya saya memilih camilan biskuit dan agar-agar Milna. Kenapa memilih Milna? Ya, karena makanan fortifikasi menurut WHO dan UNICEF bisa menjadi pilihan bagi ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Fortifikasi adalah upaya untuk menambahkan mutu gizi bahan pangan dengan sengaja menambahkan satu atau lebih zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral pada bahan pangan.

Selain itu, sesuai dengan regulasi SNI 01-7111-1-2005 butir ke-5, Milna tidak menggunakan bahan pengawet. Kombinasi antara proses dan pemilihan bahan baku serta bahan kemas, merupakan faktor utama yang menentukan umur simpan produk Milna.

Bahan baku dipilih yang memiliki kadar air rendah dan aktifitas air yang juga rendah. Kemasan alumunium foil memiliki kekedapan udara yang secara signifikan mampu menjaga produk agar tidak mengalami kondisi “banyak udara”. Ditambah proses pengolahan di pabrik harus dalam kondisi steril dengan kelembaban udara yang rendah dan terkontrol, serta pencegahan kontaminasi yang maksimal sehingga produk yang dihasilkanpun memiliki kadar air rendah dan bebas dari cemaran bakteri pathogen.


Resep Agar-agar Milna

Membuat agar-agar Milna sangat mudah sekali. Saking mudahnya, saya tak ragu mengajak Fatih membuat agar-agar. Ini memang salah satu trik saya, agar dia semangat menghabiskan makanan. Trik lainnya lagi, saya menambahkan strawberry, buah kesukaan Fatih, dalam agar-agarnya.

Bahan dan Alat :

1 bungkus agar-agar Milna
6 buah strawberry, bisa diganti buah lain
1 sdt gula jika dirasa perlu, boleh diskip.
Cetakan agar-agar yang unyu
300 ml air

Cara membuat :

Potong kecil-kecil strawberry, setelah itu rebus air hingga mendidih. Sambil menunggu air mendidih, bantu anak menuangkan agar-agar ke dalam wadah. Minta anak memberi sedikit gula, biarkan ia mengaduk-aduk. Setelah air mendidih, ambil alih agar-agar, tuangkan air mendidih. Aduk-aduk hingga tercampur selama 3 menit, masukkan strawberry dan segera tuangkan dalam cetakan agar-agar. Tunggu agak dingin, masukkan ke dalam kulkas.

Hasilnya, Fatih gak sabar mau makan agar-agar. Agar-agar habis, dia ngajak buat agar-agar lagi. Untung saya punya stok 3 varian rasa agar-agar Milna, vanilla, coklat dan strawberry. Kalau malas capeknya kumat tinggal sodorin biskuit hihihi..Fatih sih lebih suka rasa coklat dibanding keju. Biskuitnya pas digenggaman tangan dan sambil makan bisa belajar angka.


KALBE Nutritional

Sekedar info saja sih, Milna ini salah satu produk dari KALBE Nutritional yang aktif melakukan pengembangan produk nutrisi, guna mempertajam komitmen di bidang bisnis makanan dan minuman kesehatan. Misinya : We provide wellness to millions dengan menyediakan produk dan layanan kesehatan bagi masyarakat.

Guna memperluas layanan, dan menghadirkan kemudahan dan kepraktisan bagi pelanggan, Kalbe menghadirkan layanan konsumen KALBE Customer Care 0800-140-2000 (bebas pulsa), layanan pesan antar KALBE Home Delivery 500880, layanan pesan online KALBE e-Store (www.kalbestore.com), hingga eksistensi KALBE Nutritionals di ranah digital melalui kanal-kanal jejaring sosial. Wow, rasanya semakin dekat dan mudah untuk tahu berbagai informasi produk KALBE.

View photo in message
Bayi Hebat Milna 2015

Seperti tahun sebelumnya, untuk memfasilitasi kebangaan kita sebagai orang tua yang senang mengabadikan momen-momen perkembangan emas si kecil, Milna kembali menggelar kompetisi Bayi Hebat Milna 2015. Ibu atau Ayah bisa mengirimkan foto si buah hati usia 6 bulan hingga 3 tahun. Asik kan, daripada cuma di upload di fesbuk mending didaftarkan kompetisi Bayi Hebat Milna 2015. Untuk info selengkapnya bisa dilihat di sini

View photo in message

Blog Design by Handdriati