Selasa, 17 Januari 2017

TAK MENYESAL DENGAN DAPUR KECIL


Salah satu sudut rumah yang merupakan wilayahnya perempuan adalah DAPUR. Pengalaman saya, bagian dapur merupakan wewenang saya untuk mengaturnya. Saat pembangunan rumah, suami selalu menyebut dengan sebutan Dapur Mama. “ Ma, dapurmu mau didesain seperti apa? Paduan warnanya apa? Ma, dapurmu harusnya diberi penghisap asap”.

Khusus dapur, suami selalu menunjukkan pemilik dapur adalah saya. Bagian rumah lain, milik bersama. Syukurlah, dia tak punya kepemilikan atas salah satu ruangan di rumah kami..hahaha.

Setahun setelah kami dibuatkan desain rumah, saya bertekad untuk membangun rumah dengan dana seadanya. Saat pembangunan rumah, suami sempat berfikir untuk merubah letak dapur, “ Ma, dapurmu kayaknya kecil deh. Gimana kalau dapurnya diletakkan di belakang rumah? Dapur diganti dengan kamar mandi saja”.

Saya yang sudah lelah menunggu rumah yang tak kunjung kelar ditambah harus memikirkan tambahan biaya lagi jelas menolak. “Gak usahlah, sesuai desain saja. Lagian aku jarang masak kok. Gak perlu besar. Nanti ruang makan bisa juga digunakan buat aktivitas dapur”, alasan saya.

Dan, saya bersyukur banget saat itu menolak ide suami. Saya tak menyesal dengan keputusan saya memilih dapur kecil.

SESUAI DENGAN KEBUTUHAN

Bagi saya, ukuran dapur yang 2,5 m x 1,8 m sesuai dengan kebutuhan ibu bekerja seperti saya. Saya biasanya masak di pagi hari dan sore hari. Itu pun hanya masakan sederhana. Masak lengkap biasanya di hari Sabtu dan Minggu, saat suami dan saya libur, Fatih tidak sekolah serta Fattah di rumah.

Persediaan bahan mentah pun tak banyak. Berdasarkan pengalaman, saya beberapa kali terpaksa membuang bahan mentah bahkan masakan. Makanya saya tidak membutuhkan tempat yang besar untuk menyimpan bahan makanan dan peralatan masak. Wong ya jarang masak dan anggota keluarga hanya  4.

Meja dapur untuk kompor dan bak cuci piring

COCOK DENGAN KEPRIBADIAN

Kepribadian saya fungsional dan praktis. Memiliki dapur besar malah sia-sia. Dapur kecil saya, hanya berisi meja kompor dan bak cuci piring. Meja dapur yang minimalis cocok untuk kepribadian berantakan fleksibel saya.

Terbatasnya luas meja dapur, membuat saya tak lagi menaruh barang sembarangan. Setelah selesai menggunakan garam, tepung, gula atau bahan lain, saya segera meletakkan barang-barang tersebut pada tempatnya. Yah, soalnya tak ada tempat untu meletakkan barang-barang di atas meja. Bisa berjatuhan kalau dibiarkan di atas meja dapur..hihihi.

Bak cuci piring yang berukuran sedang pun membuat saya tak membiarkan peralatan makan menumpuk terlalu lama. Lah, gak bakal cukup kan. Mau gak mau, saya segera mencuci peralatan masak dan makan begitu bak cuci piring penuh.

Sungguh, seandainya meja dapur saya luas dan bak cuci piring besar, pasti banyak barang ‘pating telecek’. *cari kamus bahasa Jawa

HEMAT WAKTU & TENAGA

Punya dapur kecil sangat menghemat waktu dan tenaga. Ruangan rumah yang menurut saya paling cepat kotor kan dapur. Baru dibersihkan, dipakai masak pasti kotor lagi. Kecipratan minyak atau air dari keran. Belum kulit atau potongan bahan makanan yang berjatuhan menambah semrawut dapur.

Status saya sebagai mama duo balita yang bekerja serta tak punya ART tentunya harus mengatur waktu dan tenaga. Punya dapur yang besar jelas menghabiskan waktu dan tenaga untuk membersihkan. Padahal membersihkan dapur, tidak seperti ruangan lain yang bisa ditunda. Selain menyapu dan mengepel lantai, kompor, meja dapur, bak cuci piring dan kitchen set juga harus dibersihkan.

Abaikan barang-barang di anak tangga, sungguh karena tak punya meja makan

Oya, dapur saya berada di bawah tangga. Jadi saya juga memanfatkan ruang di bawah tangga sebagai almari dan tempat kulkas. Anak tangga juga saya manfaatkan untuk meletakkan, peralatan dapur yang sudah digunakan, bahan makanan atau masakan sementara. Eh, tapi tangga saya jarang buat sliwar sliwer kok. Itu pun karena saya belum punya meja makan *mohon doakan meja makan segera terealisasi. Jadi tidak layak untuk ditiru.

Saya juga ada tips untuk menjaga kitchen set lebih awet. Sediakan lap di sekitar meja dapur. Kotoran berupa cairan sering banget terjadi di dapur. Entah cipratan minyak, air dari keran atau tumpahan dari bahan masakan. Kalau dibiarkan bisa mengenai almari kitchen set. Pengalaman saya, almari jadi melembung kecil-kecil.

Sebenarnya inti saya memilih dapur kecil karena aktivitas di dapur tidak banyak. Selain itu ya, karena saya malas kalau harus membersihkan dapur yang luas. Iyo, intine mung MALAS..hahaha.

Blog Design by Handdriati