Jumat, 25 Desember 2015

Tak Ada Lagi Alasan Postingan Tanpa Foto, Kalau Pakai Oppo R7s


Sebagai blogger, smartphone adalah peralatan perang yang wajib dipunyai. Smartphone membantu dalam mengupdate informasi, baik yang datang lewat sms, email, medsos ataupun what app dan bbm. Saat menunggu antrian atau jongkok di kamar mandi, saya butuh smartphone untuk blogwalking dan share tulisan blog. Tak kalah penting, smartphone juga berfungsi sebagai kamera.

Foto, hampir dikatakan sebagai barang wajib dalam sebuah postingan. Seperti sayur tanpa garam atau kopi tanpa gula. Tanpa garam, sayur terasa hambar. Tanpa gula, kopi terlalu pahit. Tanpa foto, postingan terasa kurang lengkap dan tak mengigit.

Seperti postingan blog saya yang berjudul ‘Sop Balungan Mak Nyus di Cipto Roso Demak’. Saya hanya melengkapi tulisan dengan 1 buah foto. Parahnya, saya tidak berhasil mengambil gambar sop balungan. Akhirnya beberapa komentar bernada protes, “Wah, poto mana potonya?”. Iya sih, dengan foto pembaca postingan saya kan mendapat gambaran yang lebih jelas. No pic = hoax. Siapa tahu, ada yang berpikir saya cuma lewat di depan rumah makan, dan mengaku kalau sudah mencicipi..hihihi.

Komentar bernada protes

Saya sih sudah berusaha mengambil gambar sop balungan. Sayang, smartphone saya lama loadingnya. Sebentar kemudian, tampilan layar berwarna hitam. Arrggh, ini smartphone gak bisa diajak kerjasama. “Mama pasti gak logout fesbuk atau twitter ya. Hapenya juga jarang dibersihkan. Pesan-pesan yang masuk kalau sudah dibaca langsung dihapus lah Ma. Gak usah nambah aplikasi. Ini fotonya dipindahin aja, memori sudah penuh, bikin kerja hape jadi lelet” omel suami saya seperti biasanya.

Cuma foto depan rumah makan

Sementara, saat itu adalah jam makan siang. Duo F, Fatih dan Fattah sudah kelaparan. Duh, bikin saya tambah bingung. Akhirnya smartphone saya tinggalkan, dan fokus pada tugas sebagai ibu. Yah, daripada Fattah ngamuk, terus smartphone saya dibanting. Jangan sampai layar smartphone saya pecah untuk kedua kali.

Situasi tadi membuat saya berangan, “duh, pengennya punya smartphone anti lelet. Gak perlu logout medsos. Bisa nambah aplikasi yang diinginkan. Hasil foto bagus. Tahan dari bantingan Fattah. Baterai tahan lama dan cepat ngisinya. Gak perlu dibersihkan. Terus gratis pula” *mulai melantur.

Eh, pas banget dapat berita dari adik Rahmi Aziza, kalau tanggal 15 Desember 2015 kemarin menghadiri launching Oppo R7s.

Hasil foto menggunakan Oppo R7s


Isi tweet saat launching
“Mbak, aku kemarin datang ke launcingnya Oppo R7s. Duh, itu hape keren banget sih. Hasilnya fotonya bagus. Kapan ya punya hape kayak gitu?”, curhatnya usai acara launching.

Saya jadi penasaran, terus buka-buka deh websitenya Oppo. Dan…saya jadi ikutan pengen. Ih, cocok banget sih jadi gadget idaman di tahun baru hihihi. Gak percaya? Coba lihat sekilas spesifikasinya.

Spesifikasi andalan Oppo R7s

Masih ingin gambaran yang jelas? Lihat saja video di bawah ini.



Setelah mengunjungi web dan menonton video, saya punya 7 alasan menginginkan Oppo R7s menjadi gadget tahun baru.

Prosesor Qualcomm MSM8939 Octa Core dan RAM 4 GB



Ini adalah alasan paling mendasar. Spesifikasi ini merupakan jaminan kemampuan smartphone yang multitasking. Ga ada ceritanya smartphone tiba-tiba hang. Layar menjadi hitam. Gak perlu deh logout dari medsos. Kerja berbarengan juga bisa. Buka email, lanjut buka medsos, mau ambil foto, edit, trus diupload. Ih, gampang banget.

Memori Internal 32 GB

Saya suka malas beli memori external. Kalau kepepet sih beli juga. Tapi kalau memori internal aja udah 32 GB, kayaknya dalam waktu dekat saya gak perlu beli microSD. Saya bebas download aplikasi penunjang sebagai blogger buat edit foto.

Kamera Depan 8 MP dan Kamera Belakang 13 MP




Itu belum seberapa, dengan dukungan Beauty 3.0 bisa menghasilkan selfie yang mengagumkan. Jadi saya gak malas selfie lagi. Muka berasa cantik..hihihi. Dukungan lain berupa beragam filter, Double Exposure, Ultra HD, kemampuan pengambilan gambar pada kondisi cahaya remang dan lensa definisi tinggi untuk bidikan spontan. Aih, jadi gampang bikin foto cakep.

Gorilla Glass 4, Sentuhan Layar Basah dan Ukuran yang Pas


Punya anak masih berusia 1 tahun itu amazing. Antara panik dan membuat tersenyum. Iya, Fattah itu sangat aktif dan cerdas. Kadang-kadang keaktifannya membahayakan smartphone mamanya. Usai dijatuhkan atau dibanting, senyum deh dia. Mamanya yang panik dan terpaksa senyum. Makanya melihat spesifikasi layar sentuh Oppo R7s, sepertinya cocok dengan kondisi mama dengan anak batita. Tak mudah pecah, kuat dan mendukung sentuhan layar basah. Desain yang menarik dan ukurannya pun pas di gengaman.

VOOC Flash Charge dan Kapasitas Baterai 3070 mAh



Wow, dengan mengisi 5 menit, cukup untuk melakukan pembicaraan selama 2 jam. Standar keselamatan pun terjamin. Cocok banget buat saya yang kadang lupa mengisi baterai smartphone dan punya anak kecil yang suka otak atik charger. Kapasitas baterainya pun besar, bisa tahan seharian. Jadi pas bocah sudah tidur malam, baru deh dicharge.

Color OS 2.1 dengan Pembersihan Otomatis



Color OS 2.1 akan mengoptimalkan penggunaan RAM dengan pembersihan otomatis. Ini nih yang paling saya suka buat Mama pemalas sibuk. Kadang, saat anak memanggil, saya langsung meninggalkan smartphone begitu saja, lupa deh menutup aplikasi. Selain itu, Color OS 2.1 membuat proses booting lebih cepat 30% sehingga aktivasi aplikasi pun menjadi lebih singkat.

SIM Ganda 4G



Duh sekarang kan memang eranya 4G. Dengan pilihan SIM Ganda 4G, internetan semakin lebih cepat. Semakin banyak waktu yang dihemat, jadi ada waktu lebih dengan anak dan keluarga.

Itu tadi 7 alasan penting, mengapa saya menginginkan Oppo R7s. Yah, dengan Oppo R7s, saya tidak lagi kehilangan momen mengabadikan setiap cerita dalam postingan blog. Tidak ada lagi alasan postingan tanpa foto kalau menggunakan Oppo R7s. Mudah-mudahan tahun baru ini, keinginan memiliki Oppo R7s terwujud. Amin.

Minggu, 20 Desember 2015

Mengapresiasi Diri Dengan Yoga dan Menulis

Seorang teman pernah berkata, “saking sibuknya seorang ibu, ia bahkan tak sempat meletakkan pantatnya”. Setelah menjadi ibu dari 2 orang anak, saya paham maksud dari kalimat tersebut. Merawat keluarga dan membesarkan buah hati, bukanlah pekerjaan yang ringan. Butuh tenaga yang besar, waktu yang seakan tak ada habisnya dan pikiran yang luas.

Lelah seharian bekerja di kantor dilanjut mengurus duo bocah yang berusia 3,5 tahun dan 1 tahun, tentu saya butuh waktu untuk diri sendiri. Waktu yang merupakan apresiasi untuk diri sendiri atas apa yang telah saya kerjakan selama ini.

Modal buat yoga
Yoga dan Menulis, Hadiah Sederhana

Kesibukan sebagai pekerja, isteri dan ibu, mengharuskan saya menjaga kesehatan dan stamina. Karenanya, seminggu 2 kali, saya dan teman-teman kantor memanggil pelatih yoga. Lelah seharian bekerja, saya membutuhkan olahraga yang menenangkan. Yoga selain membakar kalori juga membuat tubuh sehat, lebih segar dan emosi menjadi tenang. Usai yoga, saya seolah mendapatkan energi baru.

Me time yang lainnya saya nikmati melalui menulis. Menulis menjadi ladang bagi saya. Ladang untuk menyalurkan hobi bercerita. Ladang untuk belajar menyampaikan cerita dengan alur yang menarik.  Ladang buat berbagi hal yang saya tahu. Menulis mendatangkan kebahagiaan tersendiri. Kebahagiaan terasa saat tulisan dibaca dan memberi manfaat bagi orang lain. Kebahagiaan juga membuncah, saat tulisan saya memenangkan lomba atau dimuat di media cetak.

Bahagia dengan menulis
Bagi saya menghadiahi diri sendiri itu sangat penting. Hadiah mendatangkan kebahagiaan. Ibu yang bahagia tentu menularkan kebahagiaan ke dalam keluarganya. Happy Mom, Happy Family.

#MengapresiasiDiriSendiri

Kamis, 10 Desember 2015

Berburu Barang di Online Revolution Lazada

Online Revolution Telah Tiba
 Dulu, saya pernah curhat sama teman, “Enak kali ya, kalau belanja, gak perlu masuk satu toko ke toko lainnya buat cari barang berkualitas dan murah. Tinggal duduk cantik, lihat di layar, sentuh barang yang diinginkan dan barang sampai di tangan kita”.

Eh, sekarang curhatan saya itu jadi kenyataan. Teknologi yang semakin canggih, memudahkan kita melakukan apapun. Termasuk berbelanja via online. Sekarang belanja bisa dilakukan dari rumah dengan waktu yang tak terbatas. Saya gak perlu dandan, modal bensin dan kaki pegel keluar masuk toko. Tambahan lagi, sekarang saya sudah punya dua buntut. Rencana mau belanja satu barang, bisa membengkak menjadi banyak barang. Mainan, baju terutama makanan. Deuh, mau cari barang murah hasilnya malah keluar banyak.

Ternyata, maraknya situs belanja online, menjadikan tanggal 12 Desember sebagai Hari Belanja Online Nasional. Biasanya nih, di hari itu banyak diskon yang ditawarkan. Mungkin hampir seperti kebanyakan mall, beberapa e-commerce memberi diskon akhir tahun. Dalam rangka menyambut Harbolnas, Lazada menggelar Online Revolution.

Program Online Revolution dari Lazada sebenarnya sudah dimulai sejak 11-11 atau 11 November hingga puncaknya pada Hari Belanja Nasional yaitu 12 Desember. Event ini merupakan Promo Akhir Tahun yang diadakan setiap tahun.

Penawaran Smartphone
Diskon Akhir Tahun yang ditawarkan tidak main-main, hingga 90%. Mulai dari barang kebutuhan sehari-hari yang kerap dikonsumsi yaitu makanan dan minuman, perlengkapan rumah tangga dan elektronik, smartphone, kebutuhan dan perlengkapan anak, fashion, kesehatan & kecantikan hingga otomotif.

Kalau saya bayangkan, Online Revolution dari Lazada ini seperti berburu diskon akhir tahun di Mall. Untunglah kita gak perlu rebutan membeli barang diskonan. Kebayang kan, tarik-tarikan barang dengan pembeli lain. Barangnya malah ancur, kaki tangan pun pegal.

Saya sih lebih memilih nguber diskonan di Lazada. Tinggal mantengin layar, dengan pakaian rumah yang nyaman, rambut dijepit, sambil duduk atau gelosoran di atas kasur atau karpet, nikmat banget..hehehe.
Masih ada waktu hingga tanggal 12 Desember
O,ya tawaran menariknya sudah dimulai lho, ada diskon hingga 90%, flashsale, black friday, cyber monday, crazy deals dan berbagai games menarik.  Catat juga tanggalnya. Karena disetiap minggunya ada promo barang yang berbeda. Misal di minggu 3, adalah tech week, dimana ada penewaran diskon hingga 90% untuk smartphone, laptop, tivi, kamera dan teman-temannya. Minggu keempat adalah lifestyle week. Puncaknya ya tanggal 12 bulan Desember.

Belanja mudah dan pembayaran pun bisa dipilih sesuka kita. Bisa melalui kartu kredit, debet ataupun COD. Saya sih pernah berbelanja dengan pembayaran melalui ATM. Pemberitahuan tentang pengiriman barang pun selalu disampaikan lewat email dan sms. Alhamdulillah barang pun sampai sesuai waktunya.

So, buat yang mencari barang murah namun tetap berkualitas, catat tanggalnya. Jangan sampai menyesal melewatkan even setahun sekali ini.

Online Revolution di Harbolnas

Rabu, 09 Desember 2015

Reuni : Karena Saya Orang Biasa Saja

Reuni kecil
Rasanya baru saja merasakan tahun 2015, eh tiba-tiba sudah dipenghujung tahun. Akhir tahun, seperti biasa, saya gak punya rencana apa-apa. Liburan sudah saya nikmati di bulan November. Sengaja sih, biar gak mainstraim. Liburan di akhir tahun atau pas lebaran..hahaha.

Acara kecil ada. Acara yang diadakan teman-teman alumni SMA. Apalagi kalau bukan reuni. Sebenarnya rencana reuni sudah sejak 3 tahun lalu digulirkan. Tapi, ya gitu deh. Cuma jadi obrolan gak jelas di group kami. Hingga akhirnya mau diwujudkan di akhir tahun ini, usai libur Natal.

Saya sih, jadi peserta biasa saja. Gak terlalu aktif, tapi siap kalau dibutuhkan. Maklum lah, udah punya 2 buntut. Agak susah meluangkan waktu buat rapat panitia. Jadi, ketika melihat teman sibuk woro-woro, saya cuma usul, “di japri aja, kirim ke semua inbox alumni. Jangan sekali dua kali. Mendekati hari H tambah genjar”.

Aksi itu memang jurus pamungkas saya ketika 6 tahun lalu jadi bendahara. Jurus nyampah di fesbuk, sampai beberapa teman terteror. Akhirnya, banyak juga sih yang transfer uang reuni tapi gak jadi datang. Mengikhlaskan uang demi kebersamaan atau lelah diteror hahaha.

Mendekati acara reuni, kami panitia kemudian bersepakat untuk membebaskan teman-teman yang sekiranya berat membayar iuran. Ya kan tidak semua orang memiliki kelonggaran untuk iuran. Istilahnya subsidi silang.

Sungguh, tidak mudah mengajak teman untuk sekedar datang ke acara reuni. Mulai dari, ada acara keluarga, dompet lagi minimalis, teman yang dulu dekat gak ada yang ikut acara, hingga yang merasa malu belum jadi apa-apa.

Kalau ada acara keluarga, agak dimaklumi lah. Dompet lagi tipis, ada opsi gak perlu iuran. Teman yang dulu dekat gak ada yang ikut acara, ini yang agak susah. Apalagi yang merasa malu belum jadi apa-apa, tambah susah lagi.

Saya sendiri, sejujurnya gak banyak kenal dengan panitia lain. Kenalnya ya pas ikut membantu acara reuni. Dulu pas SMA, paling kenal  sekilas beberapa dari mereka. Bahkan ada yang sama sekali saya gak ingat pernah satu SMA..hahaha. Kebangetan ya, bukan lupanya, tapi kupernya. Iya, saya dulu SMA siswa yang biasa-biasa aja. Bukan golongan populer. Otak mepet.  Cantik jauh banget. Anak orang kaya juga bukan. Jadi pantaslah kalau saya gak kenal dengan mereka. Lebih pantas lagi mereka juga gak kenal saya *sedihnya.

Setelah 14 tahun berlalu, saya masih jadi orang biasa-biasa saja. Wajah tetap sama, status orang tua juga, perkembangan otak meningkat dikit dan bukan golongan orang kuaya, wong rumah aja belum jadi. Tapi saya tetap berusaha berpartisipasi di kegiatan alumni, minimal datang ke acara reuni.

Kenapa? Karena saya mencoba untuk menanamkan pemikiran, bahwa karena saya orang biasa-biasa saja, saya bisa dapat manfaat dari reuni. Katanya silaturrahmi kan memanjangkan rejeki. Siapa tahu rejeki saya ada di sana. Saya bisa dapat ilmu dari teman-teman lain. Siapa tahu juga, ada teman pengusaha yang menawarkan job review *ngarep.

Makanya, ketika ada teman yang berkilah belum jadi apa-apa, agak merasa sedih. Reuni kan bukan ajang pamer. Sebisa mungkin saya pribadi tidak menanyakan hal yang berkaitan tentang harta, anak dan indikator kesuksesan secara materi. Reuni justru harusnya dijadikan ajang untuk saling membantu teman yang kesusahan. Yang mungkin belum punya pekerjaan yang dianggap layak, mungkin ada teman yang menawarkan atau memiliki informasi lowongan pekerjaan. Bagi yang belum punya pasangan, siapa tahu menemukan jodoh melalui reuni. Masih menunggu momongan, mungkin ada teman yang senasib atau teman dokter yang mau kasih masukan.

Jadi, karena saya orang biasa-biasa saja, maka saya mau ikut reuni. Yuk, yang mau ada acara reuni, segera ikutan.


Sabtu, 05 Desember 2015

Radang Gegara Abaikan Gigi Berlubang

Jangan sepelekan gigi berlubang
Pertengahan September, tiba-tiba suami bertanya,” Mah, apa aku sinus ya? Kok dari kemarin pilek gak sembuh-sembuh”

Saya mengernyitkan kening, memikirkan pertanyaan suami. Iya, sudah 2 mingguan suami pilek dan sudah 2 kali berobat ke dokter. Obat habis, pileknya kambuh. Tapi, sepanjang pernikahan kami, suami jarang banget pilek, bisa dikatakan tidak pernah pilek. Kok tiba-tiba pileknya gak sembuh-sembuh?.

“Gak mungkin ah Yah, kan Ayah jarang pilek. Dokternya bilang apa? Atau periksa ke spesialis aja deh”, saran saya.

Akhirnya setelah 2 kali berobat ke dokter umum menggunakan BPJS, suami memutuskan untuk berobat ke spesialis THT tanpa rujukan dari faskes 1. Habis dokter umum selalu mendiagnosis gejala pilek, tanpa mau merujuk ke spesialis. Bahkan dokter malah mengatakan kurang lebihnya seperti ini,”kalau BPJS itu membantunya kalau rawat inap Pak, kalau rawat jalan mending biaya sendiri”. Whaatt??

Diagnosis dari dokter spesialis mencengangkan. Kemungkinan sumber penyebab pilek suami adalah radang dari gigi berlubang. Memang suami sempat mengeluh giginya berlubang. Kayaknya sih sudah lama banget, tapi baru sempat ke dokter gigi sebelum mengeluh pilek. Sudah ditambal pula, tapi sepertinya terlambat. Menurut dokter kemungkinan gigi berlubang sudah radang hingga ke saluran pernafasan.

Suami kemudian dirujuk untuk rontgen kepala dengan fokus ke hidung. Seandainya memang berlendir, berarti diagnosis dokter benar.  Penanganan selanjutnya adalah pembersihan lendir. Upaya pembersihan lendir dilakukan dengan operasi kecil. Tidak ada rawat inap. Biaya operasi gak sampai jutaan, hanya 600 ribu *kata dokternya loh. Lendir disedot kemudian suami diperbolehkan pulang dengan membawa resep obat. Operasi dilakukan 2 kali, tentu waktunya berjarak.

Selesai penanganan dengan dokter spesialis THT, selanjutnya suami dirujuk ke dokter gigi. Saat memeriksakan gigi, dokternya sempat bertanya,” Ini tambalan kok jelek banget. Siapa yang menambal?”.

Aduh, itu tambalan dari dokter gigi menggunakan BPJS. Menambal dan mengobati gigi ternyata butuh 5-6 kali pertemuan. Kalau ditotal, biaya yang dikeluarkan suami kurang lebih 3 jutaan, dengan waktu berobat sekitar 2 bulan. Seminggu 1-2 kali suami meluangkan waktu selepas isya untuk berobat ke dokter spesialis THT dan gigi. Antrinya juga lumayan lama.

Ini nih, akibat menunda dan tidak meluangkan waktu memeriksakan gigi. Total biaya yang dikeluarkan plus waktu yang harus diluangkan jadi membengkak. Penderitaannya pun lebih berat. Gampang capek dan terserang pilek. Hidung berlendir dan badan pun demam.  Akhirnya ngefek ke pekerjaan dan waktu buat keluarga..duh.

Hikmahnya, suami dan saya menjadi lebih peduli dengan kesehatan gigi. Begitu ada yang gak beres dengan gigi segera periksa ke dokter. Catatan lagi periksa gigi rutin 6 bulan sekali  harus menjadi agenda yang penting. Gak mau kan gara-gara sakit gigi, anggota tubuh yang lain ikut sakit?

Senin, 30 November 2015

Lenovo A6010 si Hitam yang Mumpuni

Lenovo A6010
“Riz, minta no pin donk” isi sms seorang teman.

“Pin ATM? Ih buat apa?” balas saya pura-pura bodoh.

Iya, HP saya memang masih jadul. Ada fitur kamera, tapi hasilnya jauh dari bagus. Bisa sih buat internetan, tapi lemot pake banget. Teman-teman sering protes, nanya pin BB atau WA, nanya kiriman gambar dan email yang tak kunjung dibalas.

Awalnya saya masih cuek, setelah saya mulai aktif ngeblog, kejadulan HP saya semakin terasa menghambat. Ketika ada email penting, yang menawarkan job review gak langsung saya balas. Ada pengumuman pemenang lomba blog yang butuh biodata pun hampir terlewat. Termasuk email dari klien biro tempat saya bekerja sering hampir terlewat.

Sebagai blogger, kebutuhan akan internet terasa banget. Posting artikel blog, share ke medsos dan blogwalking ke rumah maya teman-teman. Sebagai ibu dengan 2 anak, saya butuh update informasi tumbuh kembang anak dengan berselayar di dumay. Sebagai ibu bekerja, waktu libur saya manfaatkan dengan mengajak anak-anak piknik. Tentunya piknik tanpa mengabadikan kenangan terasa kurang lengkap.

Semua kebutuhan itu sekarang bisa didapat dengan memiliki smartphone yang mumpuni. Bagi saya sih, smartphone yang mumpuni itu ada 2 hal, lancar internetan dan kamera yang bagus. Eh, kemarin lihat di lazada Indonesia ada promo smartphone Lenovo A6010.

4G LTE dengan kamera 13 MP
Lenovo A6010 ini sudah memiliki jaringan 4G LTE, tentunya akses data menjadi lebih cepat. Jangankan buka email, streaming music, unduh video pun lancar jaya. Chipset Qualcomm yaitu Snapdragon 410 quadcore dengan dilengkapi RAM 2GB memudahkan membuka beberapa aplikasi sekaligus dengan mulus tanpa lagging. Saya kan sering tuh, buka email sambil browsing.

Kameranya juga oke punya. Kamera belakangnya 13 MP dan dilengkapi kamera depan 5 MP. Jadi mau selfi pun pede lah dengan hasil gambar yang semakin jelas. Ukuran ponselnya pun pas dan nyaman di tangan. Desainnya ergonomis dengan berat hanya 130 gram.

Asiknya lagi, memori internal 16 GB membuat saya bisa menyimpan banyak file, berupa dokumen, foto atau video. Ukuran layar HD 5” membuat acara mantengin layar cukup nyaman. Gak perlu menyipitkan mata, gegara tulisan dan gambar terlihat kecil. Tambahan baterai 2300mAh, membuat kinerja tahan berjam-jam.

Benar-benar mumpuni kan? Kebutuhan internetan dan mengabadikan kenangan, bisa saya dapatkan dari Lenovo A6010. Harganya pun hanya dibandrol sekitar Rp. 2.099.000,-. Malah www.lazada.co.id memberi diskon 5 % menjadi Rp. 1.999.000. Dan…di black Friday masih dikasih kode voucher lagi buat potongan 100 ribu. Yippie..

Diskon, bikin mupeng


Buat yang butuh smartphone baru, Lenovo A6010 bisa jadi pilihan. Mau cari diskonan? Ubek-ubek Lazada deh, mumpung banyak promo.

Minggu, 22 November 2015

Bingung Puting Itu Nyata

Enyahkan Dot
Bulan September kemarin, kecurigaan saya terhadap Fattah terbukti. Sudah 2 minggu, sore hari usai pulang kerja Fattah kerap menolak disusui. Awalnya saya masih berfikir positif. Oh, mungkin dia masih kenyang. Anehnya, kok dia sering mencari makanan. Bawaannya Fattah, lapar terus. Sudah menghabiskan 1 mangkuk bubur, dia masih sanggup makan biscuit. Ketika melihat kakaknya makan, pasti minta disuapi.

Malam hari menjelang tidur, Fattah masih mau disusui.  Tengah malam, saat resah, Fattah juga masih mau disusui.  Meski ketar-ketir, saat itu saya berdoa saja, semoga kekhawatiran saya tidak terjadi.

Bingung Puting

Pas bulan September, selama 10 hari, saya harus berangkat sebelum jam 7 pagi dan pulang jam 6 sore.  Mulai tanggal 11-20 September 2015, saya ikut tim pelatihan Mahasiswa Berkarakter atau disingkat MASTER. Seminggu menjalani rutinitas berangkat pagi-pulang menjelang maghrib, kekhawatiran saya terbukti. Di usianya 10 bulan Fattah terbukti BINGUNG PUTTING.

Mengapa saya mengatakan bingung putting? Karena malam harinya Fattah menolak disusui sama sekali. Tidurnya gelisah, seperti kehausan tapi gak mau saya susui. Matanya terpejam, namun suaranya merengek dan dia membolak-balikkan badannya. Saat itu, hati saya remuk redam. Campur aduk. Ingin menangis, khawatir dan tak rela. Saya kemudian mengalah memberikan air putih untuk melepaskan dahaga Fattah.

Resiko Penggunaan Dot

Bagaimana Fattah bisa bingung putting? Karena saya menggunakan DOT sebagai media pemberian ASIP. Sebagai ibu menyusui yang bekerja, saya sudah mempersiapkan berbagai hal mengenai ASIP. Tapi saya tidak bisa menghindar dari penggunaan dot. Saya menitipkan Fattah selama bekerja kepada Ibu. Sebenarnya ada pembantu juga di rumah, tapi merangkap bersih-bersih rumah.

Saya sudah menyampaikan kekhawatiran saya soal penggunaan dot. Namun ketika mencoba media lain, menyulitkan pemberian ASIP. ASIP banyak tumpah dan Fattah pun tak tenang. Akhirnya saya mengalah, sambil berdoa semoga Fattah menyapih sendiri dari dot, seperti kakaknya Fatih. Nyatanya, Fattah bingung putting.

Saya bisa mengerti. Sewaktu menyusui Fatih, tiap siang, saya sempatkan pulang ke rumah untuk menyusui. Saya juga sering sounding Fatih untuk melepaskan dotnya dan memilih menggunakan gelas atau sedotan. Sedangkan Fattah, saya gak bisa pulang menyusui, karena Fatih tidak mengijinkan saya berangkat kerja lagi.

Enyahkan Dot

Hanya ada satu cara untuk mengatasi bingung putting, MENGENYAHKAN DOT. Saya memilih untuk pulang ke rumah, menjelang jam makan siang. Hingga saat ini, kesempatan itu, saya gunakan untuk menyusui Fattah. Awalnya sih sempat juga addrama dengan Fatih. Namun lama-kelamaan, dengan ketegasan, Fatih akhirnya menerima kondisi itu.

Sebelumnya saat usia Fattah 6 bulan, saya sudah meminta Ibu untuk memberikan ASIP dengan sedotan.  Namun Fattah hanya mau menggunakan sedotan saat minum air putih.  Jadi balik lagi ke dot. Pikir saya usia Fattah sudah 10 bulan, tak mengapa lah minum ASIP berkurang di siang hari. Daripada saya tidak punya kesempatan menyusui hingga 2 tahun.

Tidak semua bayi menolak disusui, meski menggunakan dot. Tapi resiko lainnya, produksi ASI biasanya berkurang. Ini dialami oleh istri dari keponakan saya. Saat anaknya usia 7 bulan, ASIPnya tak mencukupi. Terpaksa dibantu dengan sufor.

Itulah mengapa saya tidak pernah menulis tentang merek dot atau persiapan pemberian ASIP. Ya, karena saya sudah tak mematuhi aturan dan resiko BINGUNG PUTING itu NYATA.

Senin, 09 November 2015

Mau Dapat Voucher? Ikutan Quiz Donk


Ada yang mau menyumbang peralatan rumah tangga?
Baru setengah tahun ini saya tahu profesi kuter atau quiz hunter. Awalnya dulu diceritakan adik saya, blogger irits,”Kong, ada profesi quiz hunter lho. Bahkan ada teman yang dapat motor dari kegigihannya ikut quiz”. Wow, asik ya.

Ternyata, beberapa teman juga ada yang ikutan quiz. Saya tahunya dari timeline medsos yang bersliweran. Gegara itu, saya jadi termotivasi ikutan quiz. Tidak segencar kuter sih. Pikir saya, siapa tahu hoki, lagi gak modal ini.

Nah, beberapa waktu yang lalu saya dapat email pemberitahuan quiz rumah impian dari Flipit Indonesia. Apa sih Flipit Indonesia? Flipit Indonesia adalah anak perusahaan Imbull, penyedia situs kupon online terbesar di Indonesia.  Salah satu voucher diskon yang disediakan adalah voucher Lazada. Lumayan kan, dapat diskonan berbelanja di Lazada.

Flipit.com

Quiznya gampang banget. Kita hanya diminta memilih segala hal yang berbau rumah. Hadiahnya juga lumayan buat ngisi rumah. Voucher belanja Lazada Rp. 500.000,- untuk berbelanja peralatan rumah tangga atau elektronik rumah tangga.

Tipe rumah
Seperti biasa, kita diminta untuk mengisi nama lengkap dan alamat email. Baru deh kita mengikuti quiznya. Pertanyaan pertama kita diminta memilih gambar rumah idaman yang paling menarik. Saya sih, suka tipe D, halamannya hijau dan lampunya cantik.

Berendam sambil mencari inspirasi
Pertanyaan kedua adalah kamar mandi favorit dengan bath up. Saya memilih tipe H. Rasanya pengen berendam di kamar mandi modern, kayak di hotel atau apartement..hahaha. Kata ibu saya, kamar mandi itu salah satu bagian terpenting dari rumah dan harus bikin betah.

Ruang berkumpul keluarga
Pertanyaan selanjutnya adalah ruang keluarga. Sebenarnya saya ada 2 pilihan, tipe D dan H, tapi akhirnya saya memilih H. Ada lagi pertanyaan tipe dapur yang membuat nyaman saat memasak. Saya memilih tipe F. Terlihat hangat dan tak terlalu besar.

Bakal nyenyak tidurnya

Pertanyaan terakhir adalah tipe kamar tidur.  Dari semua pilihan, saya memilih tipe A. Dipan tidak terlalu tinggi menjadi alasan utama. Ya, saya kan masih tidur dengan anak-anak. Selain itu desainnya simpel, terang dan ada balkonnya. 

Tahu banget kalau saya santai dan ramah
 Mudah kan? Kalau sudah baru deh disubmit. Nanti kita bisa tahu tipe rumah idaman kita dan dishare melalui fesbuk, Hasilnya, rumah idaman saya adalah Tropical Style. Katanya sih, saya tipe yang santai dan ramah. Rumah dengan  tipe tropis, bernuansa sentuhan alami, bisa memasukkan unsur tanaman, kayu dan air sebagai dekorasi.

Beuh, saya langsung berasa jodoh banget ma quiz ini. Iya, saya penyuka rumah. Paling suka lihat rumah. Kalau ada teman yang punya rumah, dengan sukacita saya pasti berkunjung. Ada yang tertarik mengikuti quiznya? Selengkapnya bisa dilihat di sini. Jangan kuatir, setelah ikut kuis kita akan menerima email pemberitahuan dari Flipit. Mudah-mudahan vouchernya hoki saya ..amin..amin.

Email Notification

Rabu, 04 November 2015

Tertampar di Seminar Psikologi : Bagian II

Tema Presentasi
Janji adalah utang. Utang dibawa mati. Jadi daripada saya ditagih sampai mati, saya bayar lunas deh sambungan Tertampar di SeminarPsikologi : Bagian I..hihihi..

Kemarin sampai mana ya? *langsung buka postingan. Jadi setelah menceritakan langkah awal Ibu Septi menjadi Ibu Profesional, Ibu Septi membuka Seminar dengan sebuah kabar baik.

Tahun 2020 GNP Indonesia diprediksikan 10.000 USD dan Tahun 2050, Indonesia diprediksikan akan menjadi negara maju lapis kedua. Karena itulah diperlukan akselerasi eunterpreuner dari 0, 2 menjadi 2% penduduk dan diperlukan 4 juta pemimpin bisnis 20-40 tahun ke depan.


Berangkat dari kabar itu, akan dimanakah posisi anak kita? Jadi leader atau follower? Padahal sesuai firman QS 2 : 30  “Dan ingatlah (wahai Muhammad) ketika TUHANmu berfirman kepada malaikat : Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini”. Artinya setiap dari kita adalah pemimpin.

Nah, untuk menjadi pemimpin, kemandirian mutlak diperlukan. Sebagai umat muslim, kemandirian Nabi Muhammad yang menjadi teladan. Mari disimak kemandirian Nabi Muhammad.

Tabel Kemandirian
Wow, di usia 12 tahun Nabi Muhammad sudah mulai magang. Kita masih memakai baju putih biru. Kalau di sini menjadi manajer paling cepat umur 30an, eh Nabi sudah menjadi manajer di usia 17 tahun. Kita mah masih galau aja. Di usia 25 tahun kita baru belajar mencari duit, eh Nabi mah sudah jadi owner aja.

Salah satu kemandirian yang diterapkan oleh Ibu Septi adalah memberikan kebebasan kepada anak untuk makan sendiri sejak usia 1 tahun *langsung tertampar lagi. Kenapa saya bilang kebebasan, karena berdasar pengalaman saya, menjelang usia 1 tahun, anak ingin makan sendiri. Pegang sendok sendiri, ubek-ubek makanan, memasukkan sendok dan makanan ke mulut bahkan menyuapi emaknya *duh, rasanya gak enak banget tuh dipaksa disuapi anak.

Terus berjalan lancar? Jelaslah, Ibu Septi. Jelas acak-acakan lah rumahnya. Anak 1 tahun gitu, gak mungkin diminta tertib dan bersih. Tapi anak kan menjadi belajar mandiri. Hal yang ditekankan oleh Ibu Septi adalah makan sebuah kebutuhan dan kalau kamu tidak bisa makan sendiri, bagaimana kalau Ibu tidak ada atau mati?

Demikian juga dengan belajar, belajar itu adalah fitrah anak. Hanya saja kita sebagai orang dewasa dengan sok tahu ingin memberikan semua yang belum tentu dibutuhkan anak.

Ada 4 patokan dalam belajar yaitu : Intelelctual Curiosity atau rasa ingin tahu yang luar biasa, Creative Imagination atau daya imajinasi yang sangat tinggi, Art of Discovery atau seni untuk menemukan dan yang terakhir Noble Attitude atau akhlak yang mulia. Nah, kalau keempat tidak ada dalam proses belajar, artinya ada yang salah.

Fitrah Anak
Selama 1 jam Ibu Septi bercerita, selama 1 jam saya terperangah. Semacam takjub gitulah. Apalagi kalau mendengar kisah keberhasilan ketiga anaknya. Enes yang di usia 18 tahun sudah lulus S1 dan pernah mendapatkan penghargaan Young Changemaker Ashoka Foundation 2009. Dilanjut oleh Ara yang masih menyelesaikan S1 dan meraih penghargaan ASHOKA Foundation USA serta Elan usia 11 tahun yang baru saja menjadi notespeaker di Kyoto.

Usai tertampar berkali-kali, saya kemudian membuat janji, seenggaknya saya harus melatih kemandirian Fatih mulai sekarang. Iya, Fatih mulai belajar makan sendiri, dan berganti pakaian. Trus hasilnya gimana? Hasilnya, tunggu postingan selanjutnya..hihihi.

Rabu, 28 Oktober 2015

Tips Memilih Smartphone Untuk Bermain Game

Bagi saya, smartphone sangat membantu tugas keseharian, sebagai karyawan, blogger  dan ibu 2 anak. Saya bisa menerima dan mengirim email dari mana saja. Membaca berita, blogwalking atau mengikuti tren di media sosial yang saya ikuti. Browsing resep masakan dan informasi tumbuh kembang anak serta mengambil gambar tanpa membawa kamera khusus.

Selain saya, smartphone juga dimanfaatkan oleh Fatih. Iya, Fatih yang baru berumur 3 tahun itu memanfaatkan smartphone saya buat bermain game. Yah, tentunya saya batasi juga. Hanya boleh pakai HP mama sehabis sholat maghrib dan tak lebih dari 30 menit.
Smartphone impian
Multifungsi banget ya. Saya beberapa kali stalking smartphone keren di online shop. Eh, ternyata di MatahariMall, sedang ada diskon beragam smartphone. Bayangkan, bulan September kemarin iPhone 6 dijual sekitar 100 ribuan..wow. Kok ya terlewat oleh saya?hiks.

Tapi tenang, sepertinya di penghujung akhir tahun ini, MatahariMall bakal memberikan kejutan yang tak kalah heboh. Hm, sepertinya mendekati bulan November, harus rajin memantau media sosial ataupun situs resmi MatahariMall. Iya, supaya updatedengan informasi diskon MatahariMall November 2015. Siapa tahu ini menjadi kesempatan saya atau teman-teman buat punya smartphone baru.

Eh, tapi, ada beberapa syarat untuk sebuah smartphone bisa digunakan bermain game dengan nyaman.  Apa saja syaratnya?

RAM
Ukuran RAM yang besar akan membuat game yang dimainkan jadi lebih lancar. Sehingga kesenangan tak akan terganggu dengan lack yang terjadi pada smartphone. Untuk memainkan game dengan kualitas grafis unggulan, smartphone yang digunakan sebaiknya memiliki RAM minimal 1 GB.

Kapasitas Memori Penyimpanan
Memori penyimpanan juga jadi hal penting bagi penggemar bermain game di smartphone. Pasalnya, game yang berkualitas sering membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar. Smartphone dengan kapasitas memori internel 8 GB atau lebih sudah cukup menjawab kebutuhan itu. Dan jangan lupa untuk melengkapinya dengan memori eksternal.

Kapasitas Baterai
Gak ingin kan smartphone mudah low bat saat kita sedang asyik-asyiknya bermain game. Semakin besar kapasitas baterai smartphone, maka semakin lama pula smartphone bisa bertahan untuk stand by atau untuk bermain game hingga puas.

CPU dan GPU
CPU (Central Processing Unit) adalah bagian yang mengatur jalannya sistem dalam suatu smartphone. Sedangkan GPU (Graphic Processing Unit) adalah bagian yang membantu smartphone menampilkan kualitas grafis yang baik. Kedua komponen ini tentu sangat dibutuhkan pada smartphone yang sering digunakan untuk bermain game.

Versi Android
Setiap update versi Android membuat sistem operasi tersebut menjadi lebih ringan dan dilengkapi dengan keunggulan baru. Untuk menjalankan game secara lancar, sebaiknya pilihlah smartphone dengan versi Android terbaru. Atau minimal versi Jelly Bean.

Nah, itu tadi tips memilih smartphone untuk bermain game. Yah, jangan sampai, saat sedang asik bermain game, tiba-tiba gangguan datang. Tak perlu lagi merogoh duit dalam-dalam untuk memiliki smartphone idaman, cukup belanja ke situs terpercaya yang menjual smartphone berkualitas dengan harga terjangkau.

Sabtu, 24 Oktober 2015

Sop Balungan Mak Nyus di Cipto Roso Demak

Mak Nyus
Demak, selalu menjadi kota yang dilewati sejak dulu. Sejak bayi sampai sudah punya 2 anak. Iya, saya kan bayinya lahir di Rantau Prapat, nah kalau pulang ke Kudus, pasti melewati Demak. Pindah ke Bandung, lagi-lagi melewati Demak. Pas kuliah juga melewati Demak. Cuma pas mudik ke Makassar dan Denpasar aja yang gak melewati Demak.

Terus, apa yang special dari Demak? Jujur, saya gak tahu..hahaha. Lha wong cuma melewati aja kok. Belum pernah ngubek-ngubek kota Demak. Paling ikut bis ngetem di terminal, atau mampir di alun-alun beli jambu air atau mampir di pasar Demak beli buah dan jajajanan.

Nah, pas kemarin antar Adik yang tinggal di Tangerang ke Bandara Ahmad Yani, pulangnya ditawari Yangti, “mau makan siang di jalan?”.

Saya kemudian menyampaikan maksud Yangti ke Ayah yang bertindak sebagai pemimpin alias sopir. Memang saya gak berani memutuskan sendiri, selain gak tau kuliner di Demak, karena saya gak bawa dompet hahaha. Tapi beneran gak sengaja, makanya saya gak berani beli dan mampir di sepanjang perjalanan. Cuma mampir beli roti dan coklat buat Fatih, karena uang Ayah cukupnya buat beli itu.

Akhirnya Ayah memilih untuk mampir di Cipto Roso. Memang sih, Ayah pernah cerita kalau sop di sana enak. Setelah pasar Demak, kira-kira 1 km, sebelah kiri jalan ada sebuah rumah makan yang tidak besar. Tempat parkirnya agak sempit, Kayaknya gak lebih dari 10 mobil, yang bisa diparkir di depan rumah makan.

Memasuki rumah makan, ada beberapa meja besar dan kursi dengan 2 ruangan. Atap ruangan sekitar 3-3,5 meter dengan kipas angin di atas. Rasanya memang agak panas, ya maklum, udara di luar juga panas. Tampilan luar dan dalam rumah makan biasa banget, tapi yang datang sebagian besar bermobil. Saat kami datang, pelanggan mereka sebagian pegawai kantoran yang datang beramai-ramai.

Menu andalannya sop balungan. Ada juga sih menu lainnya, seperti telur dan tempe. Kami kemudian memesan 5 mangkuk sup balungan dan 5 nasi dan 1 potong tempe buat Fatih. Minumnya cukup es jeruk, es teh dan teh hangat.

Meski semua makanan sudah diolah, tinggal disajikan di atas meja, kami menunggu pesanan diantar cukup lama. Sekitar 15-25 menit. Mungkin karena banyaknya pelanggan yang datang.  Ketika sup balungan datang, kami langsung menyantap tanpa sempat mengambil foto. Yah, maklumlah agak ribet mau mengambil foto dengan duo bocah yang agak rewel. Jadi maaf ya, hanya diceritakan lewat tulisan.

Sop balungan disajikan dalam mangkuk yang di alasi piring. Ada beberapa potongan wortel, duo bawang dan bumbu dapur yang menyertai. Ras sopnya cukup pas dilidah saya. Daging yang menempel di tulang juga empuk dan mudah digigit. Saya tidak perlu menggunakan tangan untuk menarik daging terlepas dari tulang.

Pesanan kami ludes hanya menyisakan 1 mangkuk sop balungan karena Fatih makan berdua dengan saya. Memang agak susah seleranya Fatih. Hanya mau makan dengan kuah, tanpa sayur dan dagingnya. Untung masih mau diberi tempe, sebagai tambahan giznya.

O, ya untuk menkmati semangkok sup balungan kita dikenai harga Rp. 22.000,-. Untuk menu lainnya harganya standart lah. Usai membayar dan membawa pulang sebungkus sop,saya baru tersadar,”Oh, rupanya sop ini rasanya Mak Nyus”. Iya, ada spanduk besar dengan foto pak Bondan Winarno yang dipasang di atas warung makan.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Perjuangan Suami Mengatur Keuangan Demi Mewujudkan Pernikahan

sumber
Salah satu hal gila terindah yang saya lakukan adalah menikah dengan suami. Kenapa bisa gila? Karena kami jatuh cinta di saat suami masih kuliah dan saya sudah bekerja. Usia saya saat itu sudah tak terbilang muda. Usia di mana sebagian besar teman saya sudah menikah dan punya anak sementara saya malah jatuh cinta dengan anak kuliahan. Butuh nyali besar buat saya untuk menerima kondisi bahwa kami saling jatuh cinta. Keberanian yang lebih besar lagi adalah meneruskan perasaan kami menuju jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.

Apa yang membuat saya jatuh cinta dengannya? Selain wajahnya yang ganteng, kemandiriannya yang saya kagumi. Suami kuliah sambil bekerja. Dia berusaha mencukupi biaya kuliah dan hidupnya sendiri. Memang Ayah mertua, sebagai tulang punggung keluarga, sudah berpulang saat suami duduk di bangku SMA. Suami tak bisa meminta kakak-kakaknya membiayai kuliah sepenuhnya karena mereka sudah memiliki tanggungan.

Saat kami jatuh cinta, suami masih kuliah di semester akhir. Sebelum lulus kuliah, ia mencoba mengirim surat lamaran dan diterima bekerja. Saat itu suami bertanya, “Adik, punya rencana menikah kapan?”.

Terus terang, saya bingung juga menjawabnya. Rencana pernikahan ya di tahun itu. Tapi, saya tahu dia pasti belum siap. Meskipun rukun menikah itu hanya pengantin lelaki, pengantin wanita, wali, 2 orang saksi, ijab dan qobul serta sebaik-baiknya mahar adalah tidak memberatkan, realitanya dana pernikahan berikut tetek bengeknya bukanlah hal yang kecil.

Tanggung Jawab Dana Pernikahan

Teman saya dari NTT, pernah berujar,” Mbak, kalau ditempatku, maharnya Mbak Rizka itu mahal lho. Apalagi dengan status sudah bekerja dan kuliah S2. Bisa ratusan juta”

Wow, fantastis. Saya sih senang aja, kalau ada yang sanggup kasih mahar sebesar itu. Tapi harus menunggu berapa tahun lagi, bisa mengumpulkan mahar sebesar itu. Jangan-jangan, mempelai laki-lakinya sudah berumur. Eh, ternyata seluruh keluarga besar ikut iuran untuk mengumpulkan mahar.

Untunglah di Jawa urusan mahar dan dana pernikahan tidak terlalu besar. Memang tergantung budaya dan status sosial sebuah keluarga.

Melihat perjuangan suami saya mengatur keuangan demi keinginan menikah, saya jadi berpikir bahwa kedua mempelai harusnya ikut bertanggung membiayai  pernikahan. Menikah artinya kedua insan sudah siap mental dan material, termasuk juga dana pernikahan.

Sederhana dan penuh makna
Kapan Mulai Mempersiapkan Dana pernikahan?

Hampir setiap orang pasti ingin menikah.  Terutama dalam ajaran Islam, menikah adalah mengikuti sunnah Rosul. Persiapan biaya menikah tak perlu menunggu memiliki calon pengantin. Meskipun belum memiliki calon, rencana menikah merupakan salah satu tujuan hidup kan? Itu artinya mempersiapkan dana pernikahan merupakan salah satu tujuan investasi.

Beberapa literature yang saya baca, sebaiknya mempersiapkan dana pernikahan adalah saat pertama kali memiliki penghasilan atau minimal 2-3 tahun menjelang rencana pernikahan. Dulu suami mempersiapkan dana pernikahan semenjak dia menerima gaji, namun waktunya kurang dari 2 tahun. Yah, kalau menunggu 3 tahun bisa saya tinggal nikah..hehehe.

Manajemen Want dan Need

Sejak awal saya kagum dengan pengaturan keuangan suami. Kok bisa dia menyisihkan uang buat persiapan biaya menikah? Saya cukup tahu lah kalau gajinya tidaklah besar. Sejak kami berkomitmen untuk meneruskan hingga jenjang pernikahan, suami sudah berujar, “ Dek, kalau bersuamikan seorang wartawan, jangan berharap jadi orang kaya ya”.

Iya, profesi suami adalah wartawan di sebuah media cetak tingkat Jawa Tengah. Bukan berarti mengecilkan arti wartawan ya, tapi memang gajinya tak besar..hihihi. Ternyata kuncinya adalah, “kalau kamu menginginkan sesuatu ya harus mengorbankan sesuatu”. Itu adalah jawaban dari suami.

Memang kadang kita tidak bisa membedakan antara WANT dan NEED. Sering kita membeli sesuatu karena keinginan dan bukan kebutuhan. Akibatnya pengeluaran menjadi lebih besar dan menggeser pos yang lain. Padahal kalau kita menurunkan standar hidup, mengganti barang atau jasa yang kita butuhkan dengan harga dibawahnya, tidak ada masalah kan? Itulah pentingnya manajemen WANT dan NEED.

Saya masih ingat saat suami dipindah ke Grobogan. Suami memilih mencari kos yang murah. Makan pun ia jarang bermewah-mewah. Bahkan semakin mendekati hari H pernikahan, dia selalu menolak diajak makan di luar, “makan di rumah saja ya Dek, uangnya ditabung buat biaya menikah dan berumah tangga”. Duh, saya diantara sedih dan terharu.

Bentuk Investasi

Menginvestasikan dana pernikahan bisa dalam berbagai bentuk. Tabungan dan deposito merupakan bentuk investasi yang paling aman. Logam mulia atau emas bisa juga menjadi pilihan sekaligus untuk persiapan mahar seperti yang dilakukan suami. Alternatif lainnya adalah reksadana pasar uang atau reksadana pendapat tetap.

Sebaiknya untuk memilih investasi yang tepat, konsultasikan dulu dengan ahlinya atau lembaga keuangan terkemuka. Salah satu alternatif lembaga keuangan yang menyediakan jasa konsultasi keuangan serta solusi masalah finansial adalah Sunlife Financial.

Produk dan layanan yang ditawarkan Sunlife Financial meliputi Proteksi, Simpanan dan Investasi, Riders, Baccassurance dan Financial Syariah. Sunlife juga bekerja sama dengan manajer investasi terpercaya dan kelas dunia untuk mengelola dana dan investasi nasabah.

Alternatif lembaga keuangan
NO Utang = Realistis

Berbagai sumber keuangan yang saya baca, semua menyarankan untuk menghindari utang. Ya, hidup kita bukan kisah cinderella kan? Pernikahan tak sebatas akad dan resepsi, namun kehidupan setelahnya yang lebih penting. Lebih baik kita menyisihkan sebagian penghasilan untuk kehidupan selanjutnya.

Lebih baik bersikap realistis dengan dana pernikahan yang kita miliki. Sesuaikan dengan kebutuhan bukan keinginan. Beberapa sikap realistis saya dan suami adalah meniadakan foto pre wedding, memilih perias pengantin dan menyewa baju pengantin yang ramah di kantong serta menekan harga kartu undangan.  Harga kartu undangan kami hanya Rp. 1500,-. Kami berpikir buat apa mahal, toh hanya sekali pakai.

Alhamdulillah meski akad dan resepsi pernikahan kami terbilang sederhana, kehidupan setelah menikah berjalan baik. Pilihan suami dalam pengaturan uang untuk dana pernikahan akan kami turunkan kelak kepada Fatih dan Fattah. Harapannya sih, masa depan mereka berdua lebih cerah dengan ilmu perencanaan keuangan yang baik. 

Merencanakan keuangan demi mereka
Daftar Pustaka :





Rabu, 14 Oktober 2015

Bale Banyu, Makan dan Bermain Air


Seger, pengen nyemplung
Saat lembur menyelesaikan Training MASTER, saya pernah berjanji sama Yangtinya Fatih dan Fattah mau mengajak makan di luar. Sayang, 2 minggu setelahnya, masih belum bisa cari waktu longgar. Eh, kemarin 2 hari sebelum tantenya duo F pulang ke Tangerang, dia minta diajak ke Pantai Bandengan Jepara. Jadi berangkatlah jam 7 pagi kami ke Jepara. Kurang pagi sih, yang namanya punya anak kecil ya banyak tetek bengek yang harus diurus.

Setelah kecibang kecibung di pantai. Mengajak Fattah merasakan air laut dan Fatih naik pelampung bebek dan bermain pasir, jam 10.30 kami berpulang menuju Kudus. Pulangnya perut terasa keroncongan. Jadi kami putuskan untuk mampir makan di perjalanan pulang.

Sepanjang perjalanan pulang saya dan si Ayah gak punya gambaran tempat makan enak di Jepara. Yah, kami jarang sih kulineran di Jepara. Fatih maunya makan mie, jadi saya bilang Ayah, mampir warung bakso saja lah. Eh, ternyata si Ayah belok kiri, memarkir mobil di Bale Banyu, “coba di sini saja ya Mah”. Ya, bolehlah, masak mau traktir makan Yangtinya di warung bakso, di Kudus juga banyak kali.
Bale di kelilingi taman
Memasuki pintu depan, saya sempat bertanya dalam hati, “kok dinamai Bale Banyu?”. Kami kemudian disambut oleh Mbak dan Mas yang berpakaian rapi di pintu depan. Masnya kemudian mengikuti kami menuju salah satu bale. Ya, di sana ada sekitar 10 bale lesehan kecil, muat untuk 6 orang.

Awalnya saya mengira, taman yang rumputnya digenangi air ini sebagai symbol banyu yang dimaksud. Eh, setelah saya memasuki lebih dalam ternyata di sana ada 2 buah kolam renang biru yang cukup bersih. O, mungkin ini lebih tepat menggambarkan banyu.

Ruang pertemuan terbuka
Kolam renang ini berada di sebelah ruangan terbuka yang cukup besar. Ruangan ini biasanya disewa untuk acara-acara tertentu, seperti rapat, ulang tahun dan sejenisnya. Di seberangnya lagi ada juga sebuah ruangan tertutup berisi kursi dan meja. Rupanya kalau jumlah kelompok lebih dari 6 orang atau ingin makan di meja dan kursi kita bisa makan sambil menikmati kolam biru beserta penghuninya..hehehe.
Numpang narsis
Balik lagi ke Masnya yang mengikuti kami hingga bale, akhirnya kami memesan 2 gelas es teller, 1 jus anti oxidant, 2 es jeruk, 4 air mineral, 1 porsi mendoan, 1 kakap asam manis, 1 gurami goreng terbang, 1 capcay, 1 bakul nasi, 1 mie rebus buat Fatih dan 1 brokoli kukus buat Fattah.

Aku juga mau pesan
Pesanan datang agak lama, ya agak lama untuk ukuran Yangti dan Yangkung yang tidak sabar menunggu. Seperti biasa minuman datang terlebih dahulu. Rasa minuman tidak mengecewakan. Es tellernya lumayan, meski tak seenak es teller favoritnya saya di mie ayam bandung. Jus anti oxidantnya seger. Makanannya juga enak. Yang sedikit mengecewakan masnya gagal paham untuk brokoli kukus yang saya pesan. Saya minta brokoli polos di kukus eh, malah dikasih brokoli bawang putih yang dibumbui. Rasanya sih enak, tapi pesanan brokoli buat Fattah yang usianya belum genap setahun.
Abaikan kenarsisan kaki ini
Satu point lagi, ternyata kalau mau berenang, tidak dipungut biaya. Syaratnya makan di sana ya, jangan Cuma datang mau berenang aja..hihihi. Sayang, Fatih dan Fattah gak saya bawakan baju ganti lagi. Lagi tadi juga sudah main air di pantai.

Kalau punya uang lebih, saya mau deh datang ke sana lagi, sekalian ngajak duo F berenang. Maklum, total pesanan lumayan juga buat kantong saya, IDR 225.500. Satu lagi, jangan sampai tragedi dompet menghilang terjadi lagi. Iya, pas mau bayar eh, dompet saya gak ada di tas, setelah dibayarin Yangti dulu, baru deh dompetnya ketemu di bagasi mobil, ya elah.

Fatih ngekor lagi

Blog Design by Handdriati