Rabu, 28 Oktober 2015

Tips Memilih Smartphone Untuk Bermain Game

Bagi saya, smartphone sangat membantu tugas keseharian, sebagai karyawan, blogger  dan ibu 2 anak. Saya bisa menerima dan mengirim email dari mana saja. Membaca berita, blogwalking atau mengikuti tren di media sosial yang saya ikuti. Browsing resep masakan dan informasi tumbuh kembang anak serta mengambil gambar tanpa membawa kamera khusus.

Selain saya, smartphone juga dimanfaatkan oleh Fatih. Iya, Fatih yang baru berumur 3 tahun itu memanfaatkan smartphone saya buat bermain game. Yah, tentunya saya batasi juga. Hanya boleh pakai HP mama sehabis sholat maghrib dan tak lebih dari 30 menit.
Smartphone impian
Multifungsi banget ya. Saya beberapa kali stalking smartphone keren di online shop. Eh, ternyata di MatahariMall, sedang ada diskon beragam smartphone. Bayangkan, bulan September kemarin iPhone 6 dijual sekitar 100 ribuan..wow. Kok ya terlewat oleh saya?hiks.

Tapi tenang, sepertinya di penghujung akhir tahun ini, MatahariMall bakal memberikan kejutan yang tak kalah heboh. Hm, sepertinya mendekati bulan November, harus rajin memantau media sosial ataupun situs resmi MatahariMall. Iya, supaya updatedengan informasi diskon MatahariMall November 2015. Siapa tahu ini menjadi kesempatan saya atau teman-teman buat punya smartphone baru.

Eh, tapi, ada beberapa syarat untuk sebuah smartphone bisa digunakan bermain game dengan nyaman.  Apa saja syaratnya?

RAM
Ukuran RAM yang besar akan membuat game yang dimainkan jadi lebih lancar. Sehingga kesenangan tak akan terganggu dengan lack yang terjadi pada smartphone. Untuk memainkan game dengan kualitas grafis unggulan, smartphone yang digunakan sebaiknya memiliki RAM minimal 1 GB.

Kapasitas Memori Penyimpanan
Memori penyimpanan juga jadi hal penting bagi penggemar bermain game di smartphone. Pasalnya, game yang berkualitas sering membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar. Smartphone dengan kapasitas memori internel 8 GB atau lebih sudah cukup menjawab kebutuhan itu. Dan jangan lupa untuk melengkapinya dengan memori eksternal.

Kapasitas Baterai
Gak ingin kan smartphone mudah low bat saat kita sedang asyik-asyiknya bermain game. Semakin besar kapasitas baterai smartphone, maka semakin lama pula smartphone bisa bertahan untuk stand by atau untuk bermain game hingga puas.

CPU dan GPU
CPU (Central Processing Unit) adalah bagian yang mengatur jalannya sistem dalam suatu smartphone. Sedangkan GPU (Graphic Processing Unit) adalah bagian yang membantu smartphone menampilkan kualitas grafis yang baik. Kedua komponen ini tentu sangat dibutuhkan pada smartphone yang sering digunakan untuk bermain game.

Versi Android
Setiap update versi Android membuat sistem operasi tersebut menjadi lebih ringan dan dilengkapi dengan keunggulan baru. Untuk menjalankan game secara lancar, sebaiknya pilihlah smartphone dengan versi Android terbaru. Atau minimal versi Jelly Bean.

Nah, itu tadi tips memilih smartphone untuk bermain game. Yah, jangan sampai, saat sedang asik bermain game, tiba-tiba gangguan datang. Tak perlu lagi merogoh duit dalam-dalam untuk memiliki smartphone idaman, cukup belanja ke situs terpercaya yang menjual smartphone berkualitas dengan harga terjangkau.

Sabtu, 24 Oktober 2015

Sop Balungan Mak Nyus di Cipto Roso Demak

Mak Nyus
Demak, selalu menjadi kota yang dilewati sejak dulu. Sejak bayi sampai sudah punya 2 anak. Iya, saya kan bayinya lahir di Rantau Prapat, nah kalau pulang ke Kudus, pasti melewati Demak. Pindah ke Bandung, lagi-lagi melewati Demak. Pas kuliah juga melewati Demak. Cuma pas mudik ke Makassar dan Denpasar aja yang gak melewati Demak.

Terus, apa yang special dari Demak? Jujur, saya gak tahu..hahaha. Lha wong cuma melewati aja kok. Belum pernah ngubek-ngubek kota Demak. Paling ikut bis ngetem di terminal, atau mampir di alun-alun beli jambu air atau mampir di pasar Demak beli buah dan jajajanan.

Nah, pas kemarin antar Adik yang tinggal di Tangerang ke Bandara Ahmad Yani, pulangnya ditawari Yangti, “mau makan siang di jalan?”.

Saya kemudian menyampaikan maksud Yangti ke Ayah yang bertindak sebagai pemimpin alias sopir. Memang saya gak berani memutuskan sendiri, selain gak tau kuliner di Demak, karena saya gak bawa dompet hahaha. Tapi beneran gak sengaja, makanya saya gak berani beli dan mampir di sepanjang perjalanan. Cuma mampir beli roti dan coklat buat Fatih, karena uang Ayah cukupnya buat beli itu.

Akhirnya Ayah memilih untuk mampir di Cipto Roso. Memang sih, Ayah pernah cerita kalau sop di sana enak. Setelah pasar Demak, kira-kira 1 km, sebelah kiri jalan ada sebuah rumah makan yang tidak besar. Tempat parkirnya agak sempit, Kayaknya gak lebih dari 10 mobil, yang bisa diparkir di depan rumah makan.

Memasuki rumah makan, ada beberapa meja besar dan kursi dengan 2 ruangan. Atap ruangan sekitar 3-3,5 meter dengan kipas angin di atas. Rasanya memang agak panas, ya maklum, udara di luar juga panas. Tampilan luar dan dalam rumah makan biasa banget, tapi yang datang sebagian besar bermobil. Saat kami datang, pelanggan mereka sebagian pegawai kantoran yang datang beramai-ramai.

Menu andalannya sop balungan. Ada juga sih menu lainnya, seperti telur dan tempe. Kami kemudian memesan 5 mangkuk sup balungan dan 5 nasi dan 1 potong tempe buat Fatih. Minumnya cukup es jeruk, es teh dan teh hangat.

Meski semua makanan sudah diolah, tinggal disajikan di atas meja, kami menunggu pesanan diantar cukup lama. Sekitar 15-25 menit. Mungkin karena banyaknya pelanggan yang datang.  Ketika sup balungan datang, kami langsung menyantap tanpa sempat mengambil foto. Yah, maklumlah agak ribet mau mengambil foto dengan duo bocah yang agak rewel. Jadi maaf ya, hanya diceritakan lewat tulisan.

Sop balungan disajikan dalam mangkuk yang di alasi piring. Ada beberapa potongan wortel, duo bawang dan bumbu dapur yang menyertai. Ras sopnya cukup pas dilidah saya. Daging yang menempel di tulang juga empuk dan mudah digigit. Saya tidak perlu menggunakan tangan untuk menarik daging terlepas dari tulang.

Pesanan kami ludes hanya menyisakan 1 mangkuk sop balungan karena Fatih makan berdua dengan saya. Memang agak susah seleranya Fatih. Hanya mau makan dengan kuah, tanpa sayur dan dagingnya. Untung masih mau diberi tempe, sebagai tambahan giznya.

O, ya untuk menkmati semangkok sup balungan kita dikenai harga Rp. 22.000,-. Untuk menu lainnya harganya standart lah. Usai membayar dan membawa pulang sebungkus sop,saya baru tersadar,”Oh, rupanya sop ini rasanya Mak Nyus”. Iya, ada spanduk besar dengan foto pak Bondan Winarno yang dipasang di atas warung makan.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Perjuangan Suami Mengatur Keuangan Demi Mewujudkan Pernikahan

sumber
Salah satu hal gila terindah yang saya lakukan adalah menikah dengan suami. Kenapa bisa gila? Karena kami jatuh cinta di saat suami masih kuliah dan saya sudah bekerja. Usia saya saat itu sudah tak terbilang muda. Usia di mana sebagian besar teman saya sudah menikah dan punya anak sementara saya malah jatuh cinta dengan anak kuliahan. Butuh nyali besar buat saya untuk menerima kondisi bahwa kami saling jatuh cinta. Keberanian yang lebih besar lagi adalah meneruskan perasaan kami menuju jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.

Apa yang membuat saya jatuh cinta dengannya? Selain wajahnya yang ganteng, kemandiriannya yang saya kagumi. Suami kuliah sambil bekerja. Dia berusaha mencukupi biaya kuliah dan hidupnya sendiri. Memang Ayah mertua, sebagai tulang punggung keluarga, sudah berpulang saat suami duduk di bangku SMA. Suami tak bisa meminta kakak-kakaknya membiayai kuliah sepenuhnya karena mereka sudah memiliki tanggungan.

Saat kami jatuh cinta, suami masih kuliah di semester akhir. Sebelum lulus kuliah, ia mencoba mengirim surat lamaran dan diterima bekerja. Saat itu suami bertanya, “Adik, punya rencana menikah kapan?”.

Terus terang, saya bingung juga menjawabnya. Rencana pernikahan ya di tahun itu. Tapi, saya tahu dia pasti belum siap. Meskipun rukun menikah itu hanya pengantin lelaki, pengantin wanita, wali, 2 orang saksi, ijab dan qobul serta sebaik-baiknya mahar adalah tidak memberatkan, realitanya dana pernikahan berikut tetek bengeknya bukanlah hal yang kecil.

Tanggung Jawab Dana Pernikahan

Teman saya dari NTT, pernah berujar,” Mbak, kalau ditempatku, maharnya Mbak Rizka itu mahal lho. Apalagi dengan status sudah bekerja dan kuliah S2. Bisa ratusan juta”

Wow, fantastis. Saya sih senang aja, kalau ada yang sanggup kasih mahar sebesar itu. Tapi harus menunggu berapa tahun lagi, bisa mengumpulkan mahar sebesar itu. Jangan-jangan, mempelai laki-lakinya sudah berumur. Eh, ternyata seluruh keluarga besar ikut iuran untuk mengumpulkan mahar.

Untunglah di Jawa urusan mahar dan dana pernikahan tidak terlalu besar. Memang tergantung budaya dan status sosial sebuah keluarga.

Melihat perjuangan suami saya mengatur keuangan demi keinginan menikah, saya jadi berpikir bahwa kedua mempelai harusnya ikut bertanggung membiayai  pernikahan. Menikah artinya kedua insan sudah siap mental dan material, termasuk juga dana pernikahan.

Sederhana dan penuh makna
Kapan Mulai Mempersiapkan Dana pernikahan?

Hampir setiap orang pasti ingin menikah.  Terutama dalam ajaran Islam, menikah adalah mengikuti sunnah Rosul. Persiapan biaya menikah tak perlu menunggu memiliki calon pengantin. Meskipun belum memiliki calon, rencana menikah merupakan salah satu tujuan hidup kan? Itu artinya mempersiapkan dana pernikahan merupakan salah satu tujuan investasi.

Beberapa literature yang saya baca, sebaiknya mempersiapkan dana pernikahan adalah saat pertama kali memiliki penghasilan atau minimal 2-3 tahun menjelang rencana pernikahan. Dulu suami mempersiapkan dana pernikahan semenjak dia menerima gaji, namun waktunya kurang dari 2 tahun. Yah, kalau menunggu 3 tahun bisa saya tinggal nikah..hehehe.

Manajemen Want dan Need

Sejak awal saya kagum dengan pengaturan keuangan suami. Kok bisa dia menyisihkan uang buat persiapan biaya menikah? Saya cukup tahu lah kalau gajinya tidaklah besar. Sejak kami berkomitmen untuk meneruskan hingga jenjang pernikahan, suami sudah berujar, “ Dek, kalau bersuamikan seorang wartawan, jangan berharap jadi orang kaya ya”.

Iya, profesi suami adalah wartawan di sebuah media cetak tingkat Jawa Tengah. Bukan berarti mengecilkan arti wartawan ya, tapi memang gajinya tak besar..hihihi. Ternyata kuncinya adalah, “kalau kamu menginginkan sesuatu ya harus mengorbankan sesuatu”. Itu adalah jawaban dari suami.

Memang kadang kita tidak bisa membedakan antara WANT dan NEED. Sering kita membeli sesuatu karena keinginan dan bukan kebutuhan. Akibatnya pengeluaran menjadi lebih besar dan menggeser pos yang lain. Padahal kalau kita menurunkan standar hidup, mengganti barang atau jasa yang kita butuhkan dengan harga dibawahnya, tidak ada masalah kan? Itulah pentingnya manajemen WANT dan NEED.

Saya masih ingat saat suami dipindah ke Grobogan. Suami memilih mencari kos yang murah. Makan pun ia jarang bermewah-mewah. Bahkan semakin mendekati hari H pernikahan, dia selalu menolak diajak makan di luar, “makan di rumah saja ya Dek, uangnya ditabung buat biaya menikah dan berumah tangga”. Duh, saya diantara sedih dan terharu.

Bentuk Investasi

Menginvestasikan dana pernikahan bisa dalam berbagai bentuk. Tabungan dan deposito merupakan bentuk investasi yang paling aman. Logam mulia atau emas bisa juga menjadi pilihan sekaligus untuk persiapan mahar seperti yang dilakukan suami. Alternatif lainnya adalah reksadana pasar uang atau reksadana pendapat tetap.

Sebaiknya untuk memilih investasi yang tepat, konsultasikan dulu dengan ahlinya atau lembaga keuangan terkemuka. Salah satu alternatif lembaga keuangan yang menyediakan jasa konsultasi keuangan serta solusi masalah finansial adalah Sunlife Financial.

Produk dan layanan yang ditawarkan Sunlife Financial meliputi Proteksi, Simpanan dan Investasi, Riders, Baccassurance dan Financial Syariah. Sunlife juga bekerja sama dengan manajer investasi terpercaya dan kelas dunia untuk mengelola dana dan investasi nasabah.

Alternatif lembaga keuangan
NO Utang = Realistis

Berbagai sumber keuangan yang saya baca, semua menyarankan untuk menghindari utang. Ya, hidup kita bukan kisah cinderella kan? Pernikahan tak sebatas akad dan resepsi, namun kehidupan setelahnya yang lebih penting. Lebih baik kita menyisihkan sebagian penghasilan untuk kehidupan selanjutnya.

Lebih baik bersikap realistis dengan dana pernikahan yang kita miliki. Sesuaikan dengan kebutuhan bukan keinginan. Beberapa sikap realistis saya dan suami adalah meniadakan foto pre wedding, memilih perias pengantin dan menyewa baju pengantin yang ramah di kantong serta menekan harga kartu undangan.  Harga kartu undangan kami hanya Rp. 1500,-. Kami berpikir buat apa mahal, toh hanya sekali pakai.

Alhamdulillah meski akad dan resepsi pernikahan kami terbilang sederhana, kehidupan setelah menikah berjalan baik. Pilihan suami dalam pengaturan uang untuk dana pernikahan akan kami turunkan kelak kepada Fatih dan Fattah. Harapannya sih, masa depan mereka berdua lebih cerah dengan ilmu perencanaan keuangan yang baik. 

Merencanakan keuangan demi mereka
Daftar Pustaka :





Rabu, 14 Oktober 2015

Bale Banyu, Makan dan Bermain Air


Seger, pengen nyemplung
Saat lembur menyelesaikan Training MASTER, saya pernah berjanji sama Yangtinya Fatih dan Fattah mau mengajak makan di luar. Sayang, 2 minggu setelahnya, masih belum bisa cari waktu longgar. Eh, kemarin 2 hari sebelum tantenya duo F pulang ke Tangerang, dia minta diajak ke Pantai Bandengan Jepara. Jadi berangkatlah jam 7 pagi kami ke Jepara. Kurang pagi sih, yang namanya punya anak kecil ya banyak tetek bengek yang harus diurus.

Setelah kecibang kecibung di pantai. Mengajak Fattah merasakan air laut dan Fatih naik pelampung bebek dan bermain pasir, jam 10.30 kami berpulang menuju Kudus. Pulangnya perut terasa keroncongan. Jadi kami putuskan untuk mampir makan di perjalanan pulang.

Sepanjang perjalanan pulang saya dan si Ayah gak punya gambaran tempat makan enak di Jepara. Yah, kami jarang sih kulineran di Jepara. Fatih maunya makan mie, jadi saya bilang Ayah, mampir warung bakso saja lah. Eh, ternyata si Ayah belok kiri, memarkir mobil di Bale Banyu, “coba di sini saja ya Mah”. Ya, bolehlah, masak mau traktir makan Yangtinya di warung bakso, di Kudus juga banyak kali.
Bale di kelilingi taman
Memasuki pintu depan, saya sempat bertanya dalam hati, “kok dinamai Bale Banyu?”. Kami kemudian disambut oleh Mbak dan Mas yang berpakaian rapi di pintu depan. Masnya kemudian mengikuti kami menuju salah satu bale. Ya, di sana ada sekitar 10 bale lesehan kecil, muat untuk 6 orang.

Awalnya saya mengira, taman yang rumputnya digenangi air ini sebagai symbol banyu yang dimaksud. Eh, setelah saya memasuki lebih dalam ternyata di sana ada 2 buah kolam renang biru yang cukup bersih. O, mungkin ini lebih tepat menggambarkan banyu.

Ruang pertemuan terbuka
Kolam renang ini berada di sebelah ruangan terbuka yang cukup besar. Ruangan ini biasanya disewa untuk acara-acara tertentu, seperti rapat, ulang tahun dan sejenisnya. Di seberangnya lagi ada juga sebuah ruangan tertutup berisi kursi dan meja. Rupanya kalau jumlah kelompok lebih dari 6 orang atau ingin makan di meja dan kursi kita bisa makan sambil menikmati kolam biru beserta penghuninya..hehehe.
Numpang narsis
Balik lagi ke Masnya yang mengikuti kami hingga bale, akhirnya kami memesan 2 gelas es teller, 1 jus anti oxidant, 2 es jeruk, 4 air mineral, 1 porsi mendoan, 1 kakap asam manis, 1 gurami goreng terbang, 1 capcay, 1 bakul nasi, 1 mie rebus buat Fatih dan 1 brokoli kukus buat Fattah.

Aku juga mau pesan
Pesanan datang agak lama, ya agak lama untuk ukuran Yangti dan Yangkung yang tidak sabar menunggu. Seperti biasa minuman datang terlebih dahulu. Rasa minuman tidak mengecewakan. Es tellernya lumayan, meski tak seenak es teller favoritnya saya di mie ayam bandung. Jus anti oxidantnya seger. Makanannya juga enak. Yang sedikit mengecewakan masnya gagal paham untuk brokoli kukus yang saya pesan. Saya minta brokoli polos di kukus eh, malah dikasih brokoli bawang putih yang dibumbui. Rasanya sih enak, tapi pesanan brokoli buat Fattah yang usianya belum genap setahun.
Abaikan kenarsisan kaki ini
Satu point lagi, ternyata kalau mau berenang, tidak dipungut biaya. Syaratnya makan di sana ya, jangan Cuma datang mau berenang aja..hihihi. Sayang, Fatih dan Fattah gak saya bawakan baju ganti lagi. Lagi tadi juga sudah main air di pantai.

Kalau punya uang lebih, saya mau deh datang ke sana lagi, sekalian ngajak duo F berenang. Maklum, total pesanan lumayan juga buat kantong saya, IDR 225.500. Satu lagi, jangan sampai tragedi dompet menghilang terjadi lagi. Iya, pas mau bayar eh, dompet saya gak ada di tas, setelah dibayarin Yangti dulu, baru deh dompetnya ketemu di bagasi mobil, ya elah.

Fatih ngekor lagi

Senin, 05 Oktober 2015

Yuk, Piknik Mengejar Kereta Api


Ma, aku mau naik kereta api
Bagi ibu bekerja seperti saya, weekend atau tanggal merah itu sangat penting. Iya setelah 6 hari bekerja dari pagi hingga sore, praktis waktu saya untuk keluarga terutama anak-anak menjadi lebih singkat. Pagi hari setelah bangun tidur, saya dibantu Ayah sibuk menyiapkan makanan dan memandikan, menyuapi Fattah dan menemani Fatih sarapan. Sore hari sepulang kerja, saya pun kembali dengan rutinitas memandikan, menyuapi Fattah dan menemani Fatih makan. Waktu untuk bercengkrama dan bermain dengan duo F sangat singkat.

Padahal mengutip pendapat Ibu Septi Peni Wulandani anak usia 0-7 tahun harusnya sering diajak bermain bersama alam. Jadi bagi saya weekend atau tanggal merah menjadi sangat penting untuk mengajak anak bereksplorasi dengan alam. Waktu libur adalah saatnya mengajak mereka piknik.

Wajah cerah di kereta api
Duo F, Fatih dan Fattah juga sangat senang dengan kegiatan piknik. Mendengar kata jalan-jalan atau piknik, wajah mereka berbinar, senyumnya pun mengembang. Fatih bahkan sebelum berangkat selalu bertanya tentang rencana piknik.

Piknik Itu Sesuai Passion

Saat usia 1, 5 tahun, Fatih mulai tergila-gila dengan kereta api. Hampir seluruh kehidupannya berwarna kereta api. Mulai dari baju, tas, mainan hingga piknik pun berhubungan dengan kereta api.

Akhirnya, kami sering piknik menyesuaikan passion Fatih. Awalnya, kami mengajak Fatih melihat dan menaiki kereta api di salah satu Mall di Kudus. Niatnya sih memupuk keberanian Fatih untuk mencoba menaiki kereta api. Meski semangat Fatih berkobar-kobar ingin menaiki kereta api, tapi keberanianya masih maju mundur cakep, secakep anaknya..hihihi.
Kepala kereta api
Piknik kereta api sesungguhnya kemudian dimulai saat usianya menjelang 2 tahun. Kami mengajak Fatih ke Pabrik Gula Rendeng di Kudus. Kok ke Pabrik Gula? Di sana ada beberapa kepala kereta yang disimpan di gudang. Ternyata beberapa keluarga juga membawa anaknya ke sana.

Piknik Yang Disempatkan

Setiap pergi keluar kota, selalu kami sempatkan jadwal mengejar kereta api. Saat menjemput adik di Bandara, kami ajak Fatih ke Lawang Sewu Semarang. Lho? Sebenarnya kami sudah ke Stasiun Tawang Semarang, niatnya mau mengajak Fatih melihat kereta api di sana. Sayang, hanya yang punya tiket kereta api yang bisa masuk peron. Jadilah sebagai penggantinya, kami ajak Fatih ke Lawang Sewu untuk melihat kepala dan miniature kereta api.

Saat ke Grobogan menghadiri pernikahan teman, kami pun menyempatkan mengajak Fatih ke stasiun kereta api. Bolak-balik ke stasiun Ngundih dan Ngrombo, mencari kereta yang ngetem atau sedang lewat. Intinya, kami tak selalu menyediakan waktu khusus untuk piknik kereta api.

Piknik Itu Bukan Soal Keberhasilan

Sebenarnya semenjak usia Fattah 3 bulan, kami sudah berencana mengajak duo F naik kereta api. Sayang rencana kurang matang dan informasi yang kami kumpulkan minim. Di Solo, kami berencana mengajak mereka naik Pramex, hanya dari stasiun Purwosari ke Balapan atau sebaliknya. Saya pikir, rute kereta api masih seperti dulu. Ternyata, rutenya dari Yogyakarta langsung ke Balapan, baru ke Purwosari. Tiwas, saya ke Purwosari dulu mau beli tiket. Mengejar ke Balapan, ternyata tiket untuk jam itu sudah habis, harus menunggu jadwal berikutnya sekitar 2 jam. Hadeh.

Foto dulu meski gagal naik kereta
Rencana selanjutnya mengajak duo F naik kereta wisata di Museum Kereta Api Ambarawa. Lagi-lagi rencana gagal. Kami tiba di Ambarawa pukul 12.30 dan semu tiket sudah habis terjual. Saya merayu mbak penjaga keretanya gak mempan. Cuma minta 2 tiket kereta wisata demi Fatih..hiks.

Bagi saya, piknik itu tak harus selalu berhasil. Saya dan si Ayah banyak belajar dari kegagaln kami. Kami mendapatkan banyak informasi dan pengalaman, bahwa piknik itu juga harus direncanakan.

Akhirnya Naik Kereta Api

Tidak mau kegagalan terulang lagi, akhirnya di bulan Mei, kami mantapkan mengajak duo F menaiki kereta Kalijaga Semarang-Solo. Usia Fattah yang baru 6,5 bulan tak menghalangi niat kami. Tiket sudah dipesan melalui minimarket. Bahkan, saya meminta Ayah untuk menginap di hotel Grand Sae Solo, dekat dengan stasiun Purwosari. Memang bejonya Fatih, kami dapat kamar dengan balkon menghadap stasiun Purwosari. Puas deh Fatih, mendengar dan melihat kereta api hilir mudik.

Stasiun kereta dari balkon
Piknik Itu Penting

Bagi kami piknik itu penting. Banyak cerita dari piknik kereta api. Fatih dan Fattah belajar dan bereksplorasi dari tempat yang dikunjungi. Tak melulu soal kereta api. Saya dan suami pun  mendapat pengetahuan dan pengalaman, bahkan dari kegagalan yang kami alami. Senyum dan binaran mata dari duo F merupakan hiburan dan kebahagiaan bagi kami.

Meski sudah berhasil naik kereta api, masih banyak tempat menarik dan pengalaman piknik atau liburan lain yang kami inginkan. Salah satunya adalah liburan di Bogor. Kenapa Bogor? Karena tempatnya adem..hihihi.

Rencananya sih saya ingin mengunjungi Kebun Raya dan Istana Bogor. Liburan yang menyejukkan mata. Kemudian dilanjutkan ke Warso Warm menikmati buah durian, buah kesukaan Fatih. Bermain air di Marcopolo Water Adventure, menyaksikan kehidupan Satwa di Taman Safari Bogor dan tak lupa mengunjungi Stasiun Kereta Api Bogor hehehe.


banner lomba blog piknik


Kamis, 01 Oktober 2015

Liburan dan Bereksplorasi di Dunia Peternakan Semarang


Memberi makan kelinci
 Sudah 3x saya melewatkan weekend bersama anak-anak. Rasanya bersalah banget. Biasanya Sabtu dan Minggu adalah waktu untuk keluarga. Sayangnya pas suami dan saya lagi banyak kerjaan. Saya malah 10 hari berangkat jam 7 pagi pulang jam 6 sore..ckckck.

Eh, pucuk dicinta ulam tiba, pas kerjaan mau selesai ada tawaran menghadiri undangan dari event Dancow Ranch Adventure Semarang. Setelah dapat ijin dari Pak Dekan, capcus langsung diiyain demi Fatih tercinta. Eventnya hari Sabtu dan Minggu, 26-27 September 2015. Saya ambil Sabtu, sesuai dengan hari libur si Ayah.

Usai memandikan duo bocil dan menyuapi Fattah, berangkat kami dari Kudus jam 8.30. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Fatih berkata,”Ma, aku mau ke Semarang. Mau memberi makan kuda dan kelinci. Mau mancing ikan”. Deuh, emang Semarang letaknya di Simpang Tujuh.

Registrasi

Akhirnya kami sampai di ADA Setiabudi pukul 11.30 WIB. Memasuki ADA suasana seperti di dunia peternakan. Kami langsung disambut oleh mbak-mbak berpakaian ala cowboy. Saya kemudian celingak-celinguk gak ada yang kenal. Begitu beberapa rekan blogger nongol, saya langsung ikut ke booth regristasi.

Saat regristasi, kami dijelaskan bahwa acara media briefing dimulai pukul 13.00 WIB, sebelumnya para blogger dipersilakan untuk makan siang dulu. Lah terus anak dan suaminya gimana? Untuk suami dan anak sudah diberikan voucher makan siang di Mc. Donald dan 2 paspor untuk masuk ke DANCOW RanchAdventure. Duh, langsung tenang deh hati saya.

Eksplorasi Di Wahana

Usai registrasi, saya langsung mengajak Fatih yang sudah ribut sejak tadi masuk ke wahana. Usai menunjukkan paspor, Fatih langsung menuju booth memancing ikan. Setelah paspor distempel, Fatih diberi jaring kecil untuk menangkap ikan. Hasilnya, Fatih berkali-kali menjaring ikan.

Tangkap terus
”Udah mas, ntar ikan di kolam habis lho” ujar saya melirik tidak enak sama si Mbak yang sibuk memasukkan ikan di plastik.

Eh, ternyata usai memancing Fatih dikasih ikan. Cuma 2 ekor sih, tapi Fatih cukup puas dan gak protes meski tak sebanding dengan tangkapannya..hihihi.

Fatih kemudian lanjut mengunjungi booth kelinci dan kuda. Sempat memberi makan kelinci dan kuda dilanjut mengelus kepala kuda. Sayangnya Fatih gak terbiasa membersihkan tangan pakai lotion disifektan, dia menolak masnya dengan tegas..hadeuh.

Media Briefing

Sejujurnya, ini pengalaman saya mengikuti event undangan blogger. Pas diinformasikan kalau nanti ada media briefing untuk blogger, saya agak dag dig dug. Duh, Fatih mau gak ya berpisah dari saya. Kalau Fattah sih lebih gampang, gak ada mamah masih mau sama ayah.

Benar saja, begitu saya bilang Fatih ikut Ayah, dia langsung protes dan tetap mengikuti saya. Untunglah ada Mbak Dedew yang bawa masuk anaknya. Akhirnya saya pede membawa masuk Fatih di ruang media briefing. Sebelum mulai acaranya, saya bahkan sempat makan dan menyuapi Fatih.

Pukul 13.00 WIB acara dimulai. Ada 4 narasumber dan 1 orang MC, yang saya lihat mirip Shahnaz Haque. Eh, ternyata asli Shahnaz Haque..hihihi. Setelah acara dibuka, Bapak Dr.dr. Soedjatmiko, Sp. A(K), M.Si menyampaikan bahwa 1000 hari pertama kehidupan si kecil dimulai sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Selain nutrisi yang lengkap dan seimbang, memberi simulasi dengan contoh yang baik serta membiarkannya bebas berekplorasi merupakan syarat membentuk anak sehat dan cerdas.

Cara menyimpan susu
Narasumber kedua, Ahli gizi Ibu Sari Sunda Bulan mengungkapkan bahwa asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai tahapan usia akan bekerja efektif dalam tubuh anak. Nutrisi yang seimbang diperoleh dari jenis makanan yang beragam. Mulai dari karbohidrat, vitamin yang diperoleh dari sayur dan buah, protein hingga gula dan garam yang harus dibatasi. Jumlahnya juga disesuaikan dengan usia anak. Biasanya kepalan dan telapak tangan anak dipakai sebagai panduan yang disebut My Plate Planner.

Selanjutnya Mbak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi menambahkan bahwa cinta sejati ibu sebaiknya diberikan secara bijaksana. Berikanlah apa yang terbaik dan menjadi kebutuhan, bukan hanya yang disukai si kecil. Tugas utama si kecil adalah bereksplorasi untuk memenuhi tugas perkembangan. Tugas ibu adalah mendukung eksplorasinya dengan memastikan lingkunfgan aman, mengawasi, mengajarkan dengan memberi contoh, mendorong anak dan pancing eksplorasi dengan pertanyaan.

Terakhir, Mbak Nur Shilla Christanto selaku Head of Corporate Communication PT. Nestle Indonesia menyampaikan melalui perlindungan dari dalam yang terdapat dalam DANCOW Excelnutri+ dan penyelenggaraan Ranch Adventure, diharapkan si kecil dapat bereksplorasi sehingga anak sehat, cerdas, ceria, percaya diri, kreatif dan komunikatif.

Usai media briefing, para blogger diajak kembali menuju wahana Ranch Adventure. Kami disuguhi hiburan operet. Sayang, waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB. Saya dan si Ayah memutuskan untuk pulang lebih dahulu karena harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam menuju Kudus.

Meski capek, saya senang mengajak Fatih dan Fattah liburan dan bereksplorasi di dunia peternakan. Fatih senang bereksplorasi dan membawa pulang ikan, saya dapat ilmu dan goodie bag..hihihi.

Operet lucu

Blog Design by Handdriati