Senin, 20 Mei 2019

SILATURAHMI, LIBURAN DAN MENGENAL IBUKOTA NEGARA

Credit Ekolulu
Bulan Maret adik bungsu melahirkan. Papa, Ibu dan adik-adik sudah ‘tilik’ bayi ke Depok, seperti biasanya saya dan suami masih menentukan jadwal. Semester ini saya diminta membantu mengajar, demikian juga suami. Almamaternya meminta dia mengajar mata kuliah jurnalistik. Belum lagi masa pemilu, justru liputan semakin banyak.

Kami memutuskan untuk ‘tilik’ bayi saat liburan saja. Saya dan suami sudah selesai mengajar, Fatih sudah liburan. Rencananya sih, sekalian tilik bayi kami mau ajak anak-anak mengenal ibukota. Biar gak gumunan hihihi.

Ada beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Tentunya saya sesuaikan dengan umur duo F. Seperti biasa, wisatanya memang untuk eduwisata bagi duo F.

Bermain Peran di Kidzania

Dua tahun lalu, sepupunya duo F datang menghadiri pernikahan sepupu jauh. Meski sepupu jauh, berhubung mereka tinggal di Jakarta, setiap ada acara nikahan di keluarga kami, mereka menyempatkan datang. Seperti biasa, saya tidak bisa datang..hahaha.. Sekalian menghadiri pernikahan, anak-anak diajak bermain di Kidzania.

Makanya saya menawarkan kepada duo F untuk bermain di sana. Sebelumnya saya cari dulu informasi Kidzania. Foto-fotonya bahkan videonya. Duo F menonton video anak-anak yang bermain peran sebagai pemadam kebakaran, koki yang membuat roti, polisi yang mengejar penjahat dan pembeli serta penjaga kasir di sebuah mini market.

Sementara yang menjadi pertimbangan adalah mahalnya tiket. Orang tua yang mendampingi juga bayar tiket Cyn. Sebagai pecinta liburan murah kan ya harus mempersiapkan dana lebih..hihihi.


Melihat Dunia Laut di Sea World

Air merupakan salah satu target pengenalan untuk anak-anak. Dulu sih rutin mengajak duo F berenang di kolam renang termurah dan cukup dekat dengan rumah. Fatih les renang sementara adeknya pengenalan air.

Sea World menarik sebagai salah satu eduwisata keindahan dunia laut. Berdasarkan informasi ada ribuan jenis biota air tawar dan biota air laut. Meski saya perkirakan duo F tidak akan betah berjam-jam di Sea World, tapi setidaknya saya ingin mereka dibiasakan untuk mengunjungi tempat-tempat yang sarat informasi. Sambil saya mengambil momen ini untuk bercerita bahwa ada kegiatan snorkeling dan diving jika mereka mau melihat secara langsung biota air.

Bermain Air


Mengenal Rumah Adat di Taman Mini Indonesia Indah

Konon katanya tiket masuk ke TMII jauh lebih murah disbanding obyek wisata lain. Tapi bukan itu sih yang menyebabkan saya tertarik mengunjungi TMII.  Saya ingin duo F mengenal rumah adat. Indonesia kan memang kaya akan budaya. Salah satunya ya rumah adat. Setiap daerah memiliki rumah adat yang berbeda dan sarat filosofi. Taman Mini menyediakan gambaran berbagai rumah adat yang ada di Indonesia. Saya ingin juga sih mengajak mereka naik kereta gantung, sambil mengenang memori masa kecil.

Monas Simbol Jakarta

Apa sih menariknya Monas buat anak-anak? Gak ada sih hihihi. Tujuannya agar duo F mengenal monumen nasional yang ada di Jakarta. Kalau kita lihat Eifel, pasti langsung ingat kota Paris. Atau lihat menara kembar, Fatih langsung bilang Malaysia. Nah pas lihat monas, dia bingung menyebut nama kotanya ataupun negara asalnya. Berarti kan perlu ditunjukkan Monas.

Cuma itu sih alasan simpelnya. Mosok yo orang Indonesia tidak mengenal Monas.

Bermain Salju di Trans Snow World Juanda

Memang kekuatan iklan itu dasyat buat anak-anak, terutama Fatih. Mamahnya malah belum tahu kalau ada salju buatan di Bekasi , eh dia sudah minta diajak ke Trans Juanda.
Awalnya gak ngeh soal salju buatan, malah saya pikir seperti pameran es seperti yang teman kuliah pernah kunjungi.  Eh ternyata pas searching beneran ada. Mamahnya Fatih memang gak pernah nonton tivi..hihihi.

Fatih yang sedang tergila-gila dengan Jepang merengek minta ke Snow World Juanda. Aduh, kalau gini mah bisa batal ke Jakartanya donk.

Rencananya saya mau menginap 1 malam di Jakarta dan 1 malam di rumah adek. Untuk transportasinya sih mau kendaraan umum saja. Gak bawa kendaraan pribadi. Lah kendaraan pribadinya cuma motor..hahaha. Bisa sih cari pinjaman mobil sama eyangnya, tapi kasihan suami, malah jadi sopir. Kecapekan dan tidak bisa menikmati liburan.

Fatih inginnya naik pesawat, tapi tiket pesawat lagi mahal Cyn. Jadilah dia mengalah ingin naik kereta saja. Untunglah mencari tiket kereta api jaman sekarang gampang banget. Salah satunya dapat dipesan melalui Pegipegi.

Di Pegipegi kita bisa pesan tiket kereta 90 hari sebelumnya atau bahkan saat mepet, 3 jam sebelumnya. Tentunya gak pakai antri ya. Bisa dilakukan di mana saja. Pembayarannya pun mudah, banyak pilihannya. Sistem yang digunakan pun terpercaya, ada jaminan privasi dan kemanan transaksi online.

Duh, gak sabar pengen liburan, sambil masih mempertimbangkan tempat wisata yang mau dikunjungi. Mudah-mudahan tahun ini liburan ke Jakarta, tahun depan ke Luar Negeri..Aaamiiin.

Fatih yang masih tergila-gila dengan kereta


Senin, 06 Mei 2019

BISMILLAH, KAMI DATANG MEMENUHI UNDANGANMU

Usai thawaf pertama

Berkunjung ke Baitullah pada bulan November tahun 2018, bukan menjadi resolusi atau target tahun 2018. Lah memang membuat resolusi di tahun 2018? Buat sih, tapi gak niat hahaha. Semenjak duo F lahir, ambisi saya sudah banyak menurun. Saya memilih hidup lebih mengalir. Bukan berarti tidak punya harapan atau tujuan. Ada, tapi tidak dituliskan atau ditargetkan.


Daftar haji menjadi resolusi saya di akhir tahun 2018. Harapan saat membuka tabungan haji di pertengahan tahun 2016, awal tahun 2018 sudah mampu daftar haji. Sayangnya harapan belum terpenuhi. Jadilah saya mundurkan ke akhir tahun 2018.

Ternyata undangan ke Baitullah datang tak diduga. Giliran untuk berangkat umroh dari Universitas Muria Kudus tempat saya bekerja dimajukan. Berita terakhir, kemungkinan giliran saya jatuh tahun 2019. Saya sudah bicarakan juga dengan suami, mau berangkat sendiri atau suami juga ikut umroh. Termasuk pertimbangan meninggalkan duo F, terutama Fattah yang masih belum mandiri.

Qodarulloh, penawaran itu datang di pertengahan tahun 2018. Waktu untuk menjawab hanya diberikan 1 hari, karena formulir kesediaan mau diserahkan ke Yayasan. Saya pun kalang kabut dibuatnya. Banyak hal yang menjadi pertimbangan sebelum memutuskan bersedia.

Belum Daftar Haji Kok Sudah Umroh?

Belum daftar haji menjadi pertimbangan saya yang utama. Pikir saya, haji kan menjadi keutamaan. Jika sudah mampu, maka hukum wajib dikenakan. Inginnya saya, dana umroh bisa dialihkan buat daftar haji. Sayangnya Yayasan tidak memperkenankan.

Beberapa teman saya pun belum menyatakan kesediaan untuk berangkat umroh, salah satu alasan karena belum berangkat atau daftar haji. Mbak ipar juga memberikan saran agar uang buat umroh suami dipakai daftar haji. Saat mencari biro umroh pun, ada salah satu biro yang menanyakan terkait daftar haji.

Namun keraguan saya dijawab oleh seorang teman, yang menurut saya lebih paham soal ilmu agama, “Rosulullah dulu umroh sebanyak 4 kali, kemudian haji 1x yang disebut haji wadha’ atau pertama dan terakhir kali”.

Keluarga saya pun semua mendukung, “rejekinya mungkin baru umroh, siapa tahu besok ada rejeki berangkat haji yang tidak disangka”, ujar Rahmi adik saya.

Ambil Miqot

Menitipkan Duo F

Sejak duo F bayi, mereka selalu dititipkan kepada orang tua saya. Ya, karena kami berdua bekerja, terlebih suami saya dulu malah bekerja di luar kota. Meski kami berdua bekerja, tidak menghalangi kedekatan hubungan kami, antara orang tua dan anak. Kalau suami pergi ke luar kota, ada saya yang menemani tidur mereka. Begitu pula kalau saya harus ke luar kota, ada suami yang menemani mereka tidur.

Nah, umroh ini kami berangkat berdua, otomatis mereka harus dititipkan seharian penuh dan tidak tidur bersama kami. Alhamdulillah, orang tua sudah menyatakan kesediaan dan Rahmi juga bersedia kalau kami jadi berangkat di akhir tahun 2018. Pertimbangan kami, mau berangkat saat libur sekolah.


Ijin Duo F

Sejak dulu, saya membiasakan komunikasi dan memberikan kesempatan duo F untuk andil dalam setiap keputusan yang menyangkut mereka berdua. Mulai dari urusan mainan, baju, sekolah dan jalan-jalan.


Begitu pun dengan rencana umroh. Setelah saya menyatakan bersedia berangkat, saya komunikasikan dengan duo F. Awalnya Fatih berkeberatan, apalagi Fattah. Mereka inginnya juga ikut kami umroh. Tapi pertimbangannya, kami di sana ibadah, anak-anak masih kecil dan belum pernah naik pesawat. Apalagi berjam-jam. Kalau Fatih sih mungkin mampu, karena passion dia memang jalan-jalan. Tapi Fattah masih sering tantrum dan belum betah duduk berjam-jam.

Saya pun menyampaikan bahwa kegiatan kami di sana ibadah serta seharian penuh perjalanan dengan pesawat dan bis. Tidak ada tempat wisata untuk anak-anak dan tidak ada film anak-anak di hotel. Penutup saya berikan kompensasi jika mereka mengijinkan kami berangkat umroh. Ya seperti biasa, mainan. Alhamdulillah Fatih mengijinkan dan diikuti Fattah setelah beberapa waktu untuk membujuknya.

Sekolah Fatih

Fatih pada dasarnya sudah cukup mandiri mulai menyiapkan buku-buku pelajaran, mandi, mengenakan pakaian hingga makan sudah dilakukan sendiri. Tapi urusan PR dan belajar masih butuh bimbingan. Rencana awal kami berangkat saat libur sekolah, namun kami putuskan untuk dimajukan. Biro umroh yang mengagendakan keberangkatan di bulan Desember belum memberikan tanggal pasti dan banyak informasi yang minim.

Teman kantor malah mengajak kami untuk umroh bersama mereka di bulan November. Padahal saat saya cek agenda akademik Fatih, bulan November saat kami umroh, Fatih ada ujian pra semester. Mau gak mau, saya harus berkonsultasi dengan guru kelas Fatih. Ustadzahnya Fatih meyakinkan, bahwa Fatih sudah cukup mandiri dan mampu belajar sendiri untuk ujian pra semester.
Rasanya juga lebih nyaman jika bersama teman-teman. Selain, jika lebih lama berangkat malah lebih lama tertunda. Semacam orang ingin liburan, tapi tidak segera dieksekusi, malah akhirnya tidak terealisasi.

Alhamdulillah setelah beberapa pertimbangan, kami yakin dan memantapkan untuk umroh di bulan November 2018. Saya pun berpikiran, jangan-jangan ini undangan ke Baitullah. Bagaimana jika undangan dan kesempatan ini tidak datang kedua kalinya?. Bisa jadi program umroh di kantor dihentikan karena berbagai hal atau umur dan kondisi saya dan suami tidak memungkinkan untuk berangkat.

Maka dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, kami memenuhi undangan-MU ya ALLAH.

PS : Cerita selama di sana akan saya posting lain kali, berikut link liputan suami yang diposting di Net TV. Namanya wartawan, ada saja peluang.



Sabtu, 23 Maret 2019

EDUWISATA UNTUK ANAK-ANAK, MENYENANGKAN DAN SARAT PENDIDIKAN


Belakangan ini, bagi sebagian orang wisata sudah merupakan kebutuhan primer. Bekerja selama 5 bahkan 6 hari dengan rutinitas atau tekanan pekerjaan, tentu membutuhkan kegiatan untuk menyegarkan pikiran.

Berbagai tempat wisata baru terus bermunculan. Bukan hanya mengeksplorasi keindahan alam yang sudah tersedia, bahkan dicipta dan dibangun wahana-wahana baru dengan pengalaman yang berbeda.

Tak hanya obyek wisata, kuliner pun kini semakin berjamuran. Kafe dan rumah makan berinovasi menyajikan cita rasa makanan yang unik dan baru. Bagunan dan interior di dalamnya pun ditata menarik sehingga pelanggan mendapat pengalaman yang menyenangkan saat bersantap.

Perjalanan dan pengalaman ini kemudian terekam di media sosial, terutama Instagram yang fokus pada konten gambar dan video singkat. Tentunya ini membuat kita lebih mudah menemukan tempat-tempat wisata baru. Penyedia tempat wisata serta tempat makan pun memanfaatkan media sosial sebagai wadah promosi.

Begitu pun saya dan keluarga kecil memandang bahwa wisata merupakan kebutuhan primer. Tidak harus setiap minggu harus berwisata sih. Tapi pada saat-saat tertentu ketika kepenatan sudah pada titik puncak, wisata harus segera dilaksanakan.



 
Eduwisata Untuk Anak

Selain untuk mengusir kepenatan dan  menyegarkan pikiran, wisata bagi keluarga kecil kami adalah edukasi buat anak. Dalam tulisan yang pernah saya buat tentang tertampar di seminar, Ibu Septi pernah menyampaikan, bahwa anak-anak memiliki kebutuhan untuk mengeksplorasi dan bersentuhan dengan alam.

Momen berwisata tentu bisa dimanfaatkan untuk belajar menjelajah dan mengenal sudut kota. Tak hanya mengenai obyek wisata yang dituju, tetapi kisah di sekitar atau bahkan perjalanan yang ditempuh ke tempat tujuan.



Obyek Wisata Sarat Edukasi

Saat berwisata, obyek wisata yang akan kami kunjungi selalu dipilih yang sesuai dengan anak. Ramah dan sesuai dengan usia mereka. Tak lupa juga kami sisipkan kunjungan yang sarat dengan edukasi. Saat di Yogya kami mengunjungi kebun binatang. Anak-anak belajar dan mengamati bentuk dan tingkah laku binatang. Momen ini kami manfaatkan untuk bercerita segala hal tentang binatang.

Selain itu kami pernah mengunjungi museum dirgantara. Mereka menikmati berbagai macam pesawat bahkan kapal selam yang pernah digunakan oleh tentara. Mereka juga bertemu dan menyapa bapak petugas yang berpakaian seperti tentara.

Saat di perbatasan Klaten-Yogya, kami mengajak mereka ke candi Prambanan. Pertama kalinya mereka mengunjungi bangunan bersejarah yang berkaitan dengan Hindu. Kami ajak mereka memasuki bangunan candi sambil bercerita sedikit bangunan yang mereka kunjungi. Di area candi rupanya disediakan juga wahana memanah. Fatih yang saat itu berusia 5,5 tahun pun merasakan pengalaman memanah pertama kali.




Edukasi Transportasi Publik

Bagi kami yang tidak memiliki kendaraan pribadi yang cukup dan nyaman untuk seluruh anggota keluarga, tidak ada alasan untuk tidak berwisata. Fasilitas transportasi publik menjadi alternatif kami untuk tiba di tempat wisata.

Kami pun memanfaatkan transportasi publik bukan sekedar sebagai sarana transportasi. Kami memanfaatkan transportasi publik sebagai sarana edukasi yang sarat pengalaman. Saat usia Fatih 1,5 tahun hingga 4 tahun, wisata kereta api selalu menjadi agenda berwisata. Bahkan pengalaman ini saya tuangkan dalam lomba blog serta artikel di Republika.

Anak-anak belajar tata cara menaiki transportasi publik. Mulai dari memesan tiket, regristasi ulang tiket, suasana di dalam transportasi publik hingga sikap saat perjalanan.



Saat berada di sebuah kota, kami pun berupaya agar anak-anak merasakan pengalaman menggunakan transportasi publik yang ada di kota tersebut. Saat di Yogya kami menaiki andong dan becak. Berada di Solo, kami mengajak anak-anak untuk merasakan pengalaman menaiki kereta api, bis antar kota, bis transsolo, taksi, becak bahkan angkutan umum. Sayang, saat berada di Semarang keinginan menaiki bis tingkat belum terlaksana.

Liburan sekolah di tahun ini kami berencana untuk mengunjungi kota Jakarta sekalian berkunjung ke rumah adik di Depok. Beberapa destinasi sudah kami rencakan. Anak-anak tertarik dengan Kidzania. Kami pun menawarkan untuk melihat dunia laut dengan mengunjungi Seaworld.

Taman mini sepertinya juga menarik untuk dikunjungi. Kami ingin mengenalkan kepada anak-anak bentuk-bentuk rumah adat di berbagai daerah.

Terakhir, wisata transportasi publik sepertinya layak dicoba. Ya, MRTrans yang sedang bersliweran di timeline media sosial saya. Mumpung di Jakarta, sepertinya anak-anak perlu mencoba pengalaman berkendara dengan MRTTrans. Tiketnya sendiri dapat dipesan di Travel MRTrans Traveloka.

Rasanya tak sabar segera eduwisata ke Jakarta. Anak-anak perlu tahu letak pusat pemerintahan dan merasakan pengalaman berbagai obyek wisata di sana.

Blog Design by Handdriati