Rabu, 07 Januari 2015

KADO TANPA NAMA

Siang hari itu suasana kantor sedang santai dan sepi. Dua orang pekerja kantor, Lyn dan Cak sedang leyeh-leyeh sambil ngobrol ngalor ngidul. Obrolan mengarah ke soal pasangan hidup yang hingga saat ini di usia Lyn 26 tahun, dia masih berstatus jomblo.

“Kalau dosen dapat mahasiswi itu sudah biasa Lyn. Yang luar biasa dan belum ada kalau dosen dapat mahasiswa. Kowe wae Lyn, tak dongakke sesok entuk mahasiswa, bwahahaha” ujar Cak, diakhiri dengan derai tawanya.

Wajah Lyn langsung agak pucat mendengar ucapan Cak, rasanya semacam doa atau bahkan kutukan.

“Jangan gitu ah Cak, aku wes kapok diomongi orang. Entar kejadian bener” tolak Lyn.

“Yo rak popo to ya, bwahahaha” ujar Cak lagi sambil tertawa berderai.

Saat itu memang tidak ada petir yang menyahut mengiringi ucapan Cak, tapi Lyn sudah punya pengalaman, ucapan teman yang jadi kenyataan. Lyn tidak suka dengan asap rokok, setiap teman merokok di dekatnya, dia pasti protes. Saking tidak sukanya, dia pernah buat tugas kuliah terkait dengan rokok. Beberapa orang diwawancarai. Usai wawancara, seorang seniornya bertanya “Entar kalau kamu punya pacar atau pasangan hidup yang merokok gimana?”

“Ya, cari yang gak merokok. Atau suruh pilih, pilih aku atau rokok” jawabnya diplomatis.

“Wah, susah dek jaman sekarang cari yang gak merokok. Besok lihat saja, mesti cowokmu merokok” ujar senior.

Dan benar, semasa kuliah, dia punya cowok perokok berat. Ini akibat ucapan dan doa senior atau Lyn yang gak konsisten ya? Hihihi.

Kembali lagi ke soal mahasiswa, wajah Lyn memang imut-imut, masih pantaslah mengenakan seragam SMP, mengutip ucapan seorang teman SMAnya. Penampilannya juga bermuda, hingga orang tidak menyangka kalau ia sudah bekerja dan berusia 26 tahun di kala itu. Memang ada mahasiswa yang menunjukkan gejala melakukan pendekatan bahkan berani main ke rumah. Usia mahasiswa di kala itu tak terpaut jauh bahkan seusia. Namun Lyn, tak tertarik dan berhasil berkelit dengan manisnya dari usaha pendekatan tersebut.

Hingga suatu hari, Lyn merasa ada denting di hatinya. Setiap kali melihat sosoknya, entah itu secara langsung atau lewat foto, mendengar suaranya bahkan membaca isi smsnya, ada yang berdenting di sudut hatinya. Hari-hari menjadi lebih terasa berwarna. Entah sejak kapan, mungkin frekuensi pertemuan membuat pepatah “witing tresno jalaran seko kulino” terbukti. Saat itu Lyn dan seseorang yang mampu membuat denting di hatinya, aktif di kegiatan yang sama.

Gayung pun bersambut, seseorang itu pun jatuh cinta padanya. Namun Lyn menjadi galau, memilih denting di hati atau kelaziman yang berlaku. Ya, seseorang itu berstatus MAHASISWA dan kuliah di tempat Lyn bekerja. Usia sih tak terpaut jauh, hanya lebih muda dua tahun dan banyak kok kasus pasangan yang lebih muda cowoknya. Masalahnya ya itu, status dia yang MAHASISWA.

“Apa yang salah? Kamu lajang, aku lajang. Kenapa kita tidak boleh menjalin cinta?” tanya Iful, seseorang yang mampu mendetingkan hatinya.

Akhirnya Lyn memilih mengikuti kata hatinya. Lyn tak berhasil mengenyahkan Iful dari hati dan pikirannya. Tapi Lyn meminta syarat, hubungan harus disembunyikan dari semua orang termasuk keluarga sampai waktu yang tepat, entah kapan waktu itu.

Suatu hari Lyn teringat, tiga hari lagi Iful ulang tahun. Lyn ingat, dulu dia suka lihat barang-barang cowok pas di Mall. Sambil memandangi dan sesekali menyentuh, Lyn membatin, kapan ya aku bisa beli barang-barang ini?. Lho, kok Lyn suka barang-barang cowok? Maksud Lyn, dia ingin membeli untuk diberikan kepada seseorang yang special. Akhirnya impian itu tercapai *kasian Lyn ini, kelamaan jomblo kali ya.

Lyn memutuskan untuk membeli jam tangan dengan merek Alexandra Christie dengan model sporty. Setelah terbeli, Lyn bingung, “bagaimana cara memberikan kado ini. Mau ke rumah Iful malu. Kalau ngajak ketemuan alasannya apa? Lagi ini bulan puasa, kan udah janjian ga ketemuan dulu”.

Beberapa saat setelah berpikir keras, TING, Lyn punya ide. Ya, mendingan lewat jasa pengiriman saja. Keesokan harinya, meluncurlah Lyn ke JNE, jasa pengiriman terpercaya. Lyn sudah biasa mengirimkan barang lewat JNE.

“Mas, terima pengiriman dalam kota gak?” tanya Lyn sebelum menyerahkan kadonya.

“Iya mbak terima, tapi ini kan gak terlalu jauh. Kok gak diantarkan langsung” tanya petugas saat melihat alamat yang tertera.

“Gak ah mas. Malas, panas, puasa-puasa lagi” ujar Lyn berkilah.

“Lho kok gak ada nama dan alamat pengirimnya Mbak” tanya petugas.

“Hehehe, untuk kali ini gak usah pakai nama dan alamat pengirim ya Mas. Cukup ditulis di arsip saja ya” jawab Lyn malu-malu.

“Ini apa sih isinya Mbak?” tanya petugas dengan tatapan selidik campur menggoda.

Lyn hanya tersenyum dan segera berlalu. Sepanjang perjalanan, dia berfikir, akankah Iful tahu siapa pengirimnya. Lyn sudah menyiapkan ciri dalam ucapan selamat ulang tahun yang tidak dibubuhi nama pengirim juga. Ia ingin tahu, apakah Iful memiliki kepekaan dan perhatian.

Keesokan harinya, sesudah maghrib, HP Lyn berdering. Nama samaran Iful muncul di sana.

“Terima kasih ya, atas kadonya. Aku suka jam tangannya. Kok gak langsung diberikan?” ujar Iful.

“Kok kamu tahu aku yang kirim? Kan tidak ada namaku di sana?” Lyn sedikit terkejut sekaligus senang.

“Aku tahu dari bentuk huruf G-mu, hanya kamu yang menulis huruf G seperti itu” jawab Iful dengan tepat.

Jam Tangan Saksi Bisu

Catatan : Cerita ini bukan fiktif belaka, Lyn dan Iful akhirnya menikah dan telah dikaruniai dua orang anak yang ganteng. Gambar di atas sebagai bukti kebenaran cerita tersebut.

Giveaway Kado Terindah

32 komentar:

  1. Jadi penasaran siapa si Lyn itu *kepo ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lyn n Iful mah udah gampang ketebak, klo cak siapa ya? Cak Man po?

      Hapus
    2. hihihi..Mbak Hidayah, kura-kura dalam perahu, pura-pura tak tahu :)
      Nek kowe sih Mi, diganti apa saja tetep tahu. Sst, Cak sudah almarhum, teman kantor. Mungkin dia tertawa keras di alam sana, saat Lyn dan Iful menikah.

      Hapus
  2. iya juga ya,jarang dosen pr dapet mahasiswa hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sih bukan dosen Mbak, cuma pernah jadi dosen ga tetap, karena kekurangan tenaga :)

      Hapus
  3. Eaaaaa... so sweeeeettt banget maaak :))
    Sangat memorable and touchy
    Good luck yaa

    BalasHapus
  4. Kisah nyata yang seru.. :) semoga juara...

    BalasHapus
  5. “Aku tahu dari bentuk huruf G-mu, hanya kamu yang menulis huruf G seperti itu” jawab Iful dengan tepat.

    aku sukaaaa bagian ini, romantiiiis maaaaak......sukses ya GAnya ^^
    smoga Lyn & Iful langgeng dunia akhirat, aamiin ya Rabb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lyn juga suka Mak, berbunga-bunga dia hihihi. Makasih atas doanya Mak

      Hapus
  6. auaw, jadi envy liatnya....aku kapan ya dikasih kaya gitu ^^ www.novawijaya.com

    BalasHapus
  7. Wiihihihihiii hayooooo untung ada JNE qiqiqiqi

    BalasHapus
  8. Haha ketahuan dari huruf G. Berarti sudah lama saling memperhatikan tuh. Diam-diam suka gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha..kan memang sudah sama-sama tahu kalau suka :)

      Hapus
  9. He..he...he,,, ceritanya keren sekali mbak....gut lak deh,,,,,amin...

    BalasHapus
  10. Kalau guru dapat siswanya gimana ka? ada lho Ibu guru yang dapat siswanya, walhasil usia mereka terpaut jauh...
    NB: Gimana kabarnya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyus...blognya kok ga diisi. Ceritain donk pengalaman seru selama menjadi guru..Eh, beneran ada tuh ceritanya bu Guru dapat siswanya?

      Hapus
  11. Ciyeeee.... Lyn sesuatuh banget yooh :D :D sweet tenan....

    BalasHapus
  12. Adeuuhh... Kirain fiktif, ternyata... So sweet :D

    BalasHapus
  13. HEH, ceritane apik banget kak. HAHAHA. Aku kaget loh, moco endinge. Ternyata eh ternyata...

    Saatnya menulis sekor yg pantas...

    BalasHapus
  14. Kak emang bisa ngirim paket nama pengirim di arsipkan?

    BalasHapus
  15. Kak emang bisa mengirim paket tapi nama pengirim nya tidak dicantumkan di paket?

    BalasHapus

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Saya senang menerima komentar yang baik dan membangun. Harap tidak meninggalkan link hidup.

Blog Design by Handdriati