Selasa, 13 Januari 2015

RUMAH TANPA TIVI

Akhir tahun 2010 saya menyandang status sebagai nyonya. Usai menikah, terlintas di pikiran saya untuk memiliki rumah. Ya, memang saya dan Ayah belum punya rumah tinggal. Hampir setiap minggu, kami mencari rumah yang dijual. Hasil pencarian nihil. Ada saja halangan sehingga kami urung mendapatkan rumah. Harga yang terlalu mahal, masjid jauh dari rumah, lokasi yang tidak cocok, bangunan yang jelek dan sebagainya.

Seorang teman pada pertengahan tahun 2011 menawarkan kapling tanah seluas 150 meter dengan harga yang cukup murah. Memang lokasi tidak dipinggir jalan besar, agak masuk ke dalam, paling 5 menit dari jalan yang dilalui angkutan. Tetangga di sekitar rumah juga baru 2, yang lainnya ada di depan tanah kami.

Nekat, pinjam uang ke orang tua, akhirnya kami beli tanah tersebut. Pikiran yang ada saat itu, mumpung murah dan yang penting punya dulu hehehe.

“Sudah, uangnya kamu tabung saja buat bangun rumah. Tanah sudah Papa ikhlaskan untuk kamu” ujar Papa membuat hati bersorak *anak tak tahu diri.

Bulan Mei tahun 2013, kami memulai pembangunan rumah. Masih dengan modal nekat, uang masih terkumpul sedikit, kembali saya meminjam uang ke ortu. Setelah hampir 1 tahun rumah dibangun dan sempat berhenti beberapa bulan karena beberapa alasan, kami membangun kembali rumah pasca lebaran. Alhamdulillah pembangunan rumah sudah 75 % selesai. Sisa yang belum terbangun, pagar, pintu belakang lantai atas, pintu kamar, pegangan tangga, pagar pengaman lantai atas, kanopi teras depan dan belakang serta cat dinding. Ternyata buanyak ya..hihihi.

Perjuangan kami membangun rumah, cukup menakjubkan. Kenapa saya sebut menakjubkan? Karena saya sendiri tidak menyangka, kami mampu membangun rumah seperti sekarang. Biaya membangun rumah tidak sedikit, bahkan membengkak dari perkiraan. Biaya yang sudah kami keluarkan membuat saya tidak habis pikir dan bersyukur bahwa ALLAH membuka pintu rejeki hingga rumah terbangun seperti sekarang.

Saya menjadi bersemangat untuk segera dapat menempati rumah. Inilah kado terindah di tahun ini yang saya inginkan. Rumah yang segera bisa ditempati dan tanpa TIVI. Kok tanpa TIVI? Iya, karena saya melihat Fatih terlalu lama menonton tivi. Tontonan Fatih sih awalnya Upin Ipin dan Masha and The Bear di pagi hari. Selanjutnya bertambah nonton Dongeng si Kancil dan film kartun lainnya. Apalagi film kesukaannya tidak hanya tayang di pagi hari tetapi siang dan sore hari. Mengkhawatirkan sekali.

Fatih asik nonton Tivi

Saya tidak bisa melarang Fatih sepenuhnya menonton tivi karena tivi di rumah sering dinyalakan. Kami memang menumpang di rumah orang tua dan tivi merupakan hiburan bagi mereka. Makanya saya menginginkan besok menempati rumah tanpa tivi. Jadi tidak ada pilihan buat Fatih untuk menonton. Kalau sesekali mau nonton, bisa melalui laptop kan?

Saya sudah berencana menyediakan banyak sarana untuk Fatih dan Fattah beraktifitas. Ada perpustakaan, lahan bercocok tanam, lahan bermain air dan terpikir juga untuk bermain pasir. Prinsip saya yang selalu disampaikan ke Fatih, "boleh bermain apa saja yang penting tidak berbahaya dan setelah selesai bermain dikembalikan".

Lantai atas tempat beraktifitas anak-anak

Memang masih butuh perjuangan lagi untuk menyelesaikan pembangunan rumah. Makanya saya minta Ayah berjuang.

“Eh Mah, kok gak terpikir ya ruang tamu lantainya granit aja. Lantai dua juga gak usah dikasih genteng, bagusnya didak jadi bisa buat taman di lantai 3” ujar Ayah, saat ngobras alias ngobrol santai di sore hari.

“Duitnya? Mamah sih senang-senang aja. Nah, Ayah kan kepala rumah tangga, tugas utama mencari nafkah. Mama serahkan seutuhnya agar Ayah menyelesaikan tugas Ayah” ujar saya sambil tersenyum dan dibalas ayah dengan meringis..hihihi.

Semoga kado rumah tanpa tivi ini segera terwujud. Teman-teman boleh kok kalau mau kasih kado juga. Perabotan rumah masih banyak yang belum saya punyai. Saya baru punya kompor dan lemari, masih banyak daftar barang lain hihihi.

“Maaf, kan beda kota, kami gak bisa mengunjungi rumah baru kamu” mungkin itu beberapa alasan buat mengelak memberikan kado.

Eits, jaman gini gak perlu datang langsung, kan ada jasa pengiriman. Tinggal kirim saja, beberapa hari barang sampai dengan selamat. Tidak ada alasan kan?

14 komentar:

  1. aamiin..semoga terijabah doanya mbak.
    Bulek saya yg di batam g ada tv rumahnya,cuma ada radio, koran sama komputer untuk main game atau nulis tugas sekolah.

    BalasHapus
  2. Semoga terkabul ya mak?? Saya juga udah 3 bln an ga nonton TV, rusak. Tapi ada hikmahnya anak saya jadi semangat menghafal qurannya (kebetulan ikut les quran kan harus dihafal teru). kalo ada TV bisa jadi terganggu dan maunya nonton terus

    BalasHapus
  3. smoga terkabul yah, impiannya udah keren banget :)

    BalasHapus
  4. Amiinnnnn semoga segera diijabah keinginannya ya mak. Kayaknya boleh jg nih rumah tanpa tv. Sukses ngontesnya ya mak :)

    BalasHapus
  5. wah pergumulannya sama denganku nih mak.. hehe good luck ya

    BalasHapus
  6. Jaman sekarang banyak godaan ya mendampingi anak tumbuh dewasa. Moga terwujud impiannya ya :)

    BalasHapus
  7. Asyiknya kalau ada tempat pinjam tanpa harus mengembalikan.... :D

    BalasHapus
  8. kalo niatnya baik, memang selalu ada aja jalan dr ats ya mba :). Dari yg ga mungkin punya rumah, pelan2 ada..

    BalasHapus
  9. Terima kasih atas partisipasinya, Mak Rizka. Semoga cepet kelar rumahnya dan cepet keisi ya. Semoga banyak yang ngadoin juga :p

    BalasHapus
  10. Takjub kalau lihat pertolongan Allah yaa... Ada saja pintunya yang tak terduga. Semoga terwujud semua impiannya yaa...

    BalasHapus

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Saya senang menerima komentar yang baik dan membangun. Harap tidak meninggalkan link hidup.

Blog Design by Handdriati