Sabtu, 13 September 2014

MENGEJAR KERETA

Dulu, pas umur Fatih setahunan, dia paling suka dengan mobil. Bukan mobil mainan, tapi mobil beneran, mobilnya yangkung hehehe..Tiap ayahnya pegang setir, pasti pengen ikut duduk dipangku ayahnya sambil nyetir. Kalau mobil mainan, saya cuma membelikan 1 mobil. Pas usia 2 tahun, dapat kado dari sepupunya mobil dengan remote control, itupun dia masih takut. Tiap mobil dimainkan Fatih atau orang lain, dia langsung naik ke kursi untuk menyelamatkan diri, takut tertabrak.

Menjelang 1,5 tahun, Fatih mengenal kereta api melalui acara televisi. Semenjak itu, Fatih menyenangi kereta api. Sering sekali Fatih menyebutkan tutut *panggilan kereta. Akhirnya saya dan ayahnya berinisiatif mencarikan video kereta api.

Tak lama kemudian, ayahnya membelikan mainan kereta api yang berjalan di atas rel. Awalnya Fatih takut, dia memang tidak begitu menyukai mainan yang bisa berjalan sendiri. Lama kelamaan dia mulai terbiasa bahkan bisa memainkan sendiri.

Kesukaan Fatih akan kereta api, sudah setengah tahun lebih masih tetap bertahan. Setiap membeli mainan, pasti dia minta kereta api, eh tapi dia juga ga sering membeli mainan kok. Dia cuma punya kereta api 4 buah. Satu dibelikan ayahnya, satu lagi dikasih sepupunya, 1 beli dari duitnya sendiri dan yang 1 rencana buat hiasan kue ulang tahunnya malah ketauan duluan, ga jadi deh.

Fatih juga tertarik dengan buku yang ada gambar kereta apinya. Saat ini sih dia baru punya 1, tapi sudah minta buku Thomas si kereta api yang masih dalam pemesanan. Saya memang ingin memperkenalkan buku melalui kesukaan Fatih akan kereta.

Saat bepergian, Fatih juga selalu menyebutkan soal kereta. “Naik kereta Ma” katanya. Padahal kalau sudah ketemu kereta, seringkali dia takut dan ga mau naik kereta. Seringkali saat bepergian berakhir dengan cerita mengejar kereta.

Saat di Semarang, sudah ke stasiun Tawang, eh sayangnya ga boleh masuk ke jalur kereta kalau ga bawa tiket. Alhasil untuk mengobati keinginan Fatih lihat kereta di ajak ke Lawang Sewu, habis Fatih dah ribut aja minta lihat kereta.

Pernah juga ngajak Fatih lihat kereta di Pabrik Gula. Sayangnya Fatih punya sifat pengen tapi takut, jadi ga mau naik keretanya.

Terakhir mengejar kereta di Purwodadi setelah menghadiri kondangan Tante Lani. Kondangan ga ada setengah jam, ngejar keretanya berjam-jam. Awalnya, kami mengejar kereta ke Ngrombo daerah Toroh, eh ternyata lagi ada perbaikan jalan, jadi kesulitan untuk masuk stasiun. Perjalanan di lanjut ke stasiun Gundi. Sampai di Gundi, sepi banget dan keretanya baru saja lewat menuju Solo. Hadeh, Fatih semakin ribut mau lihat kereta. Akhirnya balik lagi ke Ngrombo, beruntung setelah memarkir mobil, ada pemberitahuan kereta akan lewat. Langsung saja, saya suruh Ayah menggendong Fatih untuk segera menuju stasiun. Alhamdulillah setelah perjalanan hampir 2 jam mengejar kereta, Fatih diberi kesempatan melihat kereta barang..hihihi..

Mengunjungi Rumah Kereta di PG Rendeng

8 komentar:

  1. Balasan
    1. Apa sebagian besar anak suka kereta ya Mas?Terutama laki-laki ya

      Hapus
  2. hiyyaaa....2 jam hahaha,g kebayang muter2nya mbk :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Capek Mbak, Ayahnya juga setengah menggerutu. Habis sepanjang perjalanan Fatih ngoceh terus

      Hapus
  3. wah kereta kok dikejar ? fatih capek donk X_X

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayahnya yg capek Mbak. Fatih mah ga punya capek

      Hapus
  4. Anak cowok banyak yg suka kereta ya, rata2 yang kukenal suka semua..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teman anak saya katanya juga suka kereta, tapi yang dilingkungan saya ga ada yang semaniak Fatih soal kereta. Mungkin karena difasilitasi juga ya..

      Hapus

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Saya senang menerima komentar yang baik dan membangun. Harap tidak meninggalkan link hidup.

Blog Design by Handdriati