Senin, 15 Februari 2016

Terima Kasih Mbak Aisah Atas Bahan Dapurnya

“Tin..tin..” suara klakson motor menggema dari teras depan rumah.

“Tukang sayur datang..tukang sayur datang” seru Fatih sambil berlari menuju pintu depan diikuti oleh Fattah.

Seraut wajah tersenyum saat kami membuka pintu, “belanja Bu?” tanyanya dari atas motor.

Mbak Aisah namanya. Meski hujan mengguyur, ia tetap menghampiri pelanggannya. Senyum tak lepas dari wajahnya, seakan ia tak perduli dengan air hujan yang mengguyur.

Hampir setiap hari, ia menjajakan dagangannya. Kedatangannya selalu saya dan Fatih tunggu.  Barang dagangan yang dibawanya cukup lengkap dan beragam. Mulai dari sayur, bumbu dapur, ikan, tempe, buah, krupuk bahkan jajanan pasar. Jika ingin memesan bahan dapur atau makanan lain pun, Mbak Aisah bersedia membawakan.

Barang dagangan Mbak Aisah
Biasanya, pukul 07.30 WIB, ia memarkirkan motornya di teras depan rumah. Kedatangan Mbak Aisah tentu saja sangat membantu. Sebagai ibu bekerja dengan 2 balita berumur 3,5 tahun dan 1 tahun, waktu terasa sangat sempit dan berharga. Beragam aktivitas keseharian yang seakan tak ada habisnya membuat saya harus pintar mengatur waktu.  Memilih aktivitas yang penting dan mendesak serta menyelesaikan dengan cara lebih mudah, cepat dan hemat waktu.

Salah satu aktivitas yang penting yaitu berbelanja bahan dapur. Bahan dapur paling baik adalah yang masih segar. Jika ingin mendapatkan bahan yang segar artinya saya harus berbelanja tiap hari. Untunglah saya bertemu Mbak Aisah, yang setiap harinya membawakan bahan dapur dan makanan segar, meski hujan mengguyur.

Mbak Aisah melayani pembeli
Mbak Aisah bisa dikatakan tetangga. Rumahnya tak jauh dari rumah saya. Jaraknya hanya sekitar 300 meter, di belakang rumah. Ia seorang single fighter  yang berjualan sejak 8 tahun yang lalu. Semenjak suami meninggalkanya tanpa kabar berita.

Demi menghidupi anaknya, yang saat itu masih berusia beberapa bulan, Mbak Aisah memilih berjualan bahan dapur dan makanan keliling. Tak cukup hanya itu, di siang hari, ia melanjutkan mencari rejeki dengan menjadi pembantu rumah tangga.

Kebutuhan hidup yang terus meningkat, disadari Mbak Aisah. Ia pun mencoba mengembangkan usahanya. Beberapa tahun lalu, ia menyewa sebuah kios untuk berjualan. Sayang, rupanya ia tertipu. Setelah menyerahkan uang 1 juta, namanya tak pernah didaftarkan sebagai penyewa.

Minimnya pengetahuan dan dana yang dimiliki memang menjadi kendala baginya. Mendengar tuturan kisahnya, pasti membuat hati siapa pun tergerak untuk membantunya. Jelas bukan perkara mudah bagi orang awam seperti kita. Untunglah sekarang ada cara mudah bagi kita untuk turut memberdayakan jutaan mass market di Indonesia yang terdiri dari pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta masyarakat pra sejahtera produktif. Cukup dengan mengikuti program menabung untukmemberdayakan yang digagas oleh BTPN Sinaya.

Untuk memperoleh gambaran, kita bisa mulai dengan simulasi terlebih dahulu. Simulasinya sangat mudah.  Kita bisa memilih terkoneksi dengan facebook atau cara manual. Setelah itu kita bisa memulai simulasi dengan memilih besaran dana dan jangka waktu menabung. Hasil simulasi akan menggambarkan dana optimal yang kita peroleh.

Infografis simulasi menanbung untuk memberdayakan
Dengan menabung di BTPN, bukan hanya mendapatkan dana yang tumbuh optimal, kita turut berpartisipasi memberdayakan jutaan mass market  di Indonesia seperti Mbak Aisah. Dana yang kita simpan digunakan untuk meningkatkan kapasitas mereka melalui pinjaman dana dan berbagai pelatihan dari program daya.

4 komentar:

  1. saya juga terbantu banget dengan tukang sayur seperti mbak Aisya ini

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. tukang sayur langgananku jg dulu keliling pake motor. stl menikah lagi, dia buka warung sendiri. tapi masih mau kalo diminta deliveri sayur ke rumah

    BalasHapus

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Saya senang menerima komentar yang baik dan membangun. Harap tidak meninggalkan link hidup.

Blog Design by Handdriati