Selasa, 06 Desember 2016

MENUJU PELAYANAN PRIMA


Beberapa bulan ini, saya merasa waktu cepat berlalu. Masuk kantor pukul 08.00 WIB eh, gak terasa waktu sudah menunjukan pukul 15.00 WIB. Padahal pekerjaan kantor masih ada yang harus diselesaikan.

Beberapa kali saya membawa pekerjaan kantor ke rumah. Melanjutkan pekerjaan saat anak sudah tertidur. Tidak setiap hari sih seperti itu, tapi rasanya seperti tidak ada waktu bersantai *halah kerja kok santai.

Efek kesibukan kantor membuat saya kurang aktif ngeblog *golek kambing hitam. Selain itu, waktu bersama duo F menjadi berkurang. Kadang saya tak bisa menjemput Fatih di sekolah. Bahkan, saat sore sepulang kerja, saya tak ikut menjemput duo F di rumah eyangnya.

Tapi sih tidak semua hal negatif saya dapatkan dari kesibukan di kantor. Soal income tentu bertambah *tujuan utama. Namun ada hikmah lain dibalik itu semua.

MERANCANG MATERI PELATIHAN

Selain melayani jasa psikotes untuk rekruitmen, promosi atau evaluasi karyawan /pegawai, biro tempat saya bekerja juga melayani kebutuhan pelatihan karyawan. Beberapa kali saya terlibat untuk membantu dan merancang pelatihan.  Hingga ketiban untuk membuat materi pelatihan dan menyampaikan di depan peserta *uhuy.

Meski sudah menjelang sore dan wajah agak kuyu, semangat tetap membara

Sebenarnya tema pelatihanya hampir sama dengan tema pelatihan di BPR Kusuma Arta Rini yang disampaikan oleh rekan kerja. Bedanya, peserta pelatihan dari instansi pendidikan.  Judul pelatihan yang diusung di kesempatan ini Positive Attitude for Service Excellent. Saya kebagian merancang dan menyampaikan materi Service Excellent yang saya bahasakan sebagai Pelayanan Prima.

Seperti biasa, saat membuat materi, saya membutuhkan waktu untuk menyerap dan memahami hingga dapat menemukan alur yang sesuai untuk peserta pelatihan. Nah, saat seperti itulah, saya mendapatkan ‘sesuatu’ yang menggelitik eh menohok lebih tepatnya.

TANGIBLE  YANG MENOHOK

Salah satu unsur dari pelayanan prima adalah tangible yang artinya bukti/tampilan secara fisik. Tangible meliputi fasilitas fisik, peralatan dan penampilan karyawan/pegawai. Cara untuk membangun tangible diantaranya menyediakan tempat yang sudah dilengkapi area pelayanan konsumen, menjaga ruang kerja rapi serta berpenampilan yang professional.

Gara-gara itu, saya langsung membereskan meja kantor. Membuang beberapa barang yang sudah tidak diperlukan dan mengelompokkan beberapa barang. Meja kantor tidak jadi bersih dan rapi jali sih, tapi agak mendingan lah. Meja saya terkesan lebih luas dan peralatan kantor ada di tempat yang seharusnya. Setiap mau pulang kerja, saya selalu membiasakan merapikan meja. Saya memang tipe orang yang berantakan fleksibel dan kreatif, jadi agak berat soal kerapian dan keteraturan *alasan.

MULAI BERKACA KEMBALI

Sejak melahirkan Fatih hingga melahirkan Fattah, saya fokus mengurus anak. Gak peduli dengan penampilan. Saya jarang perawatan wajah. Urusan fashion juga jadi nomor sekian.

Saat merancang materi, saya diingatkan kembali, “sudahkah saya berpenampilan profesional?”. Ya, meski sekarang saya sudah mulai merawat wajah dan tubuh, kadang saat ke kantor saya gak sempat memakai lipstick. Padahal bibir saya terlihat pucat tanpa lipstick.

Saya juga mulai melihat koleksi pakaian yang jarang update. Beberapa baju sepertinya sudah lawas dan tak layak pakai. Meski di kantor ada baju seragam, namun ada sisa 3 hari yang diberi kebebasan menggunakan baju lain.

Hanya saja, saya agak susah meluangkan waktu untuk berbelanja. Memilih style yang pas dengan harga yang semurah-murahnya..hahaha. Selain, kerjaan kantor lagi banyak, buntut juga sudah 2. Belanja dengan tenang, sudah jadi barang langka.

Berdasarkan pengalaman, mending belanja baju, tas atau sepatu gak ngajak duo F. Seringnya saya batal karena waktu yang mepet dan mereka sudah rewel. Malah, seringnya saya dilarang belanja oleh Fatih , gara-gara dia gak boleh beli mainan..hahaha.

Tapi sih, jaman sekarang gak harus belanja langsung ke toko, via online juga bisa. Untuk belanja fashion, bisa coba ke Zalora. Apalagi bulan Desember ini, ada momen Hari Belanja Nasional atau disingkat Harbolnas di Zalora. Artinya, banyak diskon yang digelar.

Kemarin, saya naksir dengan baju yang dipakai teman kantor, ternyata belinya di Zalora. Unik dan simpel, cuma kalau dipakai saya pasti kebesaran. Mudah-mudahan, dengan 2 perubahan tadi, saya juga bisa memberikan pelayanan yang prima bagi rekan, klien, mahasiswa dan masyarakat di sekitar.


Semoga diskon Harbolnas

6 komentar:

  1. Tinggal klak klik barang kirim deh :)

    BalasHapus
  2. Outernya cakeeep!

    Jadi ngetasa diingatkan supaya lebih rapi 🙊

    BalasHapus
  3. Cakep nih outernya, jadi pengen klik klik. Aku cuma punya satu, itu pun udah kucel saking lamanya.

    BalasHapus
  4. Waah harbolnas sebentar lagi, traktir baju kooong

    BalasHapus

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Saya senang menerima komentar yang baik dan membangun. Harap tidak meninggalkan link hidup.

Blog Design by Handdriati