Minggu, 01 Februari 2015

MENGEJAR KERETA KE SOLO

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri 
Engkau bisa menjadi seperti mereka tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu 
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anak panah yang hidup diluncurkan


(Anak-anakmu, Kahlil Gibran)

Sabtu, 31 Januari 2014 kemarin, kami mengantarkan yangkung menengok teman, sekaligus guru ngajinya di Solo. Yangkung sudah 37 tahun tidak bertemu dengan pak Zaki, nama temannya. Seminggu yang lalu yangkung mendengar kabar bahwa pak Zaki sakit cukup parah.

Saya kemudian menyampaikan rencana Yangkung ke Solo kepada Ayah. Eh, si Ayah malah bersedia mengantar ke Solo, sekalian jalan-jalan. Artinya saya, Fatih dan Fattah juga turut serta. Ayah malah berniat menginap di Villa Batu Solo Baru. Welah, wong yangkung mau mengajak ponakan, mas I’an dan pak Mukhlas, kakaknya pak Zaki turut serta.

Awalnya Yangkung sedikit kuatir dengan keikutsertaan Fattah. Maklum usia Fattah belum genap 3 bulan. Pikirnya yangkung hanya Fatih dan Ayahnya saja yang ikut ke Solo. Tapi si Ayah gak mau, takut Fatih rewel di jalan dan mencari Mamanya. Akhirnya Yangkung setuju Fattah diajak serta melihat kemantapan saya dan Ayah.

Saya berani ajak Fattah, karena selama ini Fattah relative tenang jarang rewel dan menangis. Selain itu, kami berkendara dengan mobil pribadi sehingga lebih fleksibel dan bebas dari asap rokok, salah satu hal yang paling saya benci dari kendaraan umum.

Jadilah kami berangkat dari jam 7.00 WIB, molor 30 menit dari rencana. Setelah menjemput mas I’an dan pak Mukhlas, kami segera meluncur ke Solo. Sepanjang perjalanan Fatih sudah berkicau saja.

“Ma, ke Solo. Naik tutut (baca : kereta) listrik Ma”, seru Fatih berulang-ulang.

“Iya Nak, sabar. Solo itu jauh, sekitar 3 jam. Mas Fatih bobok saja dulu, entar bangun sudah sampai Solo” ujar saya menenangkan Fatih.

Kami memang berencana mengajak Fatih naik Pramex dari Purwosari – Balapan – Purwosari. Sejak awal, saya sudah mencari informasi tentang stasiun Purwosari. Informasi dari seorang teman, Stasiun sudah direhab. Untuk memasuki stasiun dan melihat kereta api dari dekat hanya penumpang kereta api saja yang diperbolehkan, pengantar atau pengunjung hanya sampai di loket depan.

Sesampai di Solo, Ayah disibukkan dengan mencari alamat yang minim informasi. Alamat yang diketahui pak Mukhlas hanya desa sumber tringkil atau sumber tringkilan dan belok kiri setelah lapangan. Ingatan pak Mukhlas juga tidak dapat diandalkan, beliau mengaku kalau sudah lama tidak mengunjungi adiknya. Alhamdulillah setelah 30 menit bertanya ke sana kemari Ayah menemukan juga kediaman pak Zaki.

Usai menjenguk dan dipaksa makan siang, kami segera melanjutkan perjalanan ke stasiun Purwosari. Ayah mencari arah menuju stasiun dengan bantuan GPS di handphone miliknya. Hujan mengiringi perjalananan kami sejak berencana meninggalkan rumah pak Zaki.

Setiba di stasiun, Ayah dan Fatih keluar mengejar kereta yang datang menembus gerimis. Tak lama kemudian, saya menyusul setelah menitipkan Fattah ke Yangti. Kami bertemu di pintu masuk stasiun. Jadwal kereta terdekat pukul 13.30 WIB sementara waktu menunjukkan jam 12.50 WIB. Sambil antri di depan loket, saya memperoleh informasi dari mbak-mbak yang antri kalau kereta dari purwosari lamgsung menuju ke Yogya tidak ke Balapan dulu kemudian kembali ambil penumpang di Purwosari. Waduh, kalau mau ke Yogya kasihan yang lain menunggu kami terlalu lama dan belum jaminan perjalanan pertama Fatih cukup tenang hingga sampai Yogya.

Akhirnya kami putuskan untuk mengejar kereta di Balapan. Rencananya saya dan Fatih akan naik kereta dari Balapan dan dijemput Ayah di Purwosari. Setiba di Balapan, saat antri di depan loket, loh karcis untuk jadwal keberangkatan pukul 13.30 WIB habis, yang dibuka untuk jam 14.30 WIB. Waduh, masih menunggu lebih dari 1 jam. Berat hati, kami putuskan untuk menunda rencana naik kereta. Kasian yang lain.

Fatih jelas kecewa dan rewel, dia ga terima kalau tiket habis. Saya tak menduga adanya perubahan kebijakan, memang informasi yang saya gali sangat minim. Saya kemudian berjanji lain kali saja atau naik kereta di Mall. Sekarang sih dia sudah menerima kalau rencana naik kereta tertunda, meski bangun tidur langsung bercerita tentang kereta.

Sebenarnya kami hanya memfasilitasi ketertarikan Fatih terhadap kereta sembari tetap memperkenalkan hal yang lain. Sama seperti ucapan Kahlil Gibran, kami hanyalah busur yang mengantarkan anak panah kepada tujuannya. Rencana berikutnya, Ayah akan mengajak naik kereta PP Purwodadi- Semarang. Semoga rencana ini berjalan lancar.

24 komentar:

  1. Balasan
    1. wihhh ke solo mak :o , mungkin nanti bisa dibikin artikel tentang berapa budget yang dibutuhkan dan wisata kuliner dan wisata alam nya

      Hapus
  2. pramex itu nama keretanya to mbk??hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, prambanan express. Bukan nama obat lho ya :D

      Hapus
  3. Semoga keinginan naik keretanya cepat terwujud ya fatih :-)

    BalasHapus
  4. Tetap semangat Mak....masih bisa lain kali
    :-)

    BalasHapus
  5. Waah gagal dong acara naik keretanya Mas Fattih :(... lain kali coba lagi ya... :)

    BalasHapus
  6. naik kereta sama anak2 itu menyenangkan ya Mbak, saya juga suka ajak anak2 naik kereta, yg penting keretanya nyaman, pasti anak2 suka dan gak rewel :)

    BalasHapus
  7. Semoga rencana berikutnya lancar ya maak. Anakku juga suka banget sama kereta, sampe beli buku tentang kereta n dibaca setiap hari sampe bukunya leceek. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mainan keretanya dah banyak, bukunya soal kereta, bajunya kereta. Kemarin bilang minta tas kereta..:)

      Hapus
  8. lah nama keretanya emang seperti itu Mak? XD

    BalasHapus
  9. Asik ya naik kereta sama anak, anak bisa belajar macam-macam..pasti ga bisa diem :) kami jg kalo pulkam pasti naik kereta, lebih cepet :)

    BalasHapus
  10. Fatih, jgn sedih ya, tuh mau diajak ayah naek kereta lg. Slm semngat belajar dan bereksplorasi buat fatih ya mak :)

    BalasHapus
  11. Fatih, jgn sedih ya, tuh mau diajak ayah naek kereta lg. Slm semngat belajar dan bereksplorasi buat fatih ya mak :)

    BalasHapus
  12. Aamin...semoga lancar ya mak..untuk rencana selanjutnya.

    BalasHapus
  13. Sabar ya Fatih.. lain kali ajak mas Milzam dan Naufal ya :)

    BalasHapus
  14. Saya malah belum pernah mengajak anak naik kereta api.

    BalasHapus
  15. aku juga senang naik kereta mak...soalnya banyak cerita dan pemandangan menarik selama perjalanan...moga2 perjalanan berikutnya Fatih dan semua bisa lebih menikmati :)...

    BalasHapus
  16. semoga lain kali bisa naik kereta api yaa Fatih, pengalamanku ajak anak naik kereta api pertama kali, dia senang banget

    BalasHapus
  17. ikoot naik kereta ke Solo Maak!
    sekalian mudik :v

    BalasHapus
  18. Fatih kapan-kapan naek kereta ke Jakarta yu

    BalasHapus
  19. anakku pengennaik kereta sdh lama juga, tapi kayaknya ribet yaa...apa pesantiket kereta itu harus jauh-jauh hari, gimana kita yang tinggal jauh dari stasiun apaada semacam agen tiket atau beli online?

    BalasHapus

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Saya senang menerima komentar yang baik dan membangun. Harap tidak meninggalkan link hidup.

Blog Design by Handdriati